Review Yakuza 6 – The Song of Life: Selamat Tinggal Sang Naga!
Selamat Tinggal, Sang Naga!

Ini tentu bukan spoiler. Informasi yang satu ini sudah dibagi SEGA sejak memperkenalkan Yakuza 6: The Song of Life beberapa waktu yang lalu, menyebutnya sebagai kisah yang akan menutup perjalanan Kazuma Kiryu – Naga keluarga Dojima yang sudah eksis sejak seri pertama di era Playstation 2 yang dulu. Walaupun tetap akan membintangi seri-seri Remake Yakuza yang ditawarkan dengan nama “Kiwami”, namun kisah Kiryu dan Haruka tidak akan lagi berlanjut. Ini adalah sebuah cerita yang seharusnya, menyimpulkan segala sesuatunya. Tidak hanya itu saja, SEGA juga sempat mengumumkan eksistensi Shin Yakuza (New Yakuza) untuk menggantikannya, yang sayangnya, masih tanpa kejelasan informasi soal karakter dan cerita yang akan ia usung. Bagi penggemar Yakuza, pertanyaannya tentu saja satu, apakah seri keenam memang menjalankan tugasnya dengan pantas?
Di mata kami, ia hadir memuaskan. Tidak ada lagi cara yang lebih tepat untuk mengucapkan selamat tinggal kepada sosok Kazuma Kiryu yang begitu legendaris, baik di dalam game Yakuza itu sendiri ataupun sebagai karakter ikonik yang mendefinisikan sebuah franchise yang sudah bertahan selama belasan tahun. Ceritanya di awal memang sederhana, namun pelan pasti, berakhir menjadi sebuah kisah kompleks penuh konspirasi yang melibatkan semua pihak kriminal yang selama ini Anda hadapi, dari Triad China hingga Jing-Weon dari Korea Selatan. Yang menarik adalah bagaimana setiap dari mereka datang dengan satu sikap yang sama – menghormati sosok Kazuma Kiryu sebagai Naga keluarga Dojima, sebagai Yondaime – pemimpin keempat Tojo Clan, dan pernah mendengar sepak terjangnya di masa lalu yang legendaris. Walaupun bukan pertama kalinya Kiryu mendapatkan perlakuan seperti ini, namun melihat bahwa kekuatan dan popularitas seperti ini masih melekat pada sosoknya yang sudah menua tentu jadi sesuatu yang melegakan. Apalagi tidak hanya Kiryu, kisah beberapa karakter “tidak signifikan” di misi sampingan masa lampau juga muncul di sini, termasuk salah satu pemimpin sekte sesat dan sang Pocket Fighter yang kini beruban.


Ada rasa apresiasi lebih pula bahwa SEGA tetap memastikan bahwa game ini, memang menjadikan Kazuma Kiryu sebagai fokus. Alih-alih memaksakan kembalinya Goro Majima sebagai karakter yang bisa dimainkan untuk memperpanjang waktu gameplay misalnya, mereka memastikan bahwa perhatian dan investasi emosional Anda memang mengarah pada sosok Kiryu saja. Sebagai sebuah seri yang diracik untuk menjadi kesimpulan dari segala sesuatunya, SEGA juga meracik sebuah seri yang dari sisi cerita, terhitung “mewah” dan bombastis. Bahwa ini bukan lagi sekedar cerita tentang konflik organisasi kriminal dan dendam masa lampau yang memang sudah dijadikan sebagai salah satu cerita yang seringkali dieksplorasi oleh franchise Yakuza, tetapi sudah menyangkut konspirasi tingkat tinggi, pembunuhan, dan misteri yang lebih besar daripada sekedar kehidupan seorang kriminal itu sendiri.
Bagi para penggemar Yakuza, kisah ini ditutup dengan apa yang Anda harapkan dari sosok Kiryu itu sendiri. Sebuah sosok yang sudah kita kenal selama belasan tahun, tanpa sekalipun pernah memperlihatkan idealisme yang “bengkok”. Walaupun harus diakui, kehadiran fitur Live-Chat yang ditawarkan seri keenam ini juga membawa kepribadian mata keranjang Kiryu ke level yang baru.

Satu yang pasti, dengan konfirmasi soal kehadiran seri Yakuza terbaru di masa depan yang tidak lagi berfokus pada Kiryu, SEGA tentu saja punya pekerjaan berat untuk memenuhi lubang yang ditinggalkan karakter yang begitu ikonik ini. Kiryu sudah membuktikan dirinya sebagai karakter yang dalam dan “kaya”, yang walaupun di beberapa titik terasa klise, namun cukup untuk membuat anda meneteskan air mata ketika momen itu tiba. Menciptakan karakter yang terlalu mirip Kiryu dari sisi kepribadian atau justru, terlalu bertolak belakang, akan membuat Shin Yakuza nantinya, akan dipandang sebelah mata. Selamat tinggal, sang naga! Selamat datang untuk lubang besar tidak tergantikan di industri game.
Kesimpulan

Sebagai sebuah kisah yang didesain untuk mengakhiri kisah salah satu karakter paling ikonik di industri game, SEGA melakukan sebuah pekerjaan yang pantas untuk diacungi jempol. Mempertahankan semua elemen yang Anda sukai dan cintai dari sebuah seri Yakuza, implementasi teknologi baru via Dragon Engine berhasil membawa game ini ke level baru. Kita tidak sekedar membicarakan kualitas visualisasi yang lebih baik saja, tetapi juga cerita, implementasi fitur, detail karakter, hingga animasi serangan lebih halus yang membuat sensasi pertarungannya menjadi berbeda. Di sisi lain, ia juga menawarkan konten mini-game yang juga lebih gila dari sisi kualitas, walaupun harus diakui, tidak lagi sebanyak seri-seri sebelumnya. Untuk sebuah seri yang didesain untuk platform generasi terkini, Yakuza 6 memenuhi dan bahkan melebihi ekspektasi Anda. Ada sesuatu yang istimewa dari seri yang siap mengucapkan selamat tinggal pada sosok Kiryu ini.
Walaupun demikian, game ini sendiri tidak bisa terbilang sempurna. Ada beberapa keluhan yang mungkin akan dirasakan oleh gamer yang sudah cukup familiar dengan seri yang satu ini. Seperti yang kami bicarakan sebelumnya, minimnya kuantitas mini-game yang Anda temukan di sini, terutama dari sisi konten dewasa yang ada tentu saja, sedikit mengecewakan. Padahal dengan kemajuan teknologi yang kini akhirnya mengikuti perjalanan Kiryu, ada banyak hal yang sebenarnya bisa mereka lakukan. Salah satu keluhan yang sangat kami sayangkan juga ada pada potret sang kota kedua – Hiroshima yang sayangnya, tidak bisa terbilang besar dan aktif. Visualiasi kota yang jadi kota sentral untuk cerita Yakuza 6 ini memang indah, namun ada sesuatu yang terasa begitu kurang darinya. Entah karena aktivitas kerja warga yang tidak banyak merefleksikan bahwa ini adalah sebuah kota yang begitu berbeda dengan Kamurocho, atau sekedar karena luasnya yang tidak menawarkan banyak sisi eksplorasi.
Namun di luar kedua keluhan tersebut, Yakuza 6 tampil memesona hampir di semua sektor. Ia adalah sebuah game action yang pantas untuk dilirik, sebuah seri Yakuza yang pantas menyandang predikat sebagai salah satu seri yang terbaik, sebuah penutup cerita yang begitu pantas untuk sosok legendaris sekelas Kazuma Kiryu, dan sebuah game yang tampil begitu memesona dari sisi kualitas visual. Gamer yang tidak terlalu familiar dengan franchise ini memang butuh mendedikasikan waktu untuk sedikit memahami cerita yang ada, namun kami bisa meyakinkan, bahwa pada akhirnya, ekstra kerja keras tersebut akan terbayar manis. Gamer yang sudah mengikuti game ini sejak awal eksistensinya di era Playstation 2? Tidak ada alasan untuk tidak menikmatinya!
Kelebihan

- Detail kualitas visual, terutama karakter yang mengagumkan
- Cerita serius, kompleks dan memancing rasa penasaran
- Voice acting
- Sistem pertarungan tidak lagi menggunakan ragam gaya
- Sebagian bangunan bisa dimasuki tanpa waktu loading
- Misi sampingan yang terasa lebih relevan dengan kondisi saat ini
- Kualitas mini-game yang meningkat
- Scene pertarungan yang masih dramatis
- Yua Mikami
- Kekerasan tanpa filter
Kekurangan

- Kuantitas mini-game berkurang
- Hiroshima sebagai setting utama, terasa kurang istimewa
Cocok untuk gamer: yang sudah mengikuti seri Yakuza selama ini, menginginkan game action dengan cita rasa drama kriminal Jepang
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan sensasi ala GTA, belum cukup umur












