JagatPlay: Menjajal Detroit: Become Human – 2 Jam Pertama!

Reading time:
April 23, 2018

Visualisasi Mumpuni

Detroit Become Human b roll jagatplay 48
Menjadi salah satu kekuatan mereka di masa lalu, Quantic Dream kembali menghadirkan kualitas visual mumpuni dengan Detroit Become Human.

Salah satu kekuatan Quantic Dream di produk mereka sejak era Playstation 3 via Heavy Rain dan Beyond: Two Souls adalah kemampuan mereka untuk menawarkan kualitas visualisasi memanjakan mata di produk mereka. Detroit: Become Human menjadi sesuatu yang lebih “istimewa” mengingat produk ini adalah debut untuk engine teranyar mereka – Kara Engine. Maka seperti yang bisa diprediksi, presentasi grafis yang Anda dapatkan, terutama di versi Playstation 4 PRO yang kami cicipi di Filipina ini, akan siap untuk membuat Anda jatuh hati sejak pandang pertama.

Salah satu penyempurnaan yang cukup terasa adalah detail wajah yang kini ditampilkan lebih baik. Kita tidak hanya berbicara soal detail seperti garis wajah, pori-pori kulit, atau sekedar gerak mata yang terasa lebih hidup saja, tetapi juga kemampuannya merepresentasikan emosi seperti apa yang tengah memenuhi setiap karakter ini. Yang menarik adalah bagaimana cara mereka memperlakukan hal yang berbeda untuk para Android dan manusia itu sendiri. Manusia secara garis besar jauh lebih ekspresif dibandingkan para Android, yang juga dicitrakan lewat gerak wajah mereka ini. Karakter manusia selalu tersenyum, tertawa, mengernyitkan dahi, hingga memperlihatkan gigi mereka saat marah, sementara Android, di kondisi seperti apapun, akan hadir dengan wajah yang lebih datar. Namun ketika mereka mulai memperlihatkan emosi tertentu, Anda akan mulai merasakan bahwa mereka, memang tidak banyak berbeda dengan manusia itu sendiri. Sebuah pendekatan yang membuat atmosfer terbangun lebih mustahil.

Detroit Become Human b roll jagatplay 39
Detail wajah dan ekspresi emosi yang bisa mereka hadirkan.
Detroit Become Human b roll jagatplay 46
Walaupun para Android bisa berekspresi, namun Anda tetap akan lebih sering menemukannya di sosok manusia yang ada.

Kami juga harus mengacungkan dua jempol untuk cara Quantic Dream “menangani” area eksplorasi terbatas yang harus Anda hadapi sejak awal permainan, setidaknya hingga 2 jam permainan yang kami cicipi. Bergerak dari satu chapter ke chapter lainnya dalam lingkup terbatas, lingkungan yang ditawarkan Detroit: Become Human memang tidak begitu luas. Ilusi dihadirkan lewat proses render yang memang memperlihatkan bahwa Anda tengah berada di sebuah tempat besar dengan ragam aktivitas di samping kiri. Namun bagaimana cara mereka untuk membatasi dan “melarang” Anda menuju ke tempat-tempat ini sembari meminimalisir komplain yang mungkin terjadi karena area eksplorasi yang sempit? Dengan membuatnya sebagai “fitur dan keterbatasan” Anda sebagai seorang Android. Mengingat bahwa majikan Anda sudah menugaskan Anda untuk melakukan hal tertentu, Anda tidak diperbolehkan untuk “jalan-jalan”, oleh karena itu sistem operasi di dalam diri Anda membatasi gerak Anda ke area-area tersebut, yang disinyalkan dengan sebuah pagar data berwarna merah. Kami melihatnya sebagai sebuah pendekatan yang cerdas.

Detroit Become Human b roll jagatplay 53
Presentasi yang siap untuk membuat Anda jatuh hati sejak pandangan pertama.

Dari sisi presentasi yang lain, tidak ada yang perlu Anda keluhkan. Musik mungkin tidak terasa seberapa memorable, namun tetap menyatu dan memperkuat atmosfer untuk aktivitas apapun yang tengah Anda lakukan. Secara keseluruhan, Anda tetap akan merasakan sensasi menonton sebauh film interaktif khas Quantic Dreams, lewat gerak animasi karakter yang halus, voice acting, detail wajah, ekspresi, hingga reaksi yang natural terhadapi situasi tertentu. Satu hal yang perlu dicatat hanyalah lambatnya plot permainan di awal. Untuk membangun atmosfer dan membantu Anda mendapatkan gambaran lebih jelas soal apa itu Detroit: Become Human, setidaknya satu jam permainan pertama Anda akan diisi dengan begitu banyak aktivitas membosankan sebagai seorang Android yang notabene di sini, merupakan asisten rumah tangga. Namun setelahnya, pace cerita akan bergerak lebih cepat dan intens. Anda hanya perlu bertahan dan berjuang menikmati 1 jam pertama, itu saja.

Detroit: Become Human, Pantaskah Ditunggu?

Detroit Become Human b roll jagatplay 38
Sebagai gamer yang selama ini mencintai apa yang ditawarkan oleh Quantic Dream via Fahrenheit (Indigo Prophecy), Heavy Rain, dan Beyond: Two Souls, kami berada di hype tertinggi untuk menyambut kehadiran Detroit: Become Human itu sendiri.

Sebagai gamer yang selama ini mencintai apa yang ditawarkan oleh Quantic Dream via Fahrenheit (Indigo Prophecy), Heavy Rain, dan Beyond: Two Souls, kami berada di hype tertinggi untuk menyambut kehadiran Detroit: Become Human itu sendiri. Dua jam permainan awal yang kami cicipi seolah menjadi penegasan bahwa secara pondasi, ini adalah pengalaman sebuah cerita interaktif yang selama ini melekat pada nama Quantic Dream. Namun di sisi lain, ia hadir dengan penyempurnaan, garis cerita bercabang yang lebih banyak dan kompleks, visualisasi yang jauh lebih baik, dan konflik menarik yang diceritakan lewat tiga karakter dengan kepentingan berbeda. Namun jika harus memilih satu hal yang membuat kami jatuh hati adalah fakta bahwa ia terasa menyuguhkan sebuah dunia futuristik dengan masalah sosial yang realistis. Tidak ada usaha untuk memperhalus atau mempercantiknya, tetapi menyuguhkannya selugas mungkin dengan ragam skenario yang mau tidak mau, membuat Anda harus merefleksikan nilai hidup dan basis moral Anda sendiri.

Detroit: Become Human sendiri rencananya akan dirilis pada tanggal 25 Mei 2018 mendatang, eksklusif untuk Playstation 4.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…