Review Senran Kagura Reflexions: Pijat Tanpa Manfaat!

Gamer mana yang belum pernah mendengar nama Senran Kagura sebelumnya? Terlepas apakah Anda secara terbuka mengakui bahwa Anda adalah seorang fans atau masih menyangkal namun tetap menyimpan perhatian lebih untuk franchise milik Marvelous, eksistensinya memang sulit untuk diabaikan begitu saja. Apalagi jika Anda punya rasa cinta yang kuat pada seri animasi Jepang dengan karakter-karakter wanita yang punya desain sensual di atasnya. Karena mau diakui atau tidak, sensualitas memang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari nama Senran Kagura. Sesuatu yang tetap mereka bawa untuk seri teranyar yang sejak awal pengenalannya, diklaim didesain khusus untuk Nintendo Switch.
Sudah tersedia terlebih dahulu untuk pasar Jepang dan akhirnya tersedia di pasar Barat dengan proses translasi untuk teks saja dan tidak audio, Senran Kagura Reflexions akhirnya tersedia untuk gamer Nintendo Switch yang penasaran dengan apa yang ia tawarkan. Marvelous memang mendesain game ini khusus untuk Switch dengan motivasi mendemonstrasikan apa yang bisa dilakukan kontroler unik konsol hybrid ini – Joy-Con dalam bentuk gameplay dan visual khas Senran Kagura. Anda bisa melihatnya selayaknya sebuah “versi berbeda” dari 1-2 Switch, game yang memang didesain oleh Nintendo untuk melakukan hal tersebut. Dengan harga yang terjangkau, kami memutuskan untuk ikut melompat masuk.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu in? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang ternyata, sebuah game pijat tanpa manfaat? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Seperti yang bisa diprediksi ada dua “plot” yang berkembang di situ. Satu plot adalah cerita dan satu “plot”-nya lagi berhubungan dengan bagian tubuh yang sepertinya tidak akan asing lagi untuk Anda yang seringkali berselancar di internet. Satu plot menjadi bagian penting Senran Kagura Reflexions, sementara yang lainnya benar-benar bisa diabaikan begitu saja. Jika kita berbicara soal plot dalam pengertian cerita, maka langkah kedua ini yang bisa Anda ambil.
Senran Kagura tentu saja membawa Anda masuk ke dalam semesta Senran Kagura dari perspektif orang pertama. Menggabungkannya dengan nama “Reflexions” yang memang ditujukan untuk menjelaskan proses pijat refleksi, Anda sepertinya sudah paham cerita yang hendak disajikan. Di tengah kelas ninja yang begitu berat, Anda berperan sebagai teman dekat Asuka yang berusaha membuatnya jauh lebih nyaman dan tenang dengan semua tanggung jawab berat yang ia pikul. Romansa menjadi inti dan diproyeksikan lewat beragam sentuhan untuk membuatnya lebih rileks.


Maka inti cerita tersebut lah yang dibangun. Bahwa sentuhan-sentuhan kecil yang Anda lakukan pada Asuka ternyata tidak membuat imajinasi Anda saja yang liar, tetapi juga imajinasi Asuka itu sendiri. Pelan tapi pasti, seolah tenggelam dalam ekstasi, Asuka juga mulai membayangkan beragam skenario pertemuan dengan Anda yang selalu berkaitan dengan urusan pijat memijat ini. Hingga pada akhirnya tentu saja, mengembangkan dan mengekspresikan perasaannya kepada Anda.

Dengan plot minim seperti ini, tidak ada kejutan atau sesuatu yang menarik yang bisa Anda tangkap dari sisi cerita yang ada. Pada akhirnya, Senran Kagura memang lebih diracik untuk mengeksploitasi sisi sensual karakter-karakter Senran Kagura, dalam hal ini – Asuka.