JagatPlay di TGS 2018: Menjajal DEMO One Piece – World Seeker!
Salah satu seri manga / anime terpopuler sepanjang masa, tidak ada keraguan untuk memberikan predikat tersebut kepada One Piece yang kisah bajak lautnya, memang terus berlanjut hingga saat ini terlepas dari eksistensinya yang sudah menembus angka 20 tahun. Popularitas yang terus bertahan kuat dengan basis fans fanatik yang masif inilah yang juga membuat dirinya menjadi ladang potensial bagi Bandai Namco untuk diadaptasikan menjadi video game dari beragam genre. Ada keinginan dan mimpi untuk membuatnya mampu merepresentasikan daya tarik versi anime / manga-nya lebih dari sekedar game dengan tipe musou atau fighting saja, misalnya. Ambisi tersebut akhirnya ingin diwujudkan via judul terbaru – One Piece: World Seeker.
Sehari sebelum TGS 2018 digelar, kami berkesempatan untuk diundang ke markas besar Bandai Namco di Tokyo untuk menjajal seri terbaru One Piece: World Seeker ini. Namun mengingat proses pengembangan masih berjalan di awal, tentu apa yang kami jajal bisa jadi tidak mewakili tidak hanya kualitas saja, tetapi juga mekanik gameplay seperti apa yang akan ditawarkan di versi final nanti. Waktu rilis yang masih panjang masih memberikan cukup banyak waktu bagi Bandai Namco untuk menyempurnakan segala sesuatunya. Porsi gameplay yang kami jajal juga terhitung cukup pendek dan lebih difokuskan untuk memperlihatkan seperti apa bentuk pengalaman yang bisa kita antisipasi nanti, terutama dari sisi bertarung.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh One Piece: World Seeker ini? Apakah ia menjadi game yang cukup layak untuk diantisipasi?
Dua Mode
Sejak ia diperkenalkan, Bandai Namco memang sudah menjelaskan bahwa World Seeker, terlepas dari statusnya sebagai game open-world, hanya akan menjadi Luffy – sang karakter protagonis utama sebagai karakter yang bisa Anda gunakan. Karakter-karakter krunya tentu saja akan hadir di sini, namun hanya sebatas karakter pendukung untuk mendorong cerita saja. World Seeker sendiri mengambil sebuah setting original bernama – Prison Island yang pulaunya memang terbagi ke dalam dua kutub – penduduk yang setuju dengan kehadiran Navy di sana dan mereka yang menolak. Untuk pertama kalinya Luffy harus bertarung dengan tokoh antagonis utama yang alih-alih kembali diperkua dengan buah iblis, kini akan menjadikan pengetahuan sebagai basis kekuatan. Sebuah pendekatan yang berbeda.
Maka selayaknya sebuah game action yang bisa Anda prediksi, World Seeker menawarkan sensasi untuk menjadi seorang Luffy dalam serangkaian animasi serangan dan aksi yang setara dengan versi manga atau animenya. Ada opsi untuk bermain secara stealth, dengan langsung menyerang dari belakang dan menundukkan musuh yang tidak sadar. Sebuah aksi yang tentu saja, lebih minim resiko. Kekuatan karet milik si Luffy juga ditranslasikan dengan tepat, terutama pada saat bertarung. Dari sesi demo singkat yang kami jajal, kekuatan karet tersebut memang tidak mempengaruhi sistem gerak sama sekali, yang masih didasarkan pada aksi berlari. Namun Luffy punya kemampuan untuk menangkap musuh dan melontarkan dirinya ke arah mereka dengan instan jika dibutuhkan.
Maka seperti layaknya game action pada umumnya, Luffy akan menggunakan kemampuan bertarungnya untuk menundukkan musuh-musuh yang ada. Hadir dengan sebagian besar merupakan Navy, varian musuh yang harus Anda hadapi juga beragam dan punya kemampuan mereka masing-masing. Ada Navy standar yang tidak memberikan ancaman, namun ada pula tipe yang membawa shield untuk ekstra pertahanan hingga yang berukuran cukup besar dengan jumlah HP lebih besar dengan serangan yang cukup mematikan. Dan tentu saja di titik tertentu, setidaknya dari versi demo yang kami jajal ini, Anda akan bertarung melawan boss yang tentu butuh ekstra perhatian dan strategi untuk ditundukkan, terutama dari urusan menghindari serangan-serangan miliknya.
Sistem gameplay ala game action pada umumnya juga diaplikasikan di sini, dimana menekan satu tombol berulang-ulang akan membuat menghasilkan serangan kombinasi yang ada. Mengumpulkan bar power hingga penuh, dan Anda akan bisa mengakses serangan spesial yang tentu saja lebih mematikan. Fungsinya sendiri menyebar dari kemampuan untuk melambatkan waktu dan memungkinkan Anda memasukkan serangan lebih banyak, hingga meminta Luffy melakukan serangan memutar seperti tornado ataupun melancarkan serangan pukulan bertubi-tubi unutk damage lebih besar. Berita baiknya? Setidaknya dari versi demo yang kami jajal, akses terhadap kekuatan ini bisa dibilang cukup mudah. Ini berarti bar power mudah terisi dan serangan-serangan ini bisa sering diakses selama Anda ingat dan jeli.
Yang menarik adalah fakta bahwa Luffy tidak hanya memiliki satu saja, tetapi dua buah mode bertarung yang disebut sebagai “Stance”. Stance pertama berfokus pada kecepatan, sementara stance kedua berfokus pada kekuatan, dan keduanya bisa digonta-ganti dengan bebas dengan hanya menekan d-pad bagian bawah saja. Seperti yang bisa diprediksi, memilih salah satu stance berarti mengorbankan atribut sebaliknya. Memilih kekuatan berarti membuat kecepatan serang Anda lebih rendah, namun damage lebih besar. Sementara ketika memilih kecepatan, maka damage akan lebih rendah, namun Anda bisa melancarkan serangan kombinasi yang lebih cepat.
Walaupun akses terhadap serangan spesial tetap serupa, kedua stance ini menawarkan sesuatu yang berbeda pula. Stance kekuatan jika Anda pilih misalnya, akan berpengaruh pada animasi serangan kombinasi Luffy yang terasa lebih berat. Otomatis, ia akan efektif untuk melawan musuh Navy dengan tameng misalnya berkat animasi serangan terakhirnya yang bisa membuka pertahanan tersebut. Namun kerugiannya? Ia tidak bisa melakukan aksi evade dengan teleport seperti ketika Anda mengambil stance kecepatan. Stance kecepatan memungkinkan Luffy untuk menghindari serangan dengan cepat dan melancarkan animasi serangan yang bertubi-tubi, tetapi sekali lagi, dengan damage lebih rendah.
Namun sayangnya, terlepas dari klaim soal konsep open-world yang ia usung, kami tidak bisa melihat seberapa besar dunia yang ditawarkan oleh World Seeker ini karena fungsi peta yang masih tertutup. Namun jika melihat desain peta kecil yang ia tawarkan, sepertinya Anda akan dihadapkan pada aktivitas berbasis ikon ala Assassin’s Creed dan bukan eksplorasi seperti Breath of the Wild atau Far Cry 5 misalnya.