Preview Assassin’s Creed Odyssey: Aksi dan Konsekuensi!

Meragukan, ini mungkin reaksi pertama yang diperlihatkan gamer ketika Ubisoft secara resmi mengumumkan Assassin’s Creed Odyssey untuk tahun 2018 ini. Bagaimana tidak? Setelah sempat sesumbar soal tidak adanya lagi format rilis tahunan yang berakhir menghasilkan seri Origins yang pantas untuk diacungi jempol, Odyssey dilepas setahun setelahnya. Format gameplay dan user-interface yang mirip seolah mengesankan bahwa game ini sekedar proses “re-skin” dari Origin di setting Yunani Kuno. Lebih anehnya lagi? Setelah sebuah seri bernama Origins yang memang seharusnya menjelaskan asal muasal Assassins sebagai sebuah organisasi rahasia, Odyssey justru muncul sebagai prekuel darinya. Namun untungnya, setelah menjajalnya secara langsung, keraguan tersebut pun terlihat seperti kekhawatiran yang tidak beralasan.
Kesan Pertama
Jika harus berbicara soal kualitas visualisasi, Odyssey memang tidak terlihat berbeda signifikan dibandingkan Origins. Salah satu detail yang ditambahkan dan diperkuat hanya adalah animasi gerak dan detail wajah yang memang esensial, mengingat percakapan dan reaksi karakter kini memainkan peran lebih penting. Sementara untuk lingkungan, Yunani dan Mesir Kuno tentu saja dua setting yang berbeda. Padang pasir super kering di Origins kini berganti dengan desa, tumbuhan, hutan, dan gunung tinggi yang menjulang tinggi di kejauhan. Namun seperti halnya Origins, kesempatan untuk proses eksplorasi tetap terbuka luas lewat kemampuan memanjat yang tidak lagi dibatasi oleh area yang punya celah atau lekukan saja. Anda bisa melakukannya kini di hampir semua terrain yang ada.
Di atas permukaan, Odyssey memang terasa mirip dengan Origins. Namun begitu mencicipinya, Anda akan bisa memahami bahwa sesuatu yang unik dan berbeda dengan seri teranyar ini. Kita tidak sekedar bicara soal kebebasan untuk memilih karakter utama atau sistem pertarungan action RPG yang lebih ditonjolkan saja, tetapi lewat sisi opsi dan konsekuensi ala game action RPG “Bioware” atau The Witcher 3 yang kini disematkan di dalamnya.
Saat menjajalnya, ia berujung bukan sekedar gimmick. Opsi dan aksi yang Anda ambil akan menghasilkan konsekuensi tersendiri, baik eksplisit ataupun implisit. Kerennya lagi? Dengan semua cabang cerita yang bisa terjadi, setidaknya dari pengalaman gameplay 16 jam kami sebelum artikel preview ini, Ubisoft bekerja keras untuk membuat respon dan jalannya percakapan terasa natural mungkin mengikuti hasil pilihan Anda tersebut. Sebagai contoh? Ada satu di titik cerita dimana kondisi membuat kami harus memilih satu di antara dua opsi yang ada, dan situasi tersebut didesain sebegitu dilematisnya. Ada sebuah keluarga terjangkit penyakit menular dari sebuah desa yang diyakini oleh pendeta setempat, masih tanpa obat. Dengan dua anak masih kecil, keluarga ini memelas belas kasihan. Warga kota yang lain sudah dibinasakan dan dibakar untuk menghentikan penyakit ini, dan keluarga inilah yang terakhir.
Pendeta meminta Anda untuk mendukung aksi mereka membinasakan kota di tengah belas kasihan ini. Kami pun berujung tidak tega, memilih sang keluarga, dan membunuh sang pendeta. Anda merasa seperti pahlawan pembela kebenaran dan cerita pun berlanjut. Satu jam kemudian, Anda mendapatkan berita bahwa kota asal kini terjangkit penyakit aneh, tanpa penyembuh, dan jatuh pada tragedi. Ketika Anda kembali, Anda bisa melihat bagaimana kota menjadi kusam, banyak orang penyakitan, dan mayat-mayat ditimbun untuk dibakar. Ini hanya satu porsi dari masalah opsi dan konsekuensi yang harus sudah Anda ambil. Dari titik ini, kami mulai memahami, bahwa klaim Ubisoft memang bukan omong kosong.
Ditambah dengan dunia luas yang juga mendukung sistem pertarungan kapal dan upgrade yang membuat Anda haus untuk mengumpulkan resource yang ada, serta sistem progress karakter dan juga senjata yang juga pantas untuk diacungi jempol, Odyssey membangun pondasi sebuah game open-world yang fantastis. Cita rasa “Assassin” di dalam judulnya mungkin tidak lagi kentara, namun apa yang ia tawarkan kini membuatnya muncul sebagai game action RPG yang solid. Aktivitas yang ia tawarkan juga begitu banyaknya, hingga dalam 16 jam permainan kami, sebagian besar dihabiskan untuk menyelesaikan misi sampingan saja. Kerennya lagi? Misi sampingan kini juga didukung dengan cerita ala Origins dan The Witcher 3, seperti yang selama ini Anda kenal. Beberapa mekanik lain seperti Mercenaries – pertarungan melawan NPC spesial ala Shadow of War, Cultist – pertarungan untuk meruntuhkan organisasi rahasia dengan berburu para pendukungnya, hingga Conquest – pertempuran masif untuk memperebutkan wilayah juga disuntikkan di sini.
Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, yang sepertinya masih akan sangat panjang jika dibandingkan dengan konten yang ada, izinkan kami melemparkan segudang screenshot fresh from oven di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan gambaran soal apa itu Assassin’s Creed Odyssey. THIS IS SPARTA!!
RAW Screenshot
(4K dengan Playstation 4 PRO)












