Preview Battlefield V: Perang Besar Memanjakan Mata!
Selalu punya identitas unik di tengah persaingan game-game FPS bertema militer, terlepas dari tema apapun yang hendak mereka usung, Battlefield memang selalu punya tempat yang khusus di hati gamer. Namun seolah berkebalikan dengan Battlefield 1 yang mendapatkan respon positif dan hype yang begitu besar di awal pengenalannya, DICE bisa disimpulkan menangani marketing sang seri terbaru – Battlefield V dengan kurang cermat. Sikap yang antagonistik terhadap pendapat gamer yang mengkritisi soal trailer perdana yang jauh dari akurasi sejarah perang dunia kedua berujung buruk. Apalagi masa beta perdananya justru membuat banyak hal baru yang hendak disuntikkan oleh DICE berujung jadi bumerang yang mengacaukan sensasi permainannya. Berita baiknya? Keraguan tersebut saat ini, hilang.
Kesan Pertama
Pada akhirnya, Battlefield V tetaplah seri Battlefield yang selama ini Anda kenal, lengkap dengan mode single-player yang kini akan membawa Anda ke beragam garis depan perang dunia kedua. Tiga kisah berbeda dari tiga lini berbeda dibangun dengan basis pengalaman yang serupa dengan Battlefield 1, namun kini mengusung sensasi semi open-world yang lebih intens daripada pertempuran dari satu koridor ke koridor lain. Dengan setiap karakter yang kini dilengkapi dengan sebuah teropong untuk menandai beragam hal penting, Anda seperti menikmati seri Far Cry namun dalam perpektif para prajurit perang dunia kedua. Skema dunia lebih terbuka ini memberikan Anda kesempatan untuk menyelesaikan ragam misi yang ada sesuai dengan yang Anda inginkan, bahkan stealth sekalipun.
Namun yang terpenting dan terhebat dari sebuah seri Battlefield selalu soal pertempuran skala besar di mode multiplayer-nya yang fantastis. Berhasil mencatat dan mengimplementasikan banyak feedback dari masa beta yang harus diakui, terasa seperti mimpi buruk, multiplayer-nya kini terasa jauh lebih baik bahkan ketika dibumbui dengan ragam fitur baru yang disuntikkan. Kita berbicara soal kerjasama tim yang kini punya peran lebih penting, sistem peluru dan health yang terbatas, peran kelas yang kini lebih jelas dan memang punya pengaruh signifikan dalam pertempuran, dan tanpa ada lagi paksaan sistem resource terbatas yang sempat jadi mimpi buruk di masa beta. Pertempuran dengan kendaraan di zona besar, dari dalam kota, desa pinggiran, hingga gurun kering dengan begitu banyak tank.
Ada banyak hal yang salah di masa beta yang berakhir diperbaiki oleh DICE di versi final ini dan berakhir menjadi pertempuran Battlefield yang nyaman. Kehadiran fitur baru seperti Fortifying kini memungkinkan kelas seperti Support punya andil lebih besar untuk mengubah jalannya pertempuran walaupun tidak harus ikut bertempur. Ia juga jadi strategi baru yang bisa mengubah jalannya pertempuran. Sebagai contoh? Menyediakan waktu untuk menyusun kantung pasir dan pagar kawat besi di peta Aerodome, khususnya saat menutup dua pintu besar hangar di point C akan membuat aksi Anda bertahan jauh lebih efektif daripada sekedar membiarkannya terbuka.
Dan tentu saja, mustahil rasanya untuk membicarakan Battlefield V tanpa membicarakan teknologi “Ray-tracing” yang kini tersedia di versi PC. Alasan yang sama mengapa kami memilih versi ini untuk proses preview dan review nantinya. Dengan teknologi RTX 2080Ti di tangan dan “jeroan” PC lain yang ada, kami menguji teknologi DXR yang untuk pertama kalinya, tersedia untuk industri game ini. Maka semua screenshot yang Anda nikmati di bawah ini sudah menggunakan teknologi tersebut. Kami bahkan secara sengaja “memotret” beberapa scene yang memang difokuskan untuk hal tersebut. Kami juga tertarik untuk membicarakan seberapa pantas teknologi ini dikejar di artikel review nanti.
Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami melemparkan segudang screenshot fresh from oven di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan gambaran apa yang ditawarkan oleh Battlefield V, terutama di PC. Ini adalah sebuah perang skala besar yang siap untuk membuat mata Anda termanjakan.