Protes Kondisi Kerja, Karyawan Dev. League of Legends Walkout
Video game memang menyenangkan. Namun proses meraciknya? Sepertinya tidak semenyenangkan yang kita bayangkan. Beberapa artikel investigatif dari situs gaming luar sepertinya membuka mata kita akan budaya kerja yang sama sekali tidak sehat. Kasus inilah yang sempat melanda Riot Games – developer di balik League of Legends lewat laporan investigatif beberapa bulan lalu yang membuka mata soal budaya kantor yang pantas disebut “Toxic”. Dari management yang sering melemparkan komentar tidak pantas hingga karyawan wanita yang menjadi sasaran ucapan yang kasar, karyawan Riot Games akhirnya angkat bicara. Mereka melawan.
Untuk pertama kalinya di sejarah industri game, karyawan sebuah studio developer raksasa melakukan walkout sebagai wujud protes atas kebijakan management dan budaya keseluruhan perusahaan yang disebut toxic. Sekitar 150 karyawan Riot Games berdiri di luar kantor, meneriakkan aspirasi mereka untuk “Riot yang lebih baik”. Karyawan hadir untuk menolak proses arbitrasi yang sempat didengungkan Riot, mendukung tuntutan hukum atas kasus pelecehan yang kini berada di meja hijau, serta mengkritik Riot sebagai perusahaan yang tidak memperlihatkan usaha untuk berubah setelah laporan investigatif Kotaku beberapa bulan yang lalu. Tidak ada indikasi bahwa Riot siap tampil beda.
Menanggapi protes ini, Riot sendiri menegaskan bahwa mereka tidak akan mengambil langkah “balas dendam” untuk karyawan-karyawan yang angkat bicara ini. Sementara itu, League of Legends saat ini masih tetap mempertahankan predikat sebagai salah satu game MOBA terpopuler di dunia.
Source: Kotaku