Review Blood & Truth: Bak Aktor Film Laga!

Pelan tapi pasti, game VR mulai berbentuk seperti produk komersial yang seharusnya. Di awal pengenalannya, hampir sebagian besar produk yang bertebaran di pasaran, bahkan yang ditawarkan di harga level AAA sekalipun, berakhir tak ubahnya sebuah demo teknis. Banyak dari mereka berakhir sebagai game pendek yang tidak punya intisari gameplay yang memuaskan. Tidak heran jika banyak gamer yang melihat VR dengan kacamata skeptis. Berita baiknya? Tren tersebut mulai berubah. Dengan potensi dan kualitas yang sempat diperlihatkan Capcom dengan Resident Evil 7 misalnya, banyak yang mulai menjadikan VR sebagai pondasi untuk game penuh mereka. Sebuah produk kreatif yang dikombinasikan dengan sensasi lebih imersif. Termasuk, Sony London Studio.
Sepak terjang Sony London Studio untuk game VR memang bukan lagi “hal baru”. Di awal ketika Playstation VR baru diperkenalkan kepada publik, mereka merupakan developer salah satu produk awal – Playstation VR Worlds yang diposisikan sebagai demo teknis perihal genre dan gameplay seperti apa saja yang bisa Anda capai dengan teknologi mutakhir tersebut. Salah satu game di dalam PSVR Worlds tersebut adalah The London Heist yang merupakan game action dari kacamata orang pertama. Beberapa tahun setelahnya, Sony London Studio kini mengembangkan ide The London Heist tersebut menjadi sebuah game VR penuh dengan tema serupa. Sesuatu yang berakhir di tangan kita sebagai Blood & Truth.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Blood & Truth? Mengapa kami menyebutnya sebagai game VR yang akan membuat Anda merasa bak aktor film laga? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Walaupun menawarkan setting yang sama dengan The London Heist, Blood & Truth tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan proyek perdana VR The London Studio tersebut. Jadi, tidak pernah ada keharusan untuk mencicipi salah satu game andalan Playstation VR Worlds tersebut terlebih dahulu.
Anda berperan sebagai seorang veteran bernama Ryan Marks yang harus kembali ke London setelah berita kematian sang ayah. Namun keluarga Marks bukanlah keluarga yang “biasa”. Ia ternyata berasal dari salah satu keluarga organisasi kriminal terbesar dan tersukses di London yang menolak untuk mengikuti sepak terjang ayahnya. Ia lebih memilih untuk menjalani karir militer dan meninggalkan hal-hal tersebut di belakang.


Namun kembalinya Marks ke keluarga untuk berkumpul kembali dengan sang ibu, adik perempuan dan laki-lakinya ternyata tidak semulus yang dibayangkan. Belum sempat mayat ayahnya mendingin, keluarganya ternyata didatangi oleh keluarga kriminal rival yang datang dengan satu tujuan jelas – mengancam keluarga Marks. Bahwa dengan tidak ada laginya sosok sang ayah, kelompok rival ini menginginkan semua teritori yang sempat mereka kuasai. Namun seperti yang bisa diprediksi, keluarga Marks tidak akan menerima hal tersebut mentah-mentah. Mereka memutuskan untuk melawan balik.
Seiring dengan progress cerita, pelan tapi pasti, Anda menemukan banyak kejanggalan. Dimulai dari kemunculan Kayla – seorang mantan militer dengan kemampuan luar biasa yang berdiri di belakang keluarga rival Marks hingga eksistensi beragam senjata modern yang tidak mungkin bisa mereka dapatkan dan kuasai begitu saja. Situasi kian kompleks ketika CIA – badan intelijen Amerika Serikat ternyata menaruh perhatian besar pada “perang” yang seharusnya tidak lebih dari sekedar perseteruan antara dua keluarga kriminal ini.


Apa yang sebenarnya terjadi? Kebenaran seperti apa yang juga yang akhirnya dibongkar seorang Ryan Marks? Pengorbanan apa yang harus ia lalui untuk mempertahankan keluarga yang ia cintai? Anda tentu saja harus memainkan Blood & Truth untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.