JagatPlay di TGS 2019: Menjajal Dragon Ball Z – Kakarot!
Sebutkan satu franchise anime / manga yang paling banyak dieksplorasi di industri game, bahkan sejak puluhan tahun yang lalu di generasi-generasi awal konsol? Maka tidak ada lagi nama yang lebih tepat untuk mengemuka dan muncul di bagian teratas daftar selain Dragon Ball Z. Manga racikan Akira Toriyama ini memang terhitung legendaris dan memuat begitu banyak elemen yang membuatnya cocok untuk diadaptasikan dalam beragam genre video game, dari fighting, action, hingga RPG sekalipun. Menariknya lagi? Puluhan tahun setelah seri pertamanya, Dragon Ball masih menemukan cara dan jalan untuk tetap eksis di industri game dengan kualitas sebagian besar produk yang pantas untuk diacungi jempol.
Setelah Dragon Ball FighterZ bersama Arc System Works yang memesona, Bandai Namco kini bersandingan kembali dengan CyberConnect2 untuk meracik game action RPG berbasiskan semesta “Z” – Dragon Ball Z: Kakarot. Maka seperti nama yang ia usung, ia akan kembali mereka ulang cerita klasik Dragon Ball yang sebenarnya sudah dipresentasikan puluhan kali di sepanjang sejarah industri game, masing-masing dengan pendekatan dan keunikan mereka sendiri. Mengingat nama “Z” yang ia usung, maka ceritanya akan terbentang di beberapa arc dari kehadiran Raditz, pertempuran para Android, pertarungan saga Cell, hingga konfirmasi konflik sengit melawan sang Iblis Buu. Tentu ada usaha untuk menyuntikkan beberapa hal original di dalamnya.
Kami sendiri berkesempatan untuk menjajal sedikit gameplay Dragon Ball Z: Kakarot di event pre-TGS 2019 minggu lalu, langsung di kantor Bandai Namco, Jepang. Kami menjajal dua jenis demo yang tersedia: eksplorasi yang juga memuat pertarungan melawan Raditz dan pertempuran melawan Cell yang memang difokuskan untuk memberikan Anda sedikit gambaran soal skenario pertarungan yang lebih intens. Lantas, bagaimana impresi yang ia hadirkan?
Apa itu Dragon Ball Z: Kakarot?
Seperti nama yang ia usung, Anda sepertinya sudah bisa memprediksi dengan tepat apa itu Dragon Ball Z: Kakarot. Benar sekali, dengan nama “Z” yang ia usung, ini berarti kisah Dragon Ball yang kembali berfokus pada petualangan Goku muda dari era bertemunya ia dengan Raditz hingga arc terakhir melawan Iblis Buu yang super kuat. Bedanya? Tidak seperti Dragon Ball FighterZ yang hadir dengan genre fighting, Dragon Ball Z: Kakarot adalah sebuah game action-RPG. Pertarungan memang dilakukan dalam format tiga dimensi seperti seri Xenoverse misalnya, namun kini dibanjiri dengan begitu banyak angka-angka bertebaran di layar yang diposisikan sebagai damage.
Maka selayaknya game Dragon Ball selama ini, ia juga akan diisi dengan cut-scene cut-scene ikonik super dramatis yang sepertinya akan terasa super familiar dengan gamer penggemar franchise ini. Satu yang menarik? Alih-alih menawarkan angle baru, setidaknya dari sesi demo kami melawan Raditz dan Cell, Bandai Namco memutuskan untuk mereka ulang adegan-adegan ini dalam bentuk yang setia dengan sumber materi utamamya. Ini berarti Anda akan bertemu dengan angle kamera yang setia dengan versi komik / anime, dialog percakapan, hingga beragam efek yang muncul. Tentu saja, kesemuanya dipadukan dengan kualitas visualisasi yang terlihat lebih baik. Presentasi ini, lengkap dengan suara efek serangan dan teriakan khas tiap karakter akan cukup untuk memuaskan para penggemar franchise ini.
Namun bukan berarti, Bandai Namco tidak akan menawarkan sesuatu yang original di dalamnya. Walaupun kami sendiri belum bertemu dengan sosok yang satu ini di versi demo singkat yang kami jajal, namun Bandai Namco sudah memastikan bahwa mereka akan menyuntikkan karakter original bernama – Bonyu yang notabene merupakan mantan anggota pasukan Ginyu yang memutuskan untuk keluar, karena merasa tidak cocok dengan pose pembuka kelompok pasukan khusus tersebut. Karakter ini diracik langsung oleh Akira Toriyama. Game seperti ini juga akan memuat serangkaian misi sampingan (yang akan kami bicarakan nanti) untuk memberikan perspektif lebih jelas soal dunia yang ditawarkan oleh Dragon Ball itu sendiri.
Maka, untuk Anda yang sudah bolak-balik menikmati seri Dragon Ball Z baik dari seri komik, anime, atau video game, Dragon Ball Z: Kakarot akan menawarkan sesuatu yang familiar di sana. Yang ia jual adalah level fan-service yang lebih optimal lewat implementasi visualisasi lebih baik di beragam cut-scene super dramatis yang mendefinisikan Dragon Ball Z selama ini. Dari sisi cerita dan karakter, setidaknya dari versi demo yang kami jajal, tidak akan ada yang akan “mengubah” game ini secara signifikan dari sisi cerita. Ini bukan skenario alternatif, ini bukan cerita original, ini adalah reka ulang dari saga “Z” yang ikonik.