Review Dragon Ball Z – Kakarot: Open World Tak Berfaedah!
Open World Tak Berfaedah

Maka seperti masalah elemen RPG yang ia usung dan berujung tidak memberikan pengalaman ekstra yang signifikan, begitu juga dengan konsep open-world yang diusung oleh Dragon Ball Z: Kakarot ini. Ia memang menawarkan representasi dunia Dragon Ball yang selama ini Anda inginkan dengan akurasi yang mengagumkan, namun eksekusinya sendiri tidak bisa dibilang matang. Kami sempat membicarakan kekecewaan kami bagaimana konsep ini berakhir dengan region terpisah alih-alih sebuah dunia besar yang terhubung satu sama lain. Semuanya diperburuk dengan loading screen yang kian mengacaukan segala sesuatunya. Berusaha menikmati sisi open-world Dragon Ball Z: Kakarot seolah membawa kami kembali ke masa beberapa tahun yang lalu, ketika Koei Tecmo berusaha melakukan hal yang sama dengan Dynasty Warriors 9.
Karena konsep open-world yang diusung Dragon Ball Z: Kakarot memang gagal memperlihatkan faedah sama sekali. Sebagian besar region berakhir menjadi sebuah ruang kosong dengan level interaktivitas yang begitu minim. Ia berakhir menjadi ruang bagi Goku untuk bergerak dari satu titik ke titik lainnya, sembari berharap bahwa Anda memang menyukai mekanisme terbang yang ia tawarkan, yang sayangnya juga tidak bisa dibilang nyaman untuk dieksekusi. Kami sendiri cukup kecewa saat menemukan bahwa sebagian besar kota yang Anda temui di dunia berakhir menjadi ruang kosmetik tanpa memuat gedung yang bisa Anda masuki. Level interaktivitas dengan penduduk kota juga minim. Anda misalnya, tidak diperkenankan untuk iseng menghancurkan kota atau “membunuh” penduduk tidak bersalah pada saat menggunakan Majin Vegeta sekalipun. Alhasil, sebagian besar pertarungan memang berakhir dengan alam liar sebagai setting.


Salah satu alasan lain mengapa dunia open-world Dragon Ball Z: Kakarot tidak begitu menarik adalah karena minimnya motivasi untuk melakukan proses eksplorasi. Memang ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan di dalamnya, dari berburu resource material yang bisa dikumpulkan dengan sekedar bergerak mendekat item yang dimaksud atau menambang menggunakan energi Ki Anda. Anda juga bisa memancing dengan animasi pembuka yang bisa disebut, terlalu panjang. Beberapa aktivitas ini memang menarik di awal, namun seiring dengan progress cerita, ia semua kehilangan relevansinya. Tidak ada alasan yang kuat mengapa Anda harus melakukan proses eksplorasi sama sekali, membuat alasan untuk bergerak kesana-kemari di region yang sudah terhitung sempit dan bersiap melewati banyak loading screen tidak lagi dipandang menjadi opsi.
Memang ada beberapa hal yang terasa pantas dikejar di awal. Proses pengumpulan material, terutama untuk proses masak-memasak akan memberikan kesempatan bagi Chi-Chi atau Chef lainnya di kota untuk membuatkan Anda masakan dengan efek buff tertentu dalam jangka waktu spesifik. Satu jenis makanan atau rangkaian makan siang penuh dari Chi-Chi bisa meningkatkan status dalam waktu beberapa puluh menit, dari meningkatkan serangan melee hingga mendongkrak jumlah EXP yang Anda dapatkan selesai bertarung. Namun aksi ini juga kehilangan relevansinya seiring waktu karena: satu, berkunjung ke rumah Goku berarti harus melewati loading screen kembali dan dua, nyaris semua pertarungan bisa Anda selesaikan tanpa menggunakan buff sekalipun, terutama untuk pertarungan yang berhubungan dengan cerita utama. Sementara kegunaan material yang lain? Membangun ruang untuk latihan yang bisa menambahkan skill pasif untuk Goku, Gohan, atau Vegeta juga berujung tidak sepenting yang dibayangkan karena lagi-lagi, Anda bisa menyelesaikan game ini tanpanya.


Maka dengan kombinasi seperti ini, satu-satunya alasan mengapa dunia Dragon Ball Z: Kakarot pantas untuk menyita waktu Anda hanyalah ketika ia mulai memuat 7 buah Dragon Balls di dalamnya – yang notabene merupakan pondasi franchise ini. Terlihat jelas di Dragon Radar tanpa perlu banyak usaha untuk menemukan mereka, Anda hanya perlu berkeliling ke 7 buah region berbeda untuk mendapatkan setiap dari mereka. Jika berhasil terkumpul dan Anda berujung memanggil Shenron, Anda bisa meminta 3 permintaan dari opsi yang sudah fixed, seperti membangkitkan kembali musuh yang sudah Anda kalahkan sebelumnya (akan melahirkan side mission baru yang biasanya berisikan reward Emblem untuk Community Board), uang tambahan, Z-Orbs tambahan, dan juga item langka untuk ragam aktivitas yang lain. Melihat bahwa opsi pengumpulan ini tersedia dan bekerja selayaknya di versi anime / manga adalah sesuatu yang pantas untuk diapresiasi.
Alasan lain yang juga terasa pantas untuk membuat Anda sibuk juga berkutat pada boss rahasia dengan karakter original yang bisa Anda “kejar” di sini. Sang boss rahasia ini tentu punya tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan pertarungan terakhir melawan Buu kecil sekalipun. Untuk bisa membuka aksesnya, Anda harus melawan begitu banyak musuh ber-aura merah yang tersebar di beberapa region hingga mereka luluh lantak sebelum Anda bisa mengakses boss rahasia yang uniknya, juga didukung dengan kisah originalnya sendiri ini. Tentu saja ini semata-mata untuk menguji kemampuan Anda jika Anda menginginkan sedikit ekstra tantangan mengingat rewardnya sendiri di luar Trophy dan Achievement, terhitung tidak sepadan.

Dunia Dragon Ball Z: Kakarot juga diisi dengan beberapa side mission yang selain memberikan ekstra kisah untuk dieksplorasi, terutama bagi karakter-karakter pendukung yang jarang mendapatkan highlight di anime / manga, juga akan memberikan reward cukup sepadan. Anda bisa mendapatkan D-Medal di sini, sebuah resource yang dibutuhkan untuk membuka serangan spesial baru bagi tiap karakter yang bisa digunakan. Anda juga bisa mendapatkan ekstra material, dari bahan masakan hingga tambang untuk digunakan setelahnya. Namun daya tariknya memang terletak pada kesempatan menyelami lore ekstra untuk karakter dan cerita yang tidak pernah Anda tahu sebelumnya. Apalagi karakter-karakter dari era sebelum Dragon Ball Z aka Goku kecil juga hadir di game ini sebagai bagian dari dunia yang Anda jelajahi.


Namun sayangnya, eksistensi misi sampingan ini juga memberikan highlight tersendiri untuk “tidak matangnya” eksekusi Bandai Namco untuk membangun game open-world + action RPG yang solid. Apa pasal? Karena mereka sepertinya juga tidak memikirkan UI yang dibutuhkan untuk memastikan pengalaman yang lebih lancar saat menikmatinya. Beberapa misi sampingan biasanya berisikan NPC yang menuntut interaksi dengan karakter spesifik dan tidak bisa ditukar. Ini berarti ada misi yang hanya bisa dipicu oleh Gohan, hanya Goku, atau hanya Vegeta saja. Berita buruknya? Game ini tidak menyediakan opsi ganti karakter utama secara langsung untuk mengakomodir kebutuhan ini. Jadinya? Anda harus masuk terlebih dahulu ke menu utama, masuk ke menu Party, memilih karakter yang Anda inginkan sebagai karakter yang dikendalikan, keluar dari menu utama, dan baru bisa memicu misi sampingan seperti ini. Dengan begitu banyaknya misi sampingan yang ada, ini akan jadi kebutuhan yang menjengkelkan.
Maka seperti kasus yang terjadi dengan Dynasty Warriors 9 dari Koei Tecmo dan bagaimana elemen RPG-nya tidak banyak berpengaruh pada kenikmatan pengalaman bermain yang ada, sisi open-world Dragon Ball Z: Kakarot juga berakhir memiliki faedah yang cukup pantas untuk dibicarakan. Selain kesempatan untuk mengumpulkan Dragon Ball dan bertarung melawan boss rahasia, ia berakhir menjadi sekedar uang bagi Goku untuk terbang kesana-kemari tanpa level interaktivitas pada dunia yang bisa dipuja-puji. Bahkan konsepnya justru harus membuat Anda melewati banyak loading screen yang bisa berakhir memicu stress tersendiri.
Kesimpulan

Dragon Ball Z: Kakarot di atas kertas adalah sebuah game Dragon Ball dengan sebuah konsep yang pantas untuk diantisipasi. Namun sayangnya di akhir, ia berujung menjadi game dengan eksekusi yang kurang matang.
Jelas bahwa di luar serunya sistem pertarungan dan akurasi penggunaan tata suara yang fantastis, sang tim developer sepertinya tidak banyak memikirkan matang apa yang perlu mereka persiapkan, apa yang perlu mereka tawarkan, dan apa yang perlu mereka racik untuk membuatnya tampil sebagai game Dragon Ball yang tidak hanya nostalgic saja, tetapi tetap bisa dinikmati sebagai game terpisah bahkan untuk mereka yang tidak terlalu familiar dengan franchise ini sekalipun. Untuk saat ini, ia memuat lebih banyak kekurangan daripada kelebihan untuk dibicarakan. Ia bahkan tidak memuat sesi QTE yang walaupun di game lain seringkali dicaci, namun jadi salah satu mekanik yang cocok di Dragon Ball, apalagi saat Anda berhadapan dengan scene ikonik adu bola sinar yang menghinggapi hampir semua pertarungan besar yang ada. Fakta bahwa scene-scene berakhir pasif, meninggalkan sedikit rasa pahit di hati.
Bahkan cukup untuk membuat paragraf yang biasanya di review kami ini difokuskan untuk sekedar berdiskusi soal poin kekurangan yang lebih sedikit atau berimbang, kini lebih digunakan untuk membicarakan kelebihan Dragon Ball Z: Kakarot itu sendiri. Kami memang menyukai sistem pertarungan dan sistem cari Dragon Ball yang benar-benar bisa membuat Anda memanggil Shenron dengan ekstra 3 permintaan-nya. Kami juga menyukai efek tata suara dan pemilihan soundtrack dari anime yang pas, sekaligus beberapa reka ulang scene ikonik dalam bentuk baru yang pantas diapresiasi. Namun selebihnya, sulit rasanya untuk mengangkat Dragon Ball Z: Kakarot ke level yang lebih tinggi, baik sebagai game Dragon Ball Z, sebagai game action RPG, ataupun sebagai game open-world itu sendiri.
Maka pantaskah Dragon Ball Z: Kakarot ditunggu? Jika Anda merupakan fans seri anime / manga yang sekedar hendak bernostalgia atau yang sekedar datang untuk merasakan pertarungan cepat-nya yang destruktif, maka Anda akan mendapatkan kepuasan dari seri yang satu ini. Namun jika Anda datang untuk urusan yang lain, dari keinginan mendapatkan sesuatu yang baru dan original terutama untuk scene yang familiar atau menginginkan game action RPG yang solid, Anda mungkin akan berakhir kecewa. Kami sendiri merekomendasikan Anda untuk meliriknya di tingkat harga yang lebih rasional dibandingkan dengan rilis saat ini.
Kelebihan
- Sistem pertarungan yang cepat dan intens
- Representasi dunia Dragon Ball yang terasa tepat
- OST anime yang dimanfaatkan maksimal
- Sistem kumpul Dragon Ball dan pemanggilan Shenron yang unik
- Scene ikonik mendapatkan reka ulang yang baru atau reka ulang sama dengan efek epic serupa.
Kekurangan

- Terlalu banyak Loading Screen
- Konsep open-world tidak memberikan nilai tambah apapun
- Open-world minim interaktivitas dan motivasi untuk dijelajahi
- UI tidak dipikirkan matang untuk memfasilitasi fungsi tertentu
- Beberapa scene ikonik dilewatkan tanpa alasan yang jelas
- Tidak terasa seperti sebuah game RPG
- Progress karakter terikat kuat pada cerita
- Strategi spam serangan AOE membuat pertarungan fisik tidak lagi relevan di end-game
- Jumlah karakter playable minim
- Angka-angka terlalu “membengkak” hingga tidak terasa relevan saat bermain
Cocok untuk gamer: yang ingin bernostalgia dengan cerita Dragon Ball Z, mencintai sistem pertarungan Dragon Ball dalam format tiga dimensi
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan game open-world dengan kualitas di atas rata-rata, yang berharap ia memiliki konsep RPG yang seharusnya