Review Resident Evil 3 Remake: Dua Kacamata, Dua Rasa!

Reading time:
April 13, 2020

Sekadar Tergeletak

Resident Evil 3 Remake part 1 jagatplay 11 1
Kenikmatan Anda memainkan RE3 Remake akan bergantung pada “kacamata” yang Anda gunakan.

Apakah Resident Evil 3 Remake adalah sebuah game action horror yang sangat bisa dinikmati? Kami akan tanpa ragu menjawab, iya. Membangunnya dari proses remake di seri sebelumnya yang terhitung memesona, mengaplikasikan sistem yang jauh lebih action di beragam elemen, Anda masih akan mendapatkan ketegangan dan keseruan yang sama. Namun pada akhirnya, ini bukanlah sebuah seri yang akan mampu membuat semua gamer jatuh hati dan memuja-mujinya seperti yang terjadi di Resident Evil 2 Remake. Capcom mengambil banyak keputusan ekstrim dengan aksi perjalanan milik Jill ini dan beberapa di antaranya harus diakui, akan memicu pendapat yang berbeda bergantung pada sudut pandang seperti apa Anda memandangnya. Bahwa mereka yang sempat mencicipi seri originalnya dan mereka yang belum pernah merasakan Resident Evil 3 di era PS1 dulu akan punya sensasi yang berbeda.

Mereka yang belum pernah memainkan seri Resident Evil 3 original akan sangat mungkin menikmati pendekatan baru yang lebih tidak dipenuhi dengan rasa stress ini. Jika Anda berangkat langsung dari Resident Evil 2 Remake ke seri ini tanpa pernah mencicipi seri originalnya sama sekali, ia terasa seperti perpanjangan kisah yang fantastis. Memang ada sedikit perubahan di sana-sini yang justru membuat pengalaman berujung menyegarkan, dengan sisi permainan yang lebih ditonjolkan untuk menundukkan Nemesis di beragam kesempatan alih-alih lari darinya seperti halnya Mr.X. Fakta bahwa Anda juga bertemu dengan beberapa karakter cameo dari seri kedua juga memperkuat nilai tambah.

Resident Evil 3 Remake part 1 jagatplay 31 1
Untuk yang tidak familiar dengan seri originalnya, ia akan jadi seri kelanjutan yang tetap menarik.
Resident Evil 3 Remake part 1 jagatplay 160
Yang mungkin dikeluhkan hanya keterbatasan mode saja.

Bagi gamer pendatang baru yang sudah mencicipi Resident Evil 2 Remake, dua keluhan yang bisa mengutara mungkin berpusat pada minimnya mode tambahan setelah tamat dan juga pengalaman audio yang tidak setara. Untuk yang pertama, mengingat Resident Evil 3 Remake akan berakhir setelah skenario selesai dan hanya menawarkan tingkat kesulitan lebih tinggi alih-alih 4 buah skenario berbeda yang menarik untuk dicicipi ala Residenet Evil 2 Remake, ia bisa berasa seperti sebuah game super singkat yang punya konten yang terbatas. Dengan terbatasnya skenario tambahan juga yang diambil dari beberapa perspektif dengan ekstra mode, Resident Evil 3 Remake berusaha menebusnya dengan “Resistance” yang akan kita bahas di sesi selanjutnya. Sementara dari sisi audio? Cara kerja Nemesis yang sedikit berbeda dengan Mr.X membuat horror sensori audio di seri sebelumnya tidak lagi berjalan seefektif di seri yang satu ini.

Sementara bagi gamer yang sudah mencicipi seri originalnya, kacamata lebih negatif sepertinya akan digunakan untuk melihat Resident Evil 3 Remake ini, termasuk yang terjadi dengan kami. Tidak ada usaha untuk membandingkan dan menuntut sebuah proses remake yang benar-benar mereplika pengalaman dan setting yang ia usung. Namun sulit untuk tidak mengakui bahwa melihat game ini dari kacamata “seri originalnya” benar-benar membuat Resident Evil 3 Remake seolah dibangun tanpa jiwa sama sekali.

Keluhan pertama tentu saja adalah lokasi. Memang tidak seperti seri kedua yang banyak mengambil lokasi di RPD yang tertutup, fakta bahwa Jill lebih banyak berpetualang di Raccoon City tentu membuatnya berakhir mengunjungi beragam lokasi yang tidak ada di Resident Evil 2. Berita buruknya? Banyak lokasi yang di seri-seri original tersebut tidak lagi kembali di seri Remake ini, dari Clocktower hingga Park. Permasalahannya adalah fakta bahwa setting-setting ini begitu ikoniknya hingga membuang mereka dan sama sekali tidak terlihat berusaha mengadaptasikannya ke proses remake adalah keputusan yang membingungkan. Minimnya lokasi ini juga berarti kesempatan lebih sedikit bagi Nemesis untuk muncul dan menebar lebih banyak terror untuk Anda, yang kemudian berakhir membuat monster ini terasa lebih scripted dan punya peran lebih kecil dari seri originalnya. Minimnya kesempatan aksi kejar-mengejar ini membuat Nemesis terasa “sekadar ada” daripada entitas yang penting dalam cerita, setidaknya kesan itu yang berakhir mengemuka.

Resident Evil 3 Remake part 1 jagatplay 128 1
Ada banyak lokasi dari seri original yang tidak kembali di sini.
Resident Evil 3 Remake part 1 jagatplay 135
Begitu minim puzzle, segala sesuatunya terasa sekadar tergeletak begitu saja.

Salah satu keluhan terbesar kami sebagai gamer yang mencicipi seri originalnya? Bahwa seri Resident Evil 3 Remake ini memutuskan untuk membuang sistem puzzle yang notabene bisa dibilang sebagai “nyawa” dari sebuah seri Resident Evil. Bahwa di keseluruhan gameplay, hanya ada satu misi yang meminta Anda untuk berpikir dan memecahkan sesuatu. Sebagian besar “tantangan” lain berakhir sekedar mencari kunci dan mendapatkan benda-benda yang tergeletak begitu saja. Ini bagi kami, adalah bagian yang paling mengecewakan.

Mengapa? Karena Resident Evil 2 Remake sebelumnya berhasil membangun keseimbangan antara modernisasi dan pendekatan puzzle nyaris tidak masuk akal tersebut. Memang puzzle di seri kedua tersebut tidak dijadikan sebagai fokus, namun melihat bahwa Anda masih harus mencari-cari medal, melepas sesuatu dari tongkat, memutar-mutar simbol yang notabene termasuk puzzle “tidak masuk akal” namun tetap jadi bagian tidak terpisahkan dari semesta Resident Evil membuat hati kami jatuh cinta sejak pandangan pertama. Di Resident Evil 3 Remake ini? Semua elemen tersebut dibuang atas nama cita rasa action. Kami tidak menuntut kembalinya puzzle ikonik seperti “Water Sample” di seri original, kami hanya menginginkan lebih banyak puzzle untuk diselesaikan untuk mendapatkan cita rasa franchise yang ikonik ini. Kami tidak ingin segala sesuatunya tergeletak untuk Anda kumpulkan begitu saja.

Resident Evil 3 Remake part 1 jagatplay 69
Minimnya lokasi dan alternatif solusi untuk melawan justru berujung mencederai kesempatan Nemesis untuk bersinar sebagai antagonis.

Konsep minim puzzle ini juga “membunuh” alternatif solusi untuk menundukkan Nemesis yang tersedia di seri originalnya, yang harus diakui adalah daya tarik tersendiri. Kami tentu tidak menuntut kembalinya sesi Live Selection yang tidak lagi relevan untuk cita rasa gameplay berkesinambungan di era modern saat ini. Namun di seri originalnya, bersama dengan Nemesis yang berusaha mengejutkan Anda di beragam lokasi, ada aksi membuka gas dan menghancurkan keseluruhan dapur untuk menundukkannya atau membuka keran acid dan membuatnya terluka ketika ia berakhir melewatinya. Di Resident Evil 3 Remake, semua pertarungan dan pertemuan tersebut berakhir jadi uji tembak peluru grenade launcher dan shotgun secepat yang Anda bisa. Hal ini merenggut sensasi Nemesis sebagai sebuah makhluk yang menyeramkan. Untuk sekali lagi, seperti halnya yang terjadi di sesi puzzle, semua solusi untuk menundukkan Nemesis kini tergeletak begitu saja untuk Anda kumpulkan.

Resident Evil 3 Remake pada dasarnya bukanlah sebuah game yang buruk. Namun mengingat nama Remake yang ia usung, sulit rasanya untuk tidak membandingkannya dengan sang seri original yang notabene menjadi sumber materi utamanya. Maka rasa cinta Anda pada seri ini sepertinya akan dipengaruhi dengan seberapa familiar Anda dengan seri originalnya dan sensasi seperti apa yang ia tawarkan di masa lalu.

RESISTANCE yang Sebenarnya Seru

resident evil resistance jagatplay 2
Hadir sebagai “mode multiplayer” yang tersedia dalam client terpisah, RE Resistance sebenarnya serupa.

Ada narasi bahwa satu-satunya alasan mengapa Capcom tidak memiliki cukup banyak waktu untuk menyuntikkan lebih banyak konten untuk Resident Evil 3 Remake berangkat dari kesibukan mereka meracik Resident Evil Resistance – sebuah mode multiplayer dengan client terpisah yang mereka bundle dalam paket penjualan yang ada. Tidak ada satupun gamer yang menuntut game multiplayer seperti ini, namun Capcom sepertinya optimis bahwa konsep seperti inilah yang akan berujung mereka nikmati. Terlepas dari resistensi yang muncul dari fans, apalagi ia ditengarai menjadi salah satu penyebab peningkatan harga jual, Resident Evil Resistance sebenarnya sebuah game multiplayer yang seru yang sayangnya, juga diikuti dengan kata “tetapi” di dalamnya.

Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, Resident Evil Resistance adalah sebuah game multiplayer asimetris dalam format 4 vs 1. 4 player berperan sebagai Survivor yang bak hero, akan memiliki skill-nya masing-masing, sementara 1 player lainnya akan berperan sebagai Mastermind yang lewat perspektif kamera dalam ruangan akan memasang beragam perangkap, zombie, hingga boss di dalam ruangan untuk menghalangi keempat survivor melarikan diri. Ada beragam setting yang bisa dipilih, yang masing-masing juga datang dengan objektif berbeda. Survivor harus bekerjasama dan sang Mastermind harus membangkitkan hasrat psikopat miliknya. Konsepnya sederhana.

resident evil resistance jagatplay 37
Ia adalah game multiplayer simetris yang memungkinkan Anda berperan jadi Mastermind atau Survivors.
resident evil resistance jagatplay 29
Mastermind mengambil sudut pandang kamera untuk meletakkan monster dan jebakan.

Eksekusi Resident Evil Resistance juga berujung matang dan cukup berimbang, baik ketika Anda memainkan para survivor atau menjadi si Mastermind itu sendiri. Survivor cukup terbantu dengan fakta bahwa tidak hanya bisa mendapatkan ragam item saja, mereka juga bisa membeli senjata lebih kuat dan item penyembuh untuk menghancurkan ancaman apapun yang dikeluarkan si Mastermind. Kesempatan untuk menggunakan kemampuan spesial mereka masing-masing di timing yang tepat sesuai karakter juga akan membuat perjalanan ini lebih mudah. Sisanya? Memastikan koordinasi berjalan matang dan mereka akan selamat. Setiap karakter ini juga tetap rentan, namun tidak cukup rentan untuk bisa tunduk dengan hanya satu atau dua zombie para Mastermind saja.

resident evil resistance jagatplay 13
Gameplay berakhir cukup berimbang.
resident evil resistance jagatplay 19
Baik Survivor ataupun Mastermind punya banyak opsi “mengganggu” pihak yang lain.

Sementara dari sisi Mastermind yang geraknya dibatasi oleh jumlah resource yang berjalan bak Mana di Hearthstone misalnya, daya tarik muncul dari kebutuhan untuk mengatur strategi dan beradaptasi dengan ragam situasi yang muncul. Apakah Anda termasuk Mastermind yang lebih senang “bermain” di ruang sempit dan mengalokasikan semua monster dan perangkap di sana? Ataukah Anda termasuk Mastermind yang lebih senang menjaga pintu keluar pada Survivor ketika mereka sudah menyelesaikan objektif mereka? Karakter survivor mana yang ingin Anda habisi lebih dulu? Kami sendiri jauh lebih senang memainkan karakter Mastermind yang seperti namanya, memang butuh berstrategi lebih banyak.

Maka seperti yang diprediksi, terlepas dari konsep multiplayer yang ternyata seru, Resident Evil Resistance datang dengan kata “tetapi” yang cukup mengkhawatirkan. Salah satunya adalah konsep upgrade yang ia usung. Dengan setiap pertandingan akan memberikan resource yang tidak hanya bisa diarahkan untuk membeli item kosmetik saja, mata uang yang sama juga bisa digunakan gamer untuk membeli crate-crate yang berisikan modifikasi skill, baik ketika Anda menjadi Mastermind ataupun Survivor. Sepertinya Anda sudah bisa memprediksi kemana keluhan ini mengarah. Benar sekali, Capcom menyediakan Anda sebuah skema beli menggunakan uang nyata untuk item bernama RP Booster – yang notabene mempercepat Anda untuk mendapatkan peti-peti ini. Jelas, ada potensi Resident Evil Resistance berakhir menjadi game pay-to-win, terlepas dari seberapa balancing pun ia diusung.

resident evil resistance jagatplay 25
Crates yang selain berisikan item kosmetik, juga skill card untuk memperkuat karakter Anda – Survivor ataupun Mastermind.
resident evil resistance jagatplay 26
BIG OOF

Ini tentu saja menjadi pemandangan yang cukup mengecewakan mengingat bagaimana eksistensi mode multiplayer ini seharusnya menjadi “perpanjangan”untuk Resident Evil 3 Remake. Namun yang dilakukan Capcom adalah langsung membumbui game multiplayer yang satu ini dengan kesempatan pay-to-win yang bahkan mereka jual secara lugas di halaman utama. Harus jujur, terlepas dari gameplay yang seru, kondisi ini membuat kami cukup enggan menyentuh Resistance lebih lanjut.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

April 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Kim Hyung-Tae dan Lee Dong-Gi (Stellar Blade)!

Kami berkesempatan ngobrol dengan dua pentolan Stellar Blade - Kim…
April 24, 2024 - 0

Review Stellar Blade: Tak Hanya Soal Bokong dan Dada!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Stellar Blade ini? Mengapa kami…
April 22, 2024 - 0

Review Eiyuden Chronicle – Hundred Heroes: Rasa Rindu yang Terobati!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes ini?…
April 11, 2024 - 0

Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon’s Dogma 2? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…