Model Bisnis Baru The Culling 2020 Tuai Kritik dan Tawa
Tidak ada lagi cerita dari pahlawan menjadi sampah terbaik di industri game selain melihat apa yang berhasil dilakukan Xaviant dengan judul game battle-royale mereka, The Culling. Menjadi salah satu game battle-royale pertama yang tersedia di industri game dan sempat meraih popularitas di beragam komunitas, langkah yang diambil Xaviant di setiap sudut The Culling selalu berakhir “membunuh”-nya. Kita bicara soal seri sekuel yang gagal di pasaran, usaha untuk kembali ke seri originalnya yang setengah hati, dan kini dengan model bisnis yang langsung menuai kritik dan tawa. The Culling 2020 sepertinya akan mati sebelum berkembang.
Apa yang terjadi? Untuk alasan yang tidak jelas, Xaviant memanfaatkan model bisnis terburuk yang selama ini hanya eksis di lelucon-lelucon soal keserakahan developer / publisher saja. Untuk The Culling 2020 yang akan tersedia di Xbox One terlebih dahulu sebelum akan tersedia untuk PC nantinya, Xaviant menetapkan strategi seperti ini:
- The Culling 2020 akan tampil sebagai game berbayar
- Player hanya bisa memainkan 1 game online / hari
- Untuk bisa memainkan lebih dari 1 game / hari, gamer harus menggunakan Online Match Token
- Online Match Token bisa diperoleh dengan: (a) menang battle royale atau (b) membelinya dengan uang nyata
- Online Match Token dijual dengan harga: 3 token (USD 0,99), 10 token (USD 2,99), dan 20 token (USD 4,99)
- Xaviant juga menyediakan Online Pass – untuk gameplay tidak terbatas selama 7 hari seharga USD 1,99 atau 30 hari seharga USD 5,99
Seperti yang bisa diprediksi, format model bisnis yang tidak biasa ini langsung memancing kritik di kalangan gamer dan media gaming, apalagi mengingat betapa tidak relevannya nama The Culling di industri game saat ini.
Bagaimana dengan Anda? Berapa banyak dari Anda yang setuju dengan format monetisasi dengan sistem pembayaran / pertandingan seperti ini?