Kelompok Ransomware Serang Capcom, Tuntut Tebusan 156 Miliar Rupiah!

Entah apa yang tengah terjadi di industri game saat ini, namun kasus peretasan sepertinya menjadi sesuatu yang tengah marak terjadi. Banyak yang berspekulasi bahwa sistem kerja dari rumah yang mengitari industri game, yang membuat karyawan harus mengunduh dan mengunggah dari server kantor ke rumah dan sebaliknya menjadi salah satu alasan utama. Beberapa kasus berat mengemuka, dari bocornya data The Last of Us Part II hingga source code Watch Dogs: Legion berukuran 560 GB dari server internal Ubisoft beberapa hari yang lalu. Kini, kasus yang sama juga terjadi dengan develoepr asal Jepang – Capcom. Lagi-lagi datang dari kelompok Ransomware.
Kelompok Ransomware yang disebut sebagai Ragnar Locker ini secara terbuka mengklaim berhasil membobol server Capcom dan mengunci beragam informasi berukuran setidaknya 1 TB. Tidak terkait video game secara langsung memang, namun data-data ini disebut berhubungan dengan informasi rahasia seperti kontrak, NDA, data penjualan, informasi karyawan dan klien, hingga informasi finansial yang lain. Capcom sendiri masih menyelidiki kasus ini dan menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada kebocoran informasi dari sisi user. Mereka mengakui serangan memang sempat terjadi di tanggal 2 November 2020 yang lalu, memaksa mereka mematikan jaringan Capcom Group untuk waktu tertentu.


Ragnar Locker sendiri mengklaim berhasil melakukan enkripsi untuk setidaknya 2.000 perangkat di dalam jaringan Capcom dan tentu saja, mengamankan data-data dari sana. Mereka meminta tebusan sekitar USD 11 juta atau sekitar 156 Miliar Rupiah dalam bentuk bitcoin dengan janji untuk menghapus semua data yang sudah mereka curi, sembari melemparkan laporan mendalam terkait kelemahan sistem jaringan Capcom Group. Ragnar membuka situs negosiasi khusus untuk Capcom di halaman Tor mereka.
Capcom sendiri masih belum angkat bicara soal langkah yang akan mereka ambil selanjutnya. Ragnar sendiri sebelumnya sempat membobol beberapa perusahaan besar seperti Perusahaan Energi Portugal – EDP. Bagaimana kasus ini akan berakhir? Kita tunggu saja.
Source: BleepingComputer