10 Alasan Mengapa Front Mission 3 adalah Game Strategi Legendaris!
-
Cerita Penuh Intrik

Memasukkan kondisi geopolitik dunia ke dalam faksi-faksi fiktif yang karena alasan tertentu berujung berperang satu sama lain adalah salah satu plot paling klise yang mungkin bisa Anda temukan di game seperti ni. Anda akan mudah menemukannya di beragam media, bahkan yang mulai memuat konflik antara penduduk bumi melawan penduduk koloni luar angkasa sekalipun. Namun yang menarik dari Front Mission 3, seiring dengan lebih banyak cerita yang Anda gali, Anda akan memahami bahwa kontennya bukan hanya soal pertempuran saja. Ada sesuatu yang lebih gelap dan misterius berjalan di belakang layar, yang pelan tapi pasti, mengemuka. Satu yang pasti, tidak ada satupun yang bisa memprediksi bahwa cerita yang berawal dari aksi antar Wanzer ini bisa berujung menjadi cerita soal rekayasa genetika.
-
Surrender Mode

Menghancurkan Wanzer dengan senjata api yang Anda bawa di tangan kanan atau memukul mereka dengan senjata melee raksasa memang menghasilkan kepuasan tertentu. Namun bagi gamer Front Mission 3, tidak ada lagi perasaan yang lebih menyenangkan selain menemukan bahwa alih-alih hancur, Anda justru berhasil membuat Wanzer-Wanzer ini menyerah. “Mengamankan” Wanzer seperti ini di akhir pertarungan akan membuat Anda menguasai bagian-bagian tubuh mereka, yang bisa Anda gunakan atau jual di akhir. Cara terbaik untuk membuat mereka menyerah? Tentu saja mengakses skill yang cukup untuk membuat sang pilot mau tidak mau harus “tertendang” keluar dari mecha dan kemudian menghabisi mereka dengan senapan kaliber besar Anda.
-
Penguasaan Senjata

Sebagai game strategi, salah satu eksekusi termanis dari sistem gameplay yang diusung Front Mission 3 datang dari konsep penguasaan senjata yang benar-benar berakhir memuaskan. Bahwa tidak seperti kebanyakan game modern dimana penguatan karakter lebih mengandalkan sistem pohon skill, sistem penguasaan senjata Anda datang dari seberapa sering Anda menggunakan tipe senjata tersebut dan berapa banyak musuh yang berhasil Anda habisi dengannya. Level penguasaan senjata lebih tinggi juga diikuti dengan akurasi dan damage senjata lebih besar. Hasilnya? Pelan tapi pasti Anda akan mulai memilih, menentukan, dan kemudian membiarkan satu karakter spesifik untuk hanya menggunakan satu atau dua senjata atas nama penguasaan ini dan darinya, kemudian membangun peran. Tidak hanya senjata saja, pilot Wanzer juga punya battle-skills yang mampu membuat beragam aksi ini tidak hanya menawarkan buff atau efek pada serangan saja, tetapi membuatnya lebih mematikan. Anda akan berpindah dari pilot yang butuh beberapa kali menembak kaki Wanzer musuh untuk menghancurkannya ke tipe pilot yang bisa melakukannya dengan hanya satu kali “muntahan” saja.
-
Cut-Scene

Di era saat ini, dengan kemampuan konsol seperti Playstation 4 dan Playstation 5 yang sudah mampu menawarkan cut-scene nyaris menyerupai dunia nyata, rasa cinta dan apresiasi yang berbeda muncul di era Playstation pertama di kala itu. Di era Front Mission 3, dimana visualisasi mecha masih terhitung memiliki detail terbatas, dimana terkadang warna menjadi satu-satunya penanda soal unit mana yang tengah beraksi misalnya, kehadiran cut-scene untuk memperkuat sisi cerita adalah sesuatu yang kami sambut dengan tangan terbuka. Ia tidak hadir dengan gaya FMV Final Fantasy VIII, melainkan menggunakan sistem visualisasi in-game engine. Kerennya lagi? Tidak hanya mecha saja, ia bahkan terkadang memotret interaksi antar karakter penting yang berakhir menjadi dua model karakter super kaku yang entah melakukan apa. Namun di era Playstation pertama, ia begitu indah.