Menjajal BETA Guilty Gear Strive: Siap Menjadi yang Terbaik!
Presentasi Fantastis

Jika ada satu hal yang selalu bisa dipuja-puji dari game fighting Arc System Works adalah pendekatan presentasinya yang tidak pernah mengecewakan. Di kasus seperti DB FighterZ dan GBF Versus, mereka memahami apa yang dibutuhkan oleh sang sumber materi dan apa yang membuatnya istimewa, kemudian menerjemahkannya ke dalam visual cell-shading yang memanjakan mata. Efek serangan disesuaikan dengan tema sumber materi tersebut, menghadirkan sisi presentasi yang tidak hanya memanjakan mata saja, tetapi juga telinga. Berita baiknya? Kualitas tersebut bahkan lebih fantastis lagi di Guilty Gear Strive ini.
Menjajalnya di versi Playstation 5, masa open beta ini benar-benar membuat sisi presentasi Guilty Gear Strive bersinar. Dari sisi visual, desain karakter di permukaan hanyalah pembuka dari kualitas yang mereka tawarkan. Begitu Anda tenggelam masuk dan menikmati ragam animasi serangan yang bisa dilakukan tiap karakter, bagaimana tubuh mereka bergerak, melekuk, melompat, dan melakukan ragam atraksi tendangan dan pukulan, atau bagaimana tubuh mereka bereaksi menerima setiap serangan tersebut, membuatnya terlihat begitu fantastis. Setiap serangan akan terasa se-fatal yang Anda inginkan, lewat ragam efek yang Anda temukan di layar.


Bagian terbaik tentu datang dari tata cahaya, dimana Anda bisa melihat shading bayangan yang beradaptasi dengan cahaya sekecil apapun di tiap karakter. Situasi bayangan ini juga akan menyesuaikan cahaya lokasi dimana Anda bertarung misalnya. Berbicara soal lokasi bertarung, walaupun jumlah arenanya sendiri terhitung terbatas di masa beta ini, ia datang dengan latar belakang bertarung yang indah. Kita bicara dari lokasi yang terasa begitu asing jika dibandingkan dengan apa yang kita temukan di dunia nyata, stasiun kereta penuh keramaian, hingga tepian kota dengan sungai kecil mengalir di tengah. Yang membuatnya cukup terasa aneh hanyalah situasi para NPC yang mengisi lokasi-lokasi ini, yang terlihat tak peduli bahwa ada dua karakter tengah bertarung penuh intensitas di dekat mereka.
Maka bagian terbaik lain dari sisi presentasi Guilty Gear Strive tentu saja mengarah pada sisi audio yang ada. Sang otak game ini – Daisuke Ishiwatari memang selalu memosisikan rilis seri baru Guilty Gear bak “rilis album” rock pribadinya, yang untungnya tidak pernah gagal memesona. Dentuman kencang dan gitar cadas yang sama akan menemani Anda di seri yang satu ini, dengan lagu-lagu yang lebih kerennya lagi, bisa Anda pilih sendiri sebagai musik pengiring bahkan ketika Anda bertarung di mode online sekalipun. Sayang seribu sayang, Anda yang tertarik untuk menyuntikkan lagu-lagu ini di Spotify Indonesia masih belum bisa melakukannya karena masalah region-lock. Pada saat impresi ini ditulis, hanya lagu utama “Smell of the Game” saja yang tersedia.
Netcode “DEWA”

Tidak banyak berpengaruh untuk mereka yang lebih sering bermain offline, namun esensial untuk mereka yang senang “berselancar” di internet untuk mencari lawan, Anda pasti sudah seringkali mendengar kata Netcode saat berbicara soal game fighting. Bahwa elemen yang satu ini akan sangat menentukan seberapa bisa diandalkannya pertarungan online yang disajikan, apakah ia tetap kompetitif, dan apakah pertarungan lintas region bisa dimungkinkan atau tidak. Merasakannya sendiri dan membaca impresi para pemain pro di sosial media pada saat impresi ini ditulis, semuanya sepertinya setuju akan satu hal – kualitas netcode di game yang satu ini, terhitung “DEWA”.
Mengingat undangan untuk masa early open beta ini masih terbatas pada media, influencer, dan para pro player, entah apa yang menyebabkan kesemuanya memutuskan untuk “berkumpul” di region Jepang dan saling bertarung satu sama lain.
Ini berarti gamer-gamer dari wilayah Amerika Serikat, Jepang itu sendiri, Eropa, dan Asia Tenggara yang notabene merupakan kita dari Indonesia, berkumpul di satu lobby yang sama dan saling menantang satu sama lain. Hasilnya? Kita bicara soal koneksi dari sekitar 70ms (Jepang) – 270ms (AS / Eropa) saat bertarung. Fantastisnya? Keputusan untuk menggunakan Rollback Netcode berhasil membuat pengalaman bermain antar region ini super konsisten. Perlambatan jarang terjadi, sensasi bertarung terasa lancar, dan Anda akan jarang menemukan situasi dimana kombo Anda akan terputus karena masalah jaringan. Luar biasa!

Ini tentu saja bisa jadi tidak akan merefleksikan masa open beta sesungguhnya yang akan dibuka ke publik nanti atau di saat rilis versi final nanti, yang seharusnya akan membuat semua region padat dan sesak. Walaupun belum jelas seberapa besar pengaruhnya nanti pada jaringan, namun setidaknya saat ini, pada saat impresi ini ditulis, Rollback Netcode milik Guilty Gear Strive adalah sebuah solusi yang gemilang untuk pengalaman multiplayer yang ada, terutama saat pertarungan lintas region harus dilakukan.
Sementara dari sisi penyajian, berbeda dengan game fighting kompetitif kebanyakan yang biasanya datang sederhana dalam bentuk menu saja, Guilty Gear Strive menawarkan sebuah lobby digital dimana karakter-karakter avatar yang sudah Anda racik bisa berjalan-jalan di dalamnya dan berujung, saling menantang. Anda juga bisa melakukan kustomisasi avatar untuk merefleksikan penampilan yang Anda inginkan sebaik mungkin, sembari memeriksa user mana saja yang berada di dalam satu ruang sama dan berapa banyak yang tengah bertarung. Opsi untuk masuk ke dalam mode training sembari menunggu juga tersedia.


Walaupun terasa dan terlihat imut, sistem ini datang dengan satu kelemahan yang aneh dan menyebalkan di saat yang sama. Bahwa untuk saat ini, di masa beta, ia tidak menawarkan opsi “Rematch” langsung ketika pertarungan ditutup. Anda harus kembali ke lobby dalam bentuk avatar, menunggu waktu catat data selesai, dan kemudian menantang kembali siapapun lawan yang ingin Anda hajar. Namun di sisi lain, kelemahan sistem ini punya satu konsekuensi positif – menjamin bahwa ada rotasi di dalam lobby, dimana user berkesempatan untuk melawan lebih banyak opsi user lain karena mereka tidak selalu “terkunci” pada opsi rematch, misalnya.