Review SAMUDRA: Dalam Lautan Dalam Pesan!

Reading time:
September 29, 2021

Dalam Lautan Dalam Pesan!

SAMUDRA 61
SAMUDRA memotret sebuah masa depan yang mengkhawatirkan.

Tema yang tercerminkan lewat pendekatan visual yang ada, ini mungkin kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang akan Anda dapatkan di SAMUDRA ini. Sejak pertama kali Anda mampu menggerakkan si anak, jelas bahwa lautan yang akan Anda selami dan jadikan sebagai arena berpetualang ini bukanlah laut jernih nah indah yang seringkali Anda bayangkan ketika berbicara soal lautan tropis. Tidak ada lagi karang, tak banyak lagi ikan penuh warna-warni berenang di dalamnya, dan tidak lagi kejernihan yang menemani. Yang ditawarkan SAMUDRA adalah sebuah skenario terburuk yang bisa terjadi pada laut jika manusia terus melakukan apa yang kita lakukan sekarang.

Benar sekali, sebuah kondisi luatan miris yang penuh sampah adalah apa yang ingin dipotret oleh SAMUDRA ini. Sejak awal, Anda akan menemukan sampah yang mengambang dan berterbangan, dari botol minum plastik, masker yang uniknya relevan dengan kondisi saat ini, hingga kantong plastik yang sebegitu banyaknya hingga di satu titik Anda mungkin mengira tengah bertemu dengan sekelompok ubur-ubur yang berenang. Berita lebih buruknya lagi? Dunia yang ia potret juga memperlihatkan kondisi yang lebih gawat. Bahwa tidak lagi hanya sampah-sampah kecil dan jaring saja yang bertebaran, manusia juga mulai menjadikan lautan sebagai tempat untuk membuang objek-objek besar yang tak lagi mereka inginkan. Walaupun untuk situasi yang terakhir ini, ia juga berkaitan dengan narasi yang hendak didorong.

SAMUDRA 5
Isi lautan dalam yang penuh dengan masker bekas pakai? Tidak bisa lagi lebih relevan.
SAMUDRA 26
Tak terjebak pada konsep nyata, desain karakter yang Anda temui menyiratkan sisi “fantasi” yang lebih kuat untuk dunia SAMUDRA.

Walaupun demikian, SAMUDRA tak lantas melemparkan Anda pada skenario “dunia nyata”. Karena seiring dengan perjalanan, dengan lebih banyak karakter yang Anda temui, ada kesan fantasi kuat pula yang menyeruak darinya. Anda akan bertemu dengan banyak hal yang tidak akan Anda temui di dunia nyata, dari sejenis gurita humanoid yang mampu memainkan ragam alat musik dan bernyanyi dengan semua tentakelnya, musuh manusia berpakaian rapi dengan helm penyelam, hingga ikan dengan kepala keras yang akan terus memburu Anda dengan tandukannya. Apakah yang kita temui memang sebuah skenario dunia post-apocalyptic yang sudah berlangsung begitu lama hingga para makhluk ini ikut berevolusi? Ataukah SAMUDRA memang tak bertempat di bumi? Walaupun tak memberikan banyak jawaban definitif, gamer Indonesia sepertinya akan bisa mengira-ngira apa yang terjadi jika memerhatikan ragam setting yang Anda lewati nantinya.

Apresiasi tertinggi yang bisa kami berikan justru harus diarahkan pada penanganan audio yang fantastis. Tidak mengherankan jika di awal permainan, Khalayan Arts menyarankan Anda untuk menggunakan headset terbaik untuk menikmatinya. Salah satu yang paling signifikan adalah suara later belakang yang memang memberikan efek ilusi yang kuat bahwa Anda tengah menyelam dari awal hingga akhir permainan. Detail suara efek yang ikut bersama dengan sedikit peredaman ini juga baik, dari sekadar suara sampah yang jatuh hingga gamelan. Gamelan? Benar sekali, gamelan. Apa hubungannya gamelan dengan konsep lautan penuh sampah? Anda sendiri yang harus menyelami SAMUDRA untuk memahaminya.

SAMUDRA 15
Menggunakan headset terbaik Anda akan membuat Anda mengapresiasi game ini lebih baik.

Kami juga berujung menyukai pilihan musik yang dibawa oleh SAMUDRA di sepanjang permainan. Ingat soal karakter gurita penuh tentakel yang kami bicarakan sebelumnya? Tak hanya sekadar diam, ia akan senantiasa mendendangkan lagu yang ia racik di tengah kesunyian dalamnya lautan, yang harus diakui cukup menenangkan hati. Khayalan Arts juga memilih band “The Scaller” asal Indonesia untuk mengisi lagu penutup. Sebagai gamer yang tidak terlalu familiar dengan band yang satu ini, ia jadi keputusan fantastis. Ia membuat kami mengenal eksistensi band The Scaller, memeriksa library mereka, dan cukup terpukau melihat bahwa keputusan untuk menggunakan salah satu lagu mereka ternyata cocok dengan tema SAMUDRA ketika layar credits akhir mulai muncul.

SAMUDRA 65
Ia tidak pernah sekalipun terkesan “menggurui”.

Maka, dari sisi presentasi, SAMUDRA tidak ragu untuk memotret pesan yang hendak mereka sampaikan secara gamblang. Laut penuh sampah yang mereka tawarkan sebagai “arena bermain” memang terhitung berhasil menghadirkan setidaknya rasa miris bahwa ia bisa saja berujung jadi masa depan yang terjadi jika kita tak memerhatikan isu yang ini lebih serius lagi. Pesan ini disampaikan tanpa harus berujung menggurui, sekaligus menjadi ekspansi dari lore dari apa yang sebenarnya terjadi di dunia SAMUDRA itu sendiri.

Berfokus Pada Puzzle

SAMUDRA 7
Selain tombol gerak, Anda hanya butuh satu tombol lain lagi untuk memainkan SAMUDRA.

Dari sisi gameplay, SAMUDRA juga mengusung konsep yang serupa dengan apa yang ditawarkan PlayDead di Inside dan Limbo. Pengalaman bermain Anda akan didominasi oleh dua hal – platforming dan menyelesaikan puzzle, yang juga menghadirkan desain dengan karakter utama yang tidak bisa melawan balik ancaman yang ada. Yang berbeda? SAMUDRA tidak menyediakan satu tombol lompat terpisah. Semua aksi yang bisa Anda picu, dari melompat, memanjat, hingga membakar jaring yang menghalangi jalan Anda misalnya, dilakukan dengan satu tombol saja ketika ikon prompt tersebut muncul di layar. Aksi mendorong atau menarik objek juga menggunakan mekanisme yang sama, aksi tekan satu tombol di dekat objek yang ter-highlight. Mekanismenya memang sederhana.

Tantangan untuk urusan platforming biasanya datang ketika karakter yang Anda gunakan berada dalam posisi yang genting, dimana Anda harus menekan tombol aksi tersebut ketika prompt muncul dalam waktu yang singkat. Posisi seperti saat si anak harus melompat ke area baru karena pijakannya runtuh misalnya atau ketika ia tengah terpeleset cepat jatuh sembari dikejar monster yan memburunya dan ia harus menutup pintu gerbang yang tersedia di timing yang tepat. Memerhatikan kira-kira dimana dan kapan tombol prompt ini muncul biasanya akan menyediakan informasi kemana Anda harus bergerak selanjutnya.

SAMUDRA 13
Interaktivitas pada objek akan muncul sebagai ikon.
SAMUDRA 47
Puzzle akan jadi tantangan utama Anda di SAMUDRA.

Namun pada akhirnya, tantangan terbesar SAMUDRA memang datang dari segudang puzzle yang menyambut Anda. Beberapa datang sederhana, dimana diuji bersama dengan ketangkasan jari Anda, Anda hanya perlu menekan tombol dalam satu sekuens yang tepat. Namun tidak sedikit pula puzzle yang akan menuntut Anda untuk memutar otak atas nama mencari hubungan-hubungan antara clue yang ada. Mengingat SAMUDRA tidak akan memberikan bocoran kepada Anda kemana Anda harus melihat dan mencari clue ini, maka sedikit kehati-hatian memerhatikan lingkungan sekitar akan jadi hal esensial.

Beberapa puzzle ini juga harus diakui cerdas. Ada dua puzzle yang berujung mencuri hati kami. Puzzle pertama yang kami sukai datang dari jenis puzzle yang meminta Anda untuk mengandalkan pendengaran Anda saja untuk bisa diselesaikan. Ia berisikan tiga buah sekuens nada yang diputar di radio terdekat, yang masing-masing membuat urutan tiga nada berbeda tanpa ada clue visual. Anda diminta untuk meracik nada yang sama menggunakan hanya telinga Anda, yang untungnya, tak sesulit yang dibayangkan berkat perbedaan tinggi tiap nada yang jelas. Puzzle kedua yang jadi favorit kami? Ketika kami diminta untuk mengisi sekuens 4 gambar yang clue-nya jelas terpampang  di layar. Sempat memunculkan rasa frustrasi karena logo sesuai gambar tersebut ternyata bukan jawaban yang asli, solusi sebenarnya justru datang dari kemawasan memerhatikan gambar latar belakang, mana yang berkarat dan mana yang bersih.

SAMUDRA 21
Ada beberapa puzzle yang didesain cerdas di sini.
SAMUDRA 55
Puzzle tak cukup menantang? Ada misi sampingan berisikan sekuens puzzle lebih kompleks untuk Anda tundukkan.

Selain platforming dan puzzle yang memang berkutat dengan cerita utama, SAMUDRA juga menyediakan beberapa misi “sampingan” yang bisa Anda selesaikan. Ada sekitar 30-an Collectibles dalam bentuk gelembung sampah yang tersebar di sepanjang perjalanan, yang bisa Anda cari dan temukan. Mendapatkan mereka akan membuka ekstra konten di mode Gallery, yang akan memberikan Anda gambaran lebih jelas soal proses kreatif Khayalan Arts ketika meracik game ini. Ada juga area ekstra yang tersebar, yang di dalamnya memuat rangkaian puzzle lebih kompleks yang di akhir, selalu berujung ditujukan untuk menyelamatkan teman ikan buntal Anda. Mengingat keduanya sampingan, Anda bisa memilih untuk menyelesaikannya atau tidak.

Satu hal yang juga perlu kami apresiasi dari Khalayan Arts adalah hasil akhir dari SAMUDRA, yang terlepas dari pesan yang hendak mereka sampaikan, disajikan dalam bentuk video dalam kapasitas yang sebenarnya. Dari sisi gameplay, ia datang dengan variasi tantangan platformer, puzzle, dan progress dari satu area ke area selanjutnya. Dari sisi cerita, ia juga hadir koheren dengan perjalanan sang anak yang dibagi dalam satu chapter ke chapter lainnya. Dengan game yang bisa diselesaikan dalam waktu 4 jam jika Anda cukup mahir menyelesaikan puzzle yang ada, ia terasa seperti sebuah video game seharusnya dan tidak jatuh misalnya, pada konsep interactive art yang terkadang sulit untuk dinikmati.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…