Review Lost Judgment: Peduli Rundungi!

Sebuah langkah yang jenius atau ekstrim penuh resiko yang terhitung gila? Keputusan Ryu Ga Gotoku dan SEGA untuk mengubah cita rasa Yakuza menjadi game RPG lewat seri terbarunya memang sempat memicu kekhawatiran di awal. Namun bukan berarti mereka “meninggalkan” sepenuhnya cita rasa seri lawas Yakuza. Konsep semi open-world dengan sisi aksi bertarung intens tersebut kemudian dialihkan ke franchise mereka yang lain – Judgment. Berbagi DNA yang nyaris sama, kekuatan cerita dan pendekatan unik yang ditawarkan Judgment pun berhasil membuat seri tersebut sukses di pasaran. Cukup untuk membuat sebuah seri sekuel – Lost Judgment mengemuka.
Sejak trailer perdana yang meluncur, RGG dan SEGA sepertinya menegaskan satu komitmen yang pasti untuk Lost Judgment, bahwa ia akan mengusung tema cerita yang gelap dan sama kompleks-nya dengan seri pertama. Selain sistem pertarungan lebih halus yang dipertahankan, ia juga hendak menawarkan lebih banyak aktivitas sampingan yang sepertinya tidak akan sulit menambahkan ekstra waktu gameplay hingga puluhan jam lamanya. Kesemuanya dipadukan dengan rilis versi native untuk konsol generasi terbaru yang tentu saja pantas untuk disambut dengan tangan terbuka, terutama untuk kesempatan mencicipinya di framerate lebih tinggi.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Lost Judgment? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang mengusung konsep peduli soal perundungan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Menjadi seri sekuel dari seri pertamanya, Anda akan kembali berperan sebagai detektif bernama Takayuki Yagami yang tentu saja, berjuang menyambung hidup dengan menyelesaikan beragam kasus-kasus yang ada. Seperti yang bisa diprediksi, sebuah kasus misterius dan membingungkan pun menjadi pondasi untuk plot yang akan Anda nikmati di Lost Judgment ini.
Misteri datang dari ditahannya seorang pelaku pelecehan seksual di kereta yang juga merupakan seorang mantan-polisi bernama Akihiro Ehara. Ditangkap dan ditawan selama beberapa minggu, Ehara justru datang dengan informasi mengejutkan di kala sidang perdana. Ia meminta polisi di sekitaran daerah Yokohama untuk memeriksa sebuah gedung kosong di sana. Ehara menyebut bahwa mereka akan menemukan sebuah mayat bernama Mikoshiba di sana. Dan benar saja, sebuah mayat busuk penuh belatung yang memang akhirnya diketahui bernama Mikoshiba, terduduk dan terikat di sebuah gedung kosong.


Situasi ini tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan. Bagaimana mungkin seorang Ehara yang notabene terlibat kasus pelecehan seksual dan ditawan, bisa mendapatkan informasi ini? Semuanya kian aneh ketika Yagami yang juga diberikan tugas investigasi untuk kasus perundungan (bullying) di SMA Seiryo menemukan hubungan-hubungan yang cukup misterius. Mikoshiba yang sudah jadi mayat ini, ternyata sempat menjadi guru di sana. Semakin jauh proses investigasi yang dilalui Yagami, semakin banyak pula benang merah yang ternyata melibatkan begitu banyak pihak.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada Mikoshiba? Bagaimana caranya Ehara yang ditawan bisa mengetahui soal kematian Mikoshiba? Apakah ia berujung terlibat? Bagaimana pula hubungannya dengan SMA Seiryo itu sendiri? Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan bisa Anda temukan di Lost Judgment.