Review Lost Judgment: Peduli Rundungi!
Menangkap Brutal-nya Perundungan

Untuk urusan visual, lewat beberapa seri game yang sudah dilepas oleh RGG selama ini, kemampuan Dragon Engine untuk menghadirkan detail karakter yang fantastis memang tak perlu lagi diragukan. Terlepas dari apakah ia karakter tiga dimensi original ataupun cetak dari aktor / aktris yang memang berada di dunia nyata, Dragon Engine nyaris tidak pernah gagal untuk menerjemahkannya dengan baik, lengkap dengan ekspresi-ekspresi wajah yang selalu membuat ragam cut-scene, terutama yang emosional, selalu berkesan. Sensasi ini jugalah yang berhasil ditawarkan oleh Lost Judgment.
Tersedia di konsol generasi terbaru, seperti versi Playstation 5 yang kami jajal, Lost Judgment memberikan dua opsi untuk urusan visual – fokus ke grafis atau fokus ke performance, dimana opsi terakhir ini akan membawa Anda pada kenyamanan bertarung 60fps dengan kompensasi visual yang terhitung minimum. Seolah menambah keluwesan dan kehalusan beragam gaya bertarung Yagami, dengan perbedaan yang tak begitu signifikan dengan mode grafis, kami memainkan game ini dengan mode Performance dari awal hingga akhir. Sekali lagi, berkat implementasi Dragon Engine yang di awal sudah fantastis, maka ia tetap hadir sebagai game action yang indah.


Satu yang pasti, seperti semua produk RGG layaknya Yakuza dan seri Judgment pertama, dramatisasi memang memainkan peran penting. Ada banyak hal yang berkontribusi untuk hal ini, dari sekadar animasi bertarung dimana setiap pukulan Yagami terlepas dari gaya apapun yang dipilih selalu terlihat menyakitkan, tata cahaya sekitar kota yang terang namun memberikan kesan mengancam di beragam sudut, cut-scene awal saat bertarung dengan boss, hingga beragam sudut kamera yang diambil sebagai media bercerita. Kesan bahwa Anda tengah menonton sebuah film dorama Jepang berbudget tinggi yang sempat diusung seri Yakuza dan Judgment sebelumnya tetap akan terasa di Lost Judgment.
Hal yang paling kami apresiasi? Adalah keberanian untuk menyajikan tema gelapnya secara eksplisit. Tidak main-main, untuk memastikan Anda memahami seberapa fatal efek dari bullying alias perundungan yang seringkali dianggap “main-main” oleh mereka yang anak-anak dan remaja, mereka memotret tidak hanya proses tetapi juga efek yang ia timbulkan dengan lugas. Seberapa eksplisit? Cukup untuk membuat kami sedikit memalingkan wajah di salah satu adegan. Adegan dimana seorang remaja pria yang secara fisik memang lebih lemah diseret, dipukul, sembari menangis meminta tolong di tengah proses nyaris ditelanjangi. Semuanya dilakukan di tengah teman-teman yang hanya menonton, tertawa, hingga merekamnya dengan santai penuh canda. Sebuah “aksi senang-senang” dengan korban yang memutuskan untuk melompat, berusaha mengakhiri nyawanya sendiri.


Sedikit melegakan melihat Ryu Ga Gotoku benar-benar memamerkan konten tema dewasa yang diusung Lost Judgment dengan begitu lugas. Kasus perundungan yang kita bicarakan sebelumnya juga terus didorong maju untuk memamerkan beragam konsekuensi yang harus dipikul oleh para pelaku, apakah rasa penyesalan selalu ada, ataukah mereka selalu bisa mengambil sikap tak ambil pusing, melanjutkan hidup mereka begitu saja, dan berujung bahagia. Apakah kebrutalan yang dilalui pantas dikejar dengan balas dendam. Di tengah tema tersebut, aksi tikam dan pembunuhan penuh darah juga disajikan begitu saja. Ini bukan sekadar cerita fiksi dimana semua karakternya akan berujung hidup bahagia.
Untuk urusan audio sendiri, maka seperti yang bisa diprediksi, OST yang diusung oleh Judgment memang tidak akan bisa menundukkan memorable-nya musik atau lagu yang tersedia di seri Yakuza, misalnya. Namun setidaknya di urusan voice acting, keduanya bisa dibilang setara. Hampir semua percakapan yang kami putuskan untuk dinikmati di bahasa Jepang (walaupun bahasa Inggris tersedia) terasa solid, bahkan ketika kita bicara soal adegan-adegan emosional sekalipun. Apalagi tidak hanya wujud fisik saja, aktor pemeran Takayuki Yagami – Takuya Kimura meminjamkan juga aksi akting-nya yang memang sudah terhitung veteran.
Cerita Misteri yang Mengikat

Anda yang sempat mencicipi seri pertama Judgment sepertinya sudah memahami seberapa gila cerita yang bisa dibangun RGG dengan seri yang satu ini, dimana untuk membangun ketertarikan besar dari awal, ada begitu banyak benang merah yang datang dari arah yang tidak pernah Anda prediksi sebelumnya. Hasilnya adalah sebuah cerita yang arahnya terkadang tidak bisa Anda prediksi kemana ia akan berakhir dan darimana clue-clue baru akan datang. Hal serupa juga terjadi di Lost Judgement ini.
Tentu saja, kita tidak akan membahasnya secara detail hingga masuk ke dalam ranah spoiler. Lewat misteri yang ia bangun sudah sejak dari awal, soal bagaimana Ehara yang notabene masuk tawanan karena pelecehan seksual bisa mengetahui soal keberadaan dan kematian seorang Mikoshiba lebih cepat dibandingkan siapapun di luar sana, termasuk Kepolisian dan Kejaksaan sekalipun, Lost Judgment tak akan sulit untuk menggelitik rasa penasaran Anda. Keputusan untuk langsung melemparkan misteri besar ini di depan dan langsung didorong jadi motor motivasi Anda untuk bermain adalah keputusan yang fantastis.
Apalagi lewat chapter penuh chapter, Anda mulai menemukan hubungan-hubungan baru yang di atas kertas mustahil untuk saling berhubungan, namun secara cerdas berhasil dirangkai oleh RGG sebagai sebuah cerita yang koheren. Segila apa? Segila menemukan hubungan bahwa aksi cabul yang dilakukan Ehara dan informasi yang ia ketahui soal kematian Mikoshiba bisa dirakit sedemikian rupa hingga melibatkan sebuah organisasi kriminal baru bernama “RG” yang hendak menggantikan posisi Tojo Clan di Kamurocho. Masih belum cukup gila? Cerita akan terus dirangkai hingga ia akan melibatkan uang pemerintahan sebesar 160 Triliun Yen! Bagaimana caranya kasus cabul seorang kakek tua yang meremas pantat wanita di kereta cepat bisa berujung menjadi kasus 160 Triliun dana pensiun pemerintah Jepang? Itulah “indahnya” dan gilanya cerita yang diusung oleh Lost Judgment.

Dengan cerita yang disajikan dari satu chapter ke chapter lainnya, yang tampil bak episode dalam sebuah film seri dorama Jepang, untungnya hubungan-hubungan gila antara pihak yang tidak pernah Anda prediksikan sebelumnya ini tidak akan sulit untuk dipahami selama Anda fasih membaca subtitle yang ada. Yang mungkin sedikit membingungkan mungkin hanya berujung penamaan-penamaan karakter yang memang butuh sedikit beberapa kali pengulangan agar Anda langsung memahami siapa yang sebenarnya jadi topik pembicaraan saat itu.
Kombinasi-kombinasi ini akan membuat Anda yang senang dengan cerita misteri yang kuat jatuh hati sejak menit pertama. Namun ingat pula, mengingat ini game racikan developer Jepang, mengikuti apa yang seringkali terjadi di film dorama Jepang, akan ada banyak misteri yang akhirnya terbuka lewat banjir eksposisi yang bisa memakan waktu 20-30 menit. Jangan berharap jawabannya akan terbuka “pelan dan cerdas”.