Josef Fares: Saya Mending Ditembak Daripada Suntikkan NFT di Dalam Game!

Gamer mana yang saat ini tidak mengenal sosok seorang Josef Fares? Beberapa tahun yang lalu, ia mungkin lebih dikenal sebagai developer eksentrik yang sempat melemparkan sumpah serapah pada Oscar di ajang The Game Awards. Namun untuk tahun 2021 ini, ia akan lebih dikenal sebagai otak di balik It Takes Two – game multiplayer kooperatif yang berhasil menyabet penghargaan bergengsi sebagai Game of the Year TGA 2021. Banyak gamer yang tentu saja penasaran kira-kira seperti apa proyek Fares selanjutnya. Dalam wawancaranya dengan Washington Post, ia menegaskan komitmen untuk tidak beraksi bak pebisnis mata duitan.
Fares menyebut bahwa dirinya hingga saat ini masih melihat gaming sebagai bentuk sebuah karya seni alih-alih sekadar bisnis untuk mendapatkan sebanyak mungkin uang semata. Oleh karena itu, ia tidak tertarik untuk menyuntikkan konsep dan jargon seperti “Live-Service” ataupun “NFT” di dalam game yang ia racik. Untuk masa live-service, Fares menyebut bahwa data saat ini bahkan sudah membuktikan banyak gamer yang tidak lagi sempat atau mampu menyelesaikan game-game single player. Lantas, untuk apa ia memusingkan konsep “replayability” dengan live-service misalnya.

Sementara untuk NFT, Fares bahkan bersikap lebih tegas. Ia menyebut dirinya rela ditembak di bagian kaki jika ia berujung mengaplikasikan konsep ini di game miliknya di masa depan. Fares menyebut bahwa jika sebuah game didesain sedemikian rupa agar ia mendorong gamer untuk membayar demi sesuatu atau memotivasinya untuk mengeluarkan lebih banyak uang, itu sudah merupakan konsep yang salah. Apalagi jika Anda hendak meracik sebuah game dengan fokus untuk bercerita atau menyampaikan sesuatu di dalamnya.
Sayangnya, Fares sendiri belum angkat bicara kira-kira seperti apa proyek racikan miliknya selanjutnya dengan studio Hazelight yang kini beranggotakan sekitar 65 orang dengan Swedia sebagai basis. Bagaimana menurut Anda? Setuju dengan Fares?
Source: Washington Post