Analis Jelaskan Mengapa Microsoft Sulit Beli Perusahaan Game Jepang

Reading time:
February 8, 2022
xbox logo

Fakta sudah membuktikan bahwa uang bukanlah masalah untuk Microsoft. Hanya dalam waktu yang terhitung pendek, setelah proses akuisisi atas beberapa studio yang sudah dilakukan selama beberapa tahun terakhir, mereka berujung berhasil mengakuisisi Zenimax (Bethesda) dan Activision Blizzard dan semua franchise yang berdiri di bawah bendera mereka. Tidak main-main, kita bicara angka akuisisi dari satuan hingga puluhan miliar USD yang bahkan sulit untuk kita bayangkan. Dengan angka seperti ini, tentu banyak yang bertanya-tanya mengapa Microsoft tak mulai melirik developer Jepang? Ternyata proses ini tidaklah mudah.

Artikel racikan Nathan Brown – mantan editor majalah game EDGE yang didukung oleh analis industri game Jepang – Serkan Toto memberikan insight yang lumayan menarik mengapa proses ini tidak mudah. Dengan kebudayaan dan cara kerja yang sangat berbeda dengan apa yang kita temukan di dunia barat, Microsoft sulit untuk langsung masuk dan membeli dev. Jepang begitu saja. Apa saja fakta dan alasannya? Ini lah yang mereka ungkapkan:

venom snake1
Analis membeberkan alasan mengapa Microsoft akan sulit membeli perusahaan game Jepang terlepas dari jumlah uang yang mereka miliki.
  • Data memang membuktkan bahwa perusahaan Jepang jarang diakusisi oleh perusahaan luar Jepang.
  • Di tahun 2019, berdasarkan data United Nations Conference on Trade dan Development menempatkan posisi Jepang terkait masalah Investasi Asing Langsung berada di urutan 196 dari 196 negara, lebih rendah dari Korea Utara.
  • Bisnis Jepang memilik budaya partnership yang mereka sebut sebagai “Keiretsu”. Keiretsu termanifestasi dalam kerjasama beragam industri dalam Jepang untuk saling mendukung, berbagi teknologi, saran dan informasi, dan bahkan saling membeli sebagian kecil saham. Sony sebagai contoh, berbagi “Keiretsu” dengan Asahi, Daihatsu, Fujifilm, sekaligus bank, perusahaan pengapalan, besi, dan juga pengolahan tepung.
  • Fakta juga membuktikan bahwa sejauh ini belum ada perusahaan game luar Jepang yang berhasil mengakusisi penuh developer Jepang.
  • Banyak perusahaan Jepang tidak tertarik untuk diakuisisi sejak awal. Mereka mudah meraih keuntungan, punya cadangan cash yang signifikan, serta selalu memiliki opsi ekspansi dengan melakukan merger dengan perusahaan Jepang yang lain.
  • Perusahaan asing yang berusaha melakukan takeover paksa dengan membeli porsi dominan saham perusahaan-perusahaan terbuka biasanya langsung dipandang negatif. Dianggap tidak sesuai dengan budaya bisnis Jepang, aksi seperti ini biasanya diikuti dengan perusahaan yang ditinggalkan oleh karyawan.
  • Kepemilkan perusahaan Jepang banyak yang tidak konvensional. Sebagai contoh? SEGA Sammy masih dihitung sebagai perusahaan yang dipimpin keluarga.
  • Kebanyakan perusahaan game Jepang juga memiliki portofolio bisnis yang beragam, sepert bisnis gym milik Konami, resort milik SEGA, dan sebagainya.

Dengan semua kombinasi ini, Toto tetap tidak menutup kemungkinan bahwa Microsoft tetap bisa menabrak semua batas  yang ada dan berujung membeli perusahaan game Jepang. Jika itu terjadi, terlepas dari tinggi nilainya, ia merasa bahwa berita tersebut akan jauh lebih besar dan penting daripada berita pembelian Activision Blizzard beberapa waktu lalu. Toto juga percaya bahwa untuk saat ini, Sony lah yang sebenarnya punya keuntungan dengan posisi sebagai perusahaan Jepang.

Bagaimana menurut Anda? Optimis bahwa dengan kekuatan uang mereka, Microsoft akan tetap bsa membeli perusahaan game Jepang di masa depan?

Source: Hitpoints

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…
October 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara dengan Takayuki Nakayama & Shuhei Matsumoto (Street Fighter 6)!

Kami sempat mewancarai dua pentolan Street Fighter 6 - Takayuki…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…