Sempat Dituduh Tak Menghormati Kung-Fu, SIFU Justru Dipuji Media China!
Cultural Appropriation adalah istilah sensitif yang saat ini seringkali dijadikan bahan untuk menuduh perseorangan, kelompok, ataupun produk yang dianggap menggunakan budaya orang lain secara semena-mena dan tidak pantas. Begitu semunya konsep ini, hingga ia berujung seringkali ditabrakkan dengan konsep cultural appreciation, dimana sang sumber melakukannya atas dasar penghormatan dan cinta pada budaya yang berbeda dengannya tersebut. Dari video game, salah satu developer yang baru saja dihubungkan dengan konsep ini adalah SIFU yang lahir dari Sloclap, developer asal Perancis. Masalahnya? Mereka menggunakan Kung-Fu tanpa sekalipun melibatkan orang asli China di dalamnya.
Narasi yang sempat didorong di Twitter ini memang sempat memancing respon dan diskusi. Apakah game seperti SIFU yang notabene mengadopsi Kung-Fu sebagai nilai jual utama dan setting Tiongkok harus melibatkan orang Tiongkok asli di dalamnya? Apakah fakta bahwa sang Master Kung-Fu asal Perancis yang notabene sudah belajar Pak Mei langsung di Tiongkok – Benjamin Colussi saja tidak cukup untuk memenuhi kriteria tersebut? Satu yang pasti, keberatan yang keluar dari kebanyakan orang-orang luar Tiongkok tersebut justru berkebalikan dengan reaksi di dalam Tiongkok itu sendiri.
We are very grateful for the amazing feedback to #Sifu in China ❤️🔥
And we are excited to announce that full Chinese voice overs will be available in #SifuGame next week 😎
Stay tuned for the full update notes! pic.twitter.com/PDYN6TGhN8— SifuGame (@SifuGame) February 24, 2022
SIFU baru saja melepas sebuah post Twitter yang menarik. Ia merangkum hasil review beragam media dari Tiongkok yang kesemuanya sepertinya berbagi satu kesimpulan yang sama – apresiasi terhadap apa yang ditawarkan SIFU. Mereka menyebutnya sebagai produk yang memperlihatkan daya tarik Kung Fu, sebuah demonstrasi yang bagus, presentasi Pak Mei yang kredibel, hingga pengalaman otentik di atasnya.
SloClap tentu saja berterima kasih dengan respon positif yang mereka dapatkan, serta mengumumkan Voice Over bahasa China yang akan tersedia minggu depan. Tidak ada informasi apakah bahasa “China” ini akan berujung Mandarin atau Kanton.
Bagaimana menurut Anda sendiri? Apakah game seperti SIFU memang harus melibatkan orang Tiongkok asli di dalam proses pengembangannya?