Ubisoft Kini Lebih Terbuka untuk Dibeli Perusahaan Lain

Reading time:
February 18, 2022
Assassins Creed Valhalla jagatplay part 2 100 1

Akuisisi akan jadi kata yang sering Anda temui di industri game setelah apa yang terjadi selama beberapa bulan terakhir ini. Dua pemain besar industri game dengan konsol yang saling berkompetisi – Microsoft dan Sony jelas memperlihatkan ketertarikan untuk membawa lebih banyak studio untuk berdiri di bawah bendera mereka. Dari keduanya, Microsoft lah yang paling “garang”. Dengan kekuatan kapital yang masif, mereka berhasil menguasai nama seperti Bethesda dan Activision Blizzard dengan nilai fantastis. Situasi ini ternyata juga mempengaruhi sikap Ubisoft saat ini.

Masih ingat bagaimana Ubisoft mati-matian berusaha tetap independen di masa lalu ketika berhadapan dengan situasi akuisisi paksa yang sempat hendak dilakukan Vivendi di tahun 2015 yang lalu? Sikap tersebut ternyata sudah melunak, setidaknya di laporan finansial teranyar mereka. Dengan aset yang kuat dengan nilai super tinggi, Ubisoft yang notabene masih perusahaan keluarga ditanya soal apakah ini adalah momen yang tepat untuk menjual perusahaan atau tidak. Jawaban mereka cukup mengejutkan.

ubisoft logo
Ubisoft kini melunak dan lebih terbuka pada proses akusisi.

CEO – Yves Guillemot menjawab bahwa keputusan mereka selalu dipengaruhi oleh kepentingan para stakeholders, yang berisikan para gamer, karyawan, dan juga pemegang saham yang ada. Untuk saat ini, Ubisoft punya kekuatan untuk tetap independen, dengan kekuatan talenta, skala industrial dan finansial, serta banyaknya portofolio judul game yang populer. Namun, jika memang tawaran untuk dibeli datang, para Board of Directors tentu akan mempertimbangkan hal tersebut atas nama kepentingan para stakeholders.

Sayangnya, Ubisoft sendiri tidak berbicara terbuka apakah penawaran akusisi tersebut sudah pernah datang atau tidak. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda ingin melihat Ubisoft berujung diakuisisi perusahaan yang lain?

Source: GamesIndustry.biz

Load Comments

PC Games

September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
July 12, 2023 - 0

Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Bagaimana sensasi memainkan DOTA 2 di usianya yang kini menginjak…
April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…

PlayStation

September 20, 2023 - 0

Review The Crew Motorfest: Aloha, Mari Balap Bahagia!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Crew Motorfest? Mengapa kami…
September 13, 2023 - 0

Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3? Mengapa kami…
September 8, 2023 - 0

Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sea of Stars? Mengapa kami…
August 30, 2023 - 0

Review Armored Core VI – Fires of Rubicon: Api itu Membara Terang Kembali!

Apa yang sebenarnya ditawar kan oleh Armored Core VI: Fires…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…