Fans Toxic, Dev. Jadi Malas Bagi Info Baru Return to Monkey Island

Reading time:
June 30, 2022
return to monkey island

Ketika Ron Gilbert mengemukakan bahwa dirinya akan mengembangkan sebuah seri teranyar Monkey Island, banyak gamer yang berbahagia. Apalagi alasan Gilbert di kala itu sederhana, bahwa ia sekadar ingin mencari kesibukan di tengah pandemi saja. Bagi banyak gamer, Monkey Island yang notabene merupakan game point and click adalah salah satu game perdana yang pernah mereka cicipi dan tentu saja, punya daya tarik yang tidak tergantikan. Namun alih-alih kegembiraan, Gilbert justru muak setelah membuka tabir misteri gameplay Return to Monkey Island beberapa waktu lalu.

Alasannya? Lagi-lagi ulah fans yang membenci pendekatan visualnya yang baru dan kemudian bersikap super toxic. Terlepas dari fakta bahwa banyak fans yang menyambutnya secara terbuka, fans-fans toxic ini menyempatkan diri untuk mampir ke blog pengembangan game ini dan melemparkan kritik-kritik yang bersifat personal ke Gilbert. Ia mengaku bahwa situasi ini benar-benar membuatnya kehilangan ketertarikan dan niat untuk berbagi informasi baru apapun terkait Return to Monkey Island di masa depan. Gilbert berujung menutup sesi komen di halaman blog-nya.

Aktor yang memerankan protagonis utama seri ini – Dominic Armato pun merasa kecewa dengan situasi ini. Bagi para fans yang toxic, ia sekali lagi menegaskan, bahwa apapun yang mereka inginkan dari sebuah game Monkey Island yang baru, sikap seperti ini justru membuat proses pengembangan terasa seperti sebuah beban alih-alih seuatu yang menyenangkan. Ini adalah cara tercepat untuk membuat proyek berujung gagal.

Return to Monkey Island sendiri rencananya akan dirilis di tahun 2022 ini untuk Nintendo Switch dan PC. Bagaimana menurut Anda? Apakah visual baru yang satu ini cocok?

Load Comments

PC Games

September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
July 12, 2023 - 0

Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Bagaimana sensasi memainkan DOTA 2 di usianya yang kini menginjak…
April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…

PlayStation

September 25, 2023 - 0

Review Mortal Kombat 1: Tetap, Mutilasi Adalah Solusi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Mortal Kombat 1 ini? Mengapa…
September 20, 2023 - 0

Review The Crew Motorfest: Aloha, Mari Balap Bahagia!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Crew Motorfest? Mengapa kami…
September 13, 2023 - 0

Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3? Mengapa kami…
September 8, 2023 - 0

Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sea of Stars? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…