Dev. Game Mobile Deemo & Cytus Pecat Semua Artist, Ganti Penuh dengan AI
Anda sepertinya mustahil melewatkan kata “AI” yang sepertinya menjadi jargon yang fantastis selama setidaknya satu tahun terakhir. Perkembangan super pesat yang terjadi berhasil membuat sang intelejensia buatan tersebut untuk melakukan begitu banyak hal, dari proses animasi, menjawab pertanyaan super kompleks, programming, hingga menciptakan artwork dengan kelas yang tidak main-main. Banyak yang melihat bahwa AI adalah “masa depan” banyak industri, yang tentu saja berujung menjadi ancaman bagi pekerja manusia yang sesungguhnya. Percaya atau tidak, hal ini ternyata sudah terjadi di industri game.
Banyak dari Anda mungkin belum pernah mendengar nama developer bernama Rayark sebelumnya. Namun untuk para gamer penggemar game ritme di perangkat mobile seperti DEEMO atau Cytus, developer yang satu ini tidak akan lagi asing. Sayangnya, nama Rayark ini mengemuka kembali karena kebijakan yang tak populer. Perusahaan dikabarkan berujung memecat sebuah artist artwork mereka yang selama ini memang jadi ujung tombak untuk urusan presentasi visual. Sebagai gantinya? Mereka kini sepenuhnya menggunakan kemampuan AI untuk meracik artwork yang mereka butuhkan, yang kabarnya sudah mulai dilakukan sejak April 2023 silam.
https://twitter.com/SaltPPC/status/1661652320604803074
Ini tentu saja menjadi langkah kontroversial yang sangat disayangkan banyak pihak, apalagi mengingat kualitas artwork yang diracik oleh sang AI sendiri masih belum sempurna dan memuat banyak cacat di level detail. Banyak gamer yang khawatir bahwa langkah selanjutnya Rayark adalah mengimplementasikan sistem AI yang sama untuk meracik lagu-lagu game ritme mereka di masa depan.
Bagaimana menurut Anda sendiri soal situasi yang satu ini?