Anda yang pernah mendengar nama Final Fantasy dan familiar dengan game JRPG yang satu ini tentu pernah mendengar mitos penuh haru dan drama yang selalu mengitarinya. Bahwa nama “Final Fantasy” dipilih oleh Squaresoft karena produk terakhir ini merupakan fantasi terakhir mereka, produk yang akan menentukan apakah karir mereka sebagai developer akan berujung gulung tikar jika berujung gagal atau justru bertahan. Bahkan kesuksesan seri Final Fantasy pertama seringkali digadang sebagai batu pinjakan yang membuat Squaresoft sukses bertahan, hingga berujung sukses seperti yang kita kenal selama ini. Ternyata oh ternyata, semua hal tersebut hanya mitos.

Kebenaran tersebut langsung meluncur dari mulut sang “bapak” Final Fantasy – Hironobu Sakaguchi dalam sesi panelnya untuk ulang tahun ke-35 Final Fantasy sebagai franchise. Sakaguchi menyebut bahwa nama awal game ini sebenarnya adalah Fighting Fantasy yang kemudian disingkat menjadi “FF”. Namun ketika mereka  mengetahui bahwa nama Fighting Fantasy ternyata sudah menjadi merk dagang produk lain, mereka memutuskan untuk menggantinya menjadi Final Fantasy. Sesederhana itu.

Walaupun demikian, Sakaguchi juga mengaku bahwa Squaresoft memang bertanggung jawab juga untuk meramaikan “mitos” tersebut. Mitos tersebut ia ungkap berasal dari seorang anak sekolah yang mengirimkan kartu pos pada mereka. Ternyata sang anak mendefinisikan “Final Fantasy” sebagai game fantasi terakhir Squaresoft seperti yang diceritakan oleh sang guru. Begitu Sakaguchi menerimanya, ia langsung merasa bahwa ini akan jadi definisi dan mitos yang mereka gunakan. Walaupun identitas sang guru tak pernah diketahui, ia ingin sekali berterimakasih pada “kontribusinya”.

Final Fantasy sendiri saat ini sudah memasuki seri keenam belasnya yang baru saja dilepas belum lama ini dengan proyek besar lanjutan – Final Fantasy VII Rebirth sebagai judul besar lain yang pantas untuk diantisipasi. Bagaimana dengan reaksi Anda saat mengetahui informasi ini?