Preview Rise of the Ronin: Tidak Sesulit Souls!

Bermain di dua pihak, ini mungkin kesan yang mengakar kuat ketika kita bicara soal Team Ninja dan Koei Tecmo. Bagaimana tidak? Kita bicara soal developer yang di saat yang sama beberapa waktu lalu mengumumkan dua proyek “eksklusif” terpisah untuk dua pemegang platform berbeda. Untuk Microsoft, mereka menyediakan Wo Long: Fallen Dynasty yang saat ini bahkan sudah tersedia di platform gaming yang lain. Sementara untuk Sony? Melanjutkan kerjasama erat yang sudah terbangun sejak era Nioh, mereka memperkenalkan Rise of the Ronin yang akan mengambil tema feudal Jepang sembari menyuntikkan konsep open-world di dalamnya. Tidak ayal lagi, proyek ini langsung memicu rasa penasaran yang tinggi, apalagi dengan serangkaian trailer BTS yang sudah dilepas Team Ninja dan Koei Tecmo.
Dengan waktu rilis yang kian dekat, kami – JagatPlay menjadi salah satu media yang cukup beruntung untuk menikmati setidaknya dua jam pertama awal Rise of the Ronin yang setidaknya cukup untuk memberikan gambaran jelas soal pengalaman seperti apa yang ia tawarkan. Ia sekaligus menjadi momen terbaik untuk mulai mencari jawaban-jawaban untuk ragam pertanyaan penting, seperti misalnya, “seberat” apa sensasi Souls yang ia tawarkan di konsep dunia terbuka yang ia usung dan bagaimana caranya ia menangani sistem faksi yang ia usung, atau seberapa luasnya dunia open-world yang ia usung.
Lantas, bagaimana impresi pertama kami dengan Rise of the Ronin ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri yang tidak sesulit Souls? Impresi in akan membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran soal pengalaman yang bisa Anda antisipasi dengannya.
Apa itu Rise of the Ronin?

Secara sederhana, ini adalah game action dengan elemen RPG terbaru yang diracik oleh Team Ninja dan Koei Tecmo untuk Playstation 5. Berbeda dengan game seperti Nioh misalnya yang mengikuti pakem desain kebanyakan seri Souls-like, Rise of the Ronin adalah sebuah game open-world yang mengambil setting di akhir masa Edo, dimana Jepang mulai membuka diri untuk transaksi dan pengaruh dunia luar. Seperti yang bisa Anda prediksi, karakter Anda pun terlibat dalam beragam konflik yang mengitari masa ini, yang datang dari tiga faksi besar yang saling berusaha mempengaruhi di kala itu: Pro-Shogun, Anti-Shogun, dan Asing. Team Ninja sendiri mengklaim bahwa faksi yang Anda pilih juga akan mempengaruhi seperti apa kisah Anda berjalan.
Tidak ingin menyelam lebih dalam ke sisi cerita yang ditawarkan, ragam materi promosi yang sejauh ini dihadirkan oleh Rise of the Ronin sepertinya gagal untuk memberikan satu informasi penting ini. Bahwa alih-alih hanya tersedia satu karakter saja, Anda akan diperkenankan untuk memilih karakter wanita ataupun pria yang tampilannya juga bisa Anda kustomisasi di awal. Maka seperti game RPG juga yang jadi pondasi, Anda juga akan diminta untuk memilih “job” di awal yang akan mempengaruhi dua hal: atribut status dan senjata seperti apa saja yang akan efektif untuk karakter Anda gunakan. Anda yang sudah mencicipi seri Souls sepertinya sudah familiar dengan konsep dasar seperti ini.


Maka selain mode tutorial di awal yang juga menjadi prolog cerita untuk sang karakter utama yang Anda racik dan pilih, Rise of the Ronin akan langsung membawa Anda ke konsep dunia terbuka yang ia usung. Yokohama akan menjadi taman bermain awal Anda dengan konsep dunia terbuka yang sepertinya akan sangat familiar. Membakar banner yang berperan bak api unggun di seri Souls milik From Software di game ini akan membuka beragam point of interest, yang masing-masing akan memberikan reward tersendiri. Anda bisa menuju ke ragam tempat bersejarah yang ada, membebaskan desa-desa dari para bandit, perampok, atau pihak Shogun yang korup, atau sekadar mencari dan mengelus mereka. Setiap misi-misi ini akan menghasilkan reward yang nantinya akan bisa Anda tukarkan dengan item ataupun equipment yang bisa memperkuat karakter Anda. Misi terfavorit kami? Tentu saja misi berburu pada buronan yang setiap darinya akan diposisikan bak mini-boss, dimana ada yang siap melawan Anda 1vs1, namun tak sedikit pula yang berujung ditemani oleh anggota mereka yang lain.
Yang menarik? Walaupun sistem “buka peta” dengan banner ini bukan lagi hal yang baru untuk konsep open-world, Rise of the Ronin memberikan sedikit twist di dalamnya. Bahwa untuk setiap region yang baru saja Anda buka, Anda akan punya level “pembebasan”-nya sendiri. Dengan tinggi level yang bisa Anda dapatkan dengan menyelesaikan aktivitas atau misi sampingan yang tersedia di region tersebut, akan ada lebih banyak ikon terbuka seiring dengan semakin tingginya level pembebasan tersebut. Anda misalnya, tidak akan menemukan lokasi kucing-kucing yang bisa Anda belai setidaknya ketika sang daerah sudah menyentuh level 3. Nantinya, setiap aktivitas ini akan berbuntut resource unik yang akan melibatkan NPC-NPC berbeda yang akan menawarkan kepada Anda ekstra item atau equipment menggoda. Ini memberikan motivasi ekstra untuk menyelesaikan setiap dari mereka. Lagipula dengan kuda yang bisa Anda panggil kapan saja dan sebuah glider untuk aksi melintasi wilayah dengan cepat via udara, Anda tidak akan butuh waktu lama untuk bergerak ke aktivitas-aktivitas ini. Ini juga ditunjang dengan titik fast travel yang cukup banyak dan berdekatan.


Maka seperti game open-world kebanyakan pula, Anda juga akan disuguhi dengan misi sampingan dan misi utama yang akan dipamerkan dalam bentuk ikon spesifik di kota. Sayangnya, dua jam awal permainan kami masih belum bisa memberikan gambaran yang lebih jelas soal bagaimana soal sistem faksi nantinya bekerja, terutama untuk membangun sisi naratif yang berbeda satu sama lain. Setidaknya dari misi utama sesi preview kami ini, ia sudah memperlihatkan jelas bahwa ia akan melibatkan dua kubu dengan dua kepentingan berbeda, yakni anti-Shogunate dan yang pro-Shogunate. Misi cerita utama dan sampingan ini biasanya akan melibatkan cut-scene untuk proyeksi cerita di awal dan sisi aksi yang biasanya akan menuntut Anda membunuh sekelompok orang atau menundukkan boss di akhir. Terkadang, ada opsi dimana Anda bisa membawa dua karakter NPC untuk membantu Anda di sini.
Menariknya lagi? Seolah ingin ikut tren kebanyakan game RPG, berbasis sistem skill yang hadir cukup sederhana dengan distribusi point skill setelah level up sebagai basis, Rise of the Ronin juga menghadirkan alokasi skill yang difokuskan penuh untuk membuka lebih banyak opsi percakapan, yang terlihat terbagi menjadi tiga opsi – kemampuan untuk membujuk, kemampuan berbohong, dan juga kemampuan untuk mengintimidasi. Selama Anda sudah memiliki skill yang dibutuhkan, opsi percakapan ini akan terbuka. Sayangnya, kami sendiri belum menguji benar kira-kira seperti perbedaan jika Anda menggunakan skill ini atau sekadar memilih respon lain yang sudah tersedia, khususnya soal perbedaan outcome seperti apa yang bisa tercipta. Apakah ini sekadar mengundang respon unik? Atau benar-benar bisa meracik cabang cerita berbeda bergantung faksi? Ini masih jadi misteri tersendiri.

Sayang pula, tidak seperti kebanyakan game open-world atau semi open-world yang tersedia di pasaran saat ini, setidaknya di dua jam permainan kami, Rise of the Ronin juga tidak banyak menawarkan mini-game yang seru di dalamnya. Kami hanya menemukan sebuah tempat judi, lokasi latihan memanah di atas kuda, dan juga menembak. Tidak ada yang benar-benar unik dan spesial di dua jam pertama ini.