Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!
Aksi Ketat, Open-World Biasa

Rise of the Ronin merupakan jalan pertama Team Ninja dan Koei Tecmo mengeksplorasi konsep open-world. Dengan setidaknya tiga kota berbeda yang akan Anda kunjungi berdasarkan 3-4 arc cerita utama, Anda akan menjadi Ronin di Yokohama, Edo, dan Kyoto. Untuk setiap kota yang Anda kunjungi ini, basis konsep open-world yang ia usung tetaplah serupa.
Bahwa setiap kota ini akan dibagi menjadi region lebih kecil yang bisa Anda bebaskan dengan menyelesaikan aktivitas di dalamnya, terutama “bersih-bersih” misi bernama Public Order yang mengharuskan Anda membunuh siapapun pengacau di area tersebut dan mengembalikan kekuasaannya kepada penduduk kota. Semakin banyak aktivitas yang Anda selesaikan di sana, baik misi acak yang biasanya meminta Anda membantu warga yang kesulitan, aksi fotografi, mencari peti, sampai menyelamatkan kucing-kucing tersesat yang ada juga akan meningkatkan level Bond Anda dengan si region. Semakin tinggi level Bond Anda dengan si region, semakin banyak ikon dan aktivitas yang terbuka. Maksimal di level 3, ikon-ikon lokasi kucing dan peti yang kami bicarakan sebelumnya misalnya, baru akan terbuka di level ini.


Sayangnya, Rise of the Ronin tidak mengusung konsep yang serupa dengan Yakuza, alias memberikan Anda cukup banyak ruang dan tempat untuk bersenang-senang di setiap kota ini. Satu-satunya “tempat hiburan” yang bisa Anda kunjungi hanyalah tempat judi dengan item-item yang memang menarik untuk dikejar dengan resource spesifik di sana. Anda akan bertemu dengan distrik “merah” berisikan banyak geisha, namun tidak ada yang bisa Anda lakukan di sana selain berbincang dengan karakter-karakter dan melanjutkan cerita. Ekstra aksi “bersenang-senang” lain hanyalah menyelesaikan misi tantangan yang mungkin menguji efektivitas Anda memanah dan menembak, sekaligus gliding.
Benar sekali, Rise of the Ronin akan menawarkan Anda sebuah glider di cukup awal permainan untuk mobilitas yang bahkan lebih fantastis lagi daripada sekadar menaiki kuda. Ada klaim memang dari Team Ninja bahwa glider ini memang didasarkan pada sesuatu yang ada di buku sejarah tua Jepang, khususnya di era Bakumatsu oleh salah seorang inventor. Untungnya, kesenangan, keseruan, dan perannya membuat perjalanan lebih cepat langsung menganulir rasa cemas bahwa kehadiran glider ini justru akan membuat cita rasa otentik Rise of the Ronin jadi tercederai. Begitu Anda sudah merasakan kepuasan melompat dari tempat tinggi, melebarkan glider, dan menggunakannya untuk menghabisi musuh dari ketinggian, Anda tidak akan lagi memikirkan masalah otentik dan tidak otentik. Apalagi nantinya, Anda juga bisa dipersenjatai dengan bomb yang bisa Anda lemparkan dari udara, yang notabene lebih gila.


Maka konsep open-world Rise of the Ronin pun mengakar pada pendekatan sebaran ikon yang bisa Anda kejar dan selesaikan, yang sayangnya, akan sama di tiga kota berbeda yang Anda kunjungi. Motivasi untuk melakukannya akan didasarkan pada reward resource, di luar loot, yang selalu penting. Resource yang kemudian bisa Anda alihkan untuk memperkuat si protagonis utama lewat beragam jalur. Sejujurnya, konsep ini tidak terasa istimewa dan cenderung mudah terasa monoton, apalagi jika ia juga datang dengan kuantitas melimpah. Untungnya, setidaknya aktivitas open-world ini masih bisa “terselamatkan” karena aktivitas Fugitives dimana Anda akan memburu para buronan yang biasanya diakhiri dengan pertarungan 1vs1 yang seru dan menegangkan.
Benar sekali, pada akhirnya bagian paling asyik dan seru dari Rise of the Ronin, seperti halnya game Team Ninja yang lain, terletak pada sisi gameplay pertarungannya sendiri. Tidak sesulit Ninja Gaiden ataupun Nioh berkat pilihan tingkat kesulitan yang kini tersedia, ia tetap mengusung struktur yang sama. Karakter utama Anda akan dibekali kesempatan membawa dua buah senjata melee dan dua buah senjata range yang bisa digonta-ganti secara real-time, dan tentu saja item penyembuh dan buff jika dibutuhkan.
Di luar aksi stealth yang juga difasilitasi lewat tombol jongkok dan desain level seperti rumput tinggi misalnya, Anda akan dibekali dengan kemampuan serangan biasa, charging attack, dan akses skill aktif untuk aksi bertarung terbuka. Namun pada akhirnya, kunci kemenangan Anda akan sangat bergantung pada aksi parry yang di sini disebut sebagai Counterspark. Keberhasilan melakukan aksi Counterspark akan membuat musuh jatuh dalam kondisi panik, dimana ia akan rentan diserang untuk menghabisi stamina alias Ki yang ia miliki. Jika Anda berhasil menghabiskan sang Ki, musuh akan jatuh dalam kondisi rentan untuk menerima serangan pemungkas yang di beberapa skenario, bahkan bisa menghabisi mereka secara instan. Namun ingat, konsep Ki ini juga berlaku untuk karakter Anda. Jika Anda lupa mengawasinya dan kemudian membiarkannya habis, Anda akan terdiam selama beberapa waktu yang notabene akan membuat Anda mudah diserang dengan damage cukup besar. Mengatur Ki adalah kunci.


Rise of the Ronin juga hadir dengan mekanik unik terkait Counterspark dan Ki ini. Di luar timing yang terhitung cukup lebar, setidaknya di tingkat kesulitan normal, Rise of the Ronin tetap mendorong Anda untuk mempertimbangkan block sebagai alternatif solusi. Apa pasal? Bukan hanya karena counterspark bisa diakses dari stance block saja, tetapi juga dari fakta bahwa untuk membuat musuh jatuh ke dalam kondisi panik, Anda tidak perlu melakukan counterspark di setiap serangan kombinasi musuh, tetapi hanya serangan akhir saja. Benar sekali, ketika musuh mulai melemparkan serangan kombinasi sebanyak 4-5 serangan yang familiar di mata Anda misalnya, Anda hanya perlu melakukan counterspark di serangan kelima untuk membuat musuh jatuh ke situasi panik. Tentu saja, ada ekstra keuntungan jika Anda berhasil melakukan counterspark ini di setiap animasi serangan, yakni sedikit damage dan lebih cepatnya terkuras Ki musuh. Kerennya lagi? Serangan spesial musuh yang ditandai dengan warna merah sebelum animasi ternyata juga bisa Anda counterspark jika Anda berani. Ini menjadi momen high risk-high reward mengingat potensi apa yang terjadi. Ia akan mencederai Ki musuh dengan signifikan jika Anda berhasil menghalanginya, namun di sisi lain, berpotensi membuat Anda menerima damage besar jika Anda gagal.
Rise of the Ronin juga membuat varian senjata untuk punya andil daripada sekadar mendukung gaya bermain Anda. Dengan setidaknya 3 gaya yang bisa Anda akses per senjata, setiap senjata + gaya akan bisa menjadi kelemahan bagi kombinasi senjata + gaya yang digunakan musuh. Untungnya, proses membaca dan mengetahui informasi ini terhitung cepat dan mudah. Anda hanya perlu memerhatikan sebuah logo panah di sebelah bar HP dan Ki musuh yang akan berubah warna bergantung pada stance Anda sekarang. Ia akan berubah biru jika Anda di posisi diuntungkan, putih untuk netral, dan merah jika Anda dirugikan. Tentu saja tidak semua senjata akan memiliki gaya yang jadi kelemahan musuh, sehingga terkadang membawa dua senjata melee berbeda akan berkontribusi cukup penting. Anda juga akan diperkuat dengan serangan “ultimate” bernama Ki Blaze yang siap untuk membuat Anda lebih kuat dan mematikan dengan ekstra api kini menempel di senjata melee Anda.


Walaupun tidak sebanyak Nioh, kesempatan Anda untuk mendapatkan varian senjata ini akan tersebar di sepanjang beberapa arc cerita Rise of the Ronin. Ia bisa muncul dari sekadar peti yang Anda buka saat eksplorasi, hadiah misi utama, hadiah misi sampingan terutama Bond untuk karakter, hingga sesuatu yang Anda beli dari ragam merchant yang ada. Anda masih ingat dengan misi kumpul kucing yang kami bicarakan sebelumnya? Anda bisa mengutus kucing-kucing ini dalam sebuah misi berbasis waktu cooldown untuk mendapatkan loot asyik, termasuk equipment di dalamnya. Tentu saja, Rise of the Ronin juga menyediakan opsi untuk memperkuat atau memodifikasi setiap dari mereka, baik lewat aksi tempa untuk memperkuat damage hingga mengganti buff spesifik satu senjata ke senjata lainnya.
Gamer-gamer yang tidak terlalu familiar dengan seri Souls, khususnya untuk game yang berfokus di aksi parry seperti Nioh dan Sekiro sepertinya mulai bisa memasukkan Rise of the Ronin ini sebagai opsi entry point untuk melatih “memori otot” Souls yang mungkin tidak Anda miliki sebelumnya. Dari pengalaman kami, setidaknya di tingkat kesulitan normal, ia masih jadi game action RPG yang menantang namun bukan sesuatu yang cukup untuk membuat Anda frustrasi. Dari timing parry cukup besar, animasi serang musuh yang cukup jelas, hingga tebal HP yang cukup untuk membendung jumlah serangan cukup besar, Rise of the Ronin tidak akan berujung sesulit Souls atau game Team Ninja yang lain di tingkat kesulitan normal. Satu-satunya hal yang cukup untuk membuat panik mungkin pertarungan boss yang sebagian datang dengan animasi serang yang sulit untuk diprediksi.


Hal lain yang kami sukai dari Rise of the Ronin adalah fitur Quality of Life yang juga mempermudah aksi perjalanan Anda. Ada fitur Auto-Run untuk kuda sehingga Anda tidak perlu repot menggerakkannya tiap kali Anda hendak bergerak ke lokasi tertentu, fitur untuk menyortir dan menjual equipment di bawah level kelangkaan yang Anda inginkan, hingga titik-titik fast travel yang cukup banyak. Rise of the Ronin menyiapkan cukup hal untuk membantu Anda berfokus di sisi pertarungan saja.
End-Game

Dengan potensi cerita alternatif yang bisa Anda dapatkan di beberapa titik bergantung pada faksi yang Anda pilih, Rise of the Ronin juga untungnya hadir dengan sebuah fitur keren bernama Testament of Souls. Lewat item yang akan tersedia di “markas” Anda ini, Anda bisa melakukan ragam hal, dari memainkan ulang misi sampingan yang sudah Anda selesaikan atau kembali ke kota seperti ke Yokohama atau Edo jika Anda berada di Kyoto misalnya. Yang menarik? Opsi percabangan cerita yang bisa terjadi karena pemilihan faksi sebelumnya juga langsung difasilitasi ini. Anda bisa langsung terjun menikmati pilihan yang lain, bertemu dengan cut-scene, dan menentukan sendiri apakah Anda ingin keputusan tersebut dijadikan sebagai “pilihan akhir” untuk karakter Anda saat ini.
Lantas, bagaimana dengan konten end-game itu sendiri? Setelah akhir cerita utama, yang hadir dengan garis cerita linear untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah sebenarnya dan karakter-karakter yang terlibat di dalamnya, Rise of the Ronin tetap memberikan Anda ruang untuk mengeksplorasi dunianya lebih jauh. Anda bisa menghabiskannya dengan menyelesaikan setiap Bond Mission, aktivitas, atau aksi bersih-bersih peta di tiga region utama jika Anda belum sempat melakukannya sebelumnya.
Yang paling menarik tentu saja datang dari tambahan difficulty bernama “Midnight” yang siap menantang gamer veteran Souls sekalipun. Bisa Anda aplikasikan sekadar di dunia open-world atau ingin menikmatinya dari awal cerita hingga akhir lagi, difficulty Midnight ini siap untuk membuat musuh-musuh ini jadi lebih beringas. Sebagian besar dari mereka akan datang dengan level karakter yang jauh lebih tinggi daripada karakter Anda, dengan serangan yang kini bisa menghabisi Anda di 2-3 kali pukulan. Membaca gerak musuh dan memicu counterspark sebanyak yang Anda bisa tidak lagi bisa lebih penting dibandingkan di Difficulty ini.


Sebagai gantinya, berbeda dengan playthrough pertama dimana level kelangkaan senjata dan equipment terbatas di level Exquisite saja, Anda kini bisa mendapatkan senjata dan equipment di tingkat kelangkaan baru – Masterwork. Hadir dengan warna orange gelap sebagai penanda, setiap baris equipment, senjata, dan aksesoris di level kelangkaan ini tentu menawarkan tidak hanya atribut yang lebih kuat saja, tetapi juga efek-efek yang lebih mantap. Menariknya lagi? Opsi untuk mencari loot dengan cara menugaskan kucing-kucing yang sempat kami bicarakan sebelumnya kini juga berkesempatan untuk mendapatkan equipment di level Masterwork.
Atas nama untuk memperkuat karakter pula, cabang skill yang notabene akan memperkuat dan membuka akses serangan atau animasi baru untuk si protagonis utama kini akan diperbuka dan dilebarkan dengan sesi baru bernama Breakthrough. Berbeda dengan skill point standar dimana ia dibagi ke dalam empat kategori berbeda dengan atribut masing-masing: Strength, Dexterity, Charm, dan Intelligence, Breakthrough lebih diposisikan untuk mendorong atribut sang karakter utama dengan lebih lugas dan efektif. Sayangnya, tidak seperti pohon skil Charm dan Strength yang juga membuka opsi percakapan ekstra seperti “Intimidate” dan “Persuade” untuk menghasilkan reaksi tertentu dari lawan bicara untuk beberapa titik cerita, Breakthrough tidak membuka hal baru apapun di aspek ini.