Review Stellar Blade: Tak Hanya Soal Bokong dan Dada!
Tak Hanya Bokong dan Dada!

Jika hanya menilik dari ragam trailer dan screenshot yang mereka lepas, adalah sesuatu yang rasional bagi kita untuk menyimpulkan bahwa Stellar Blade akan tampil sebagai game action RPG yang linear. Bahwa ia akan datang dengan desain level ala Devil May Cry 5 misalnya, dimana Anda akan bertarung dari satu level ke level lainnya, melawan boss, melanjutkan cerita, mungkin menyelesaikan misi sampingan untuk NPC di lokasi yang sama, dan kemudian berpindah level. Namun nyatanya tidak demikian. Walaupun cerita nantinya akan terbagi ke dalam beberapa titik lokasi dimana Anda butuh berinteraksi dengan Adam atau Lily untuk berpindah, Stellar Blade ternyata datang dengan sebuah kejutan. Benar sekali, konsep level semi open-world.
Petualangan memang akan melewati beberapa level linear dengan ruang yang terhitung terbatas untuk aksi penjelajahan memang, seperti yang Anda temukan di level pertama – Eidos 7. Namun berita bahagianya? Stellar Blade tidak hanya menawarkan desain seperti ini saja. Anda akan disajikan dengan level berukuran cukup luas hingga menyebut level-level ini sebagai level semi open-world tidaklah berlebihan. Level bernama Wasteland dan Great Desert ini akan memberikan Anda kebebasan mutlak untuk dijelajahi sejak menit pertama. Selain beragam musuh yang menempatinya, ia tentu saja akan dipenuhi dengan begitu banyak peti material di beragam sudut serta peti-peti lebih berharga seperti yang berisikan kostum dan kaleng di lokasi-lokasi yang biasanya butuh kerja keras lebih ekstra dengan aksi platforming atau aksi pemecahan puzzle sebelum bisa diakses dan didapatkan. Desain level lebih terbuka ini jugalah yang kemudian dijadikan Stellar Blade untuk sistem action RPG modern-nya.
Bahwa tidak hanya sibuk dengan misi utamanya saja, kota aman terakhir manusia – Xion akan berisikan begitu banyak NPC yang butuh bala bantuan EVE untuk satu atau dua hal. Dengan ikon yang cukup jelas untuk menandai siapa saja yang berkepentingan, NPC-NPC ini biasanya akan menawarkan misi sampingan bagi EVE yang untungnya juga didesain dengan cerita yang cukup solid. Bahkan beberapa misi sampingan, yang biasanya melibatkan NPC dengan desain unik, akan punya reward yang lebih esensial. Ia bisa saja berujung membuka toko dan fasilitas yang selama ini tidak pernah Anda kira tersedia atau sekadar membuka lebih banyak opsi item untuk dibeli di toko.
Menariknya, NPC dengan toko ini juga punya sistem kedekatan dengan EVE dimana semakin tinggi frekuensi Anda berbelanja, semakin tinggi level kedekatan yang ada, semakin langka pula item yang bisa mereka tawarkan. Bahkan, bisa toko-toko ini menjual sesuatu yang tidak berhubungan dengan apa yang mereka tawarkan di awal – seperti toko broker informasi yang bisa tiba-tiba menjual barisan blueprint kostum di level kedekatan tertentu. Selain NPC-NPC ini, Xion juga memiliki sebuah Bulletin Board yang akan berisikan permintaan-permintaan lebih lugas dengan informasi reward yang bisa Anda selesaikan.
Benar sekali, sistem ini kemudian banyak terikat pada konsep semi open-world yang kami bicarakan sebelumnya untuk wilayah Wasteland dan Great Desert. Selain rumah untuk ragam reward menggoda dan material, ia juga dijadikan tempat dimana misi-misi sampingan dan solusi untuk masalah-masalah Bulletin Board ini tersemat. Ia bisa berujung meminta Anda membunuh boss rahasia tertentu, menjelajahi sebuah wilayah tersembunyi yang butuh aksi platforming dengan memanjat tebing atau melompati tali misalnya, mencari NPC yang sedang ketakutan, hingga memancing, Iya, Stellar Blade punya mekanik memancing yang bahkan tak ragu kami sematkan sebagai salah satu fitur memancing terbaik di game action RPG manapun. Caranya memaksimalkan Adaptive Trigger dan Haptic Feedback DualSense di aksi membuat kami ketagihan.
Xion sendiri diposisikan sebagai kota yang dinamis setidaknya di beberapa jam awal permainan. Di luar nasib para beberapa NPC yang bisa berubah jika Anda menyelesaikan misi sampingan yang menyangkut mereka, Anda juga bisa menikmati kota yang terasa berkembang dan meramai seiring dengan cerita yang bergerak. Namun sayangnya, di tengah cerita, tiba-tiba konsep ini “dibuang” oleh ShiftUp begitu saja tanpa alasan yang jelas. Konsep kota yang tumbuh tiba-tiba berujung stagnan hingga akhir cerita utama, yang juga menghasilkan satu konsekuensi tidak asyik – bahwa tidak ada akan ada lagi NPC teranyar pemberi misi sampingan baru untuk Anda selesaikan di satu titik. Untungnya, setidaknya untuk tugas dari Bulletin Board, ia akan terus terupdate.
Bagian paling fantastis dan juga mengejutkan kami? Bahwa Stellar Blade juga datang dengan sedikit konsep Metroidvania di sini, yang uniknya, dikembangkan dan dibangun di atas varian misi sampingannya dan bukannya misi utamanya.

Jika Anda rajin mengambil dan menyelesaikan misi sampingan yang ada, maka Anda akan menemukan beberapa di antaranya bahkan siap untuk membuka akses ke wilayah baru yang cukup besar. Sebagai contoh? Eidos 7 misalnya. Di salah satu titik eksplorasi, Anda akan menemukan situasi sebuah gedung yang bagian bawahnya terendam air dan tidak memungkinkan untuk diselami oleh EVE karena sifatnya yang beracun. Pikiran “action RPG standar” kami tentu langsung menyimpulkan bahwa area ini pasti nantinya akan terbuka setelah cerita mencapai titik tertentu dan akan jadi bagian cerita utama yang harus dilalui EVE. Alangkah terkejutnya kami ketika menemukan bahwa ternyata tidak demikian. Area ini ternyata bisa Anda keringkan jika Anda mengambil salah satu misi sampingan, yang berarti wilayah baru untuk dijelajahi dengan musuh baru untuk ditundukkan. Kerennya lagi? Akan ada beberapa misi sampingan yang kemudian muncul dengan solusi di lokasi yang sama.
Sensasi sedikit “metroidvania” ini juga ditawarkan Stellar Blade lewat rangkaian peti berisikan reward yang terbesar di peta. Beberapa peti ini biasanya akan menuntut sejenis password untuk dibuka yang kombinasinya harus Anda cari dengan menundukkan musuh tertentu, memeriksa mayat yang tersebar, atau sekadar membaca dokumen di titik spesifik. Ternyata oh ternyata, solusi untuk password peti ini juga didesain tidak seperti halnya game action RPG kebanyakan, yakni di lokasi yang sama. Anda akan menemukan situasi dimana Anda berujung menemukan password untuk sebuah peti yang terletak jauh di peta yang lain, yang mau tidak mau membutuhkan untuk melakukan backtrack jika Anda cukup niat untuk melakukannya. Untungnya hal ini cukup terbantu dengan sistem fast-travel yang cukup tersebar di tiap peta. Jadi untuk Anda yang penasaran saat memainkan demo Stellar Blade kemarin dengan peti ber-password tanpa solusi? Anda bisa jadi baru menemukannya setelah keluar dari peta tersebut.
Acungan jempol juga pantas diarahkan pada beberapa desain puzzle, dari yang berisi soal matematika hingga yang sekadar memahami pola yang cukup untuk membuat otak Anda tertantang. Harus kami akui, bahkan ada satu puzzle yang berhasil membuat kami termenung selama 20 menit, yang diselingi makan siang, kembali ke meja untuk menatapnya selama 30 menit ekstra, tetap tanpa solusi. Kami berujung mengistirahatkan Playstation 5 dan memilih pergi tidur di kala itu.
Kesimpulan

Stellar Blade memang jelas “menjual” sosok dan desain sensual sang karakter utama – EVE. Ini adalah fakta tak terbantahkan. Bahwa ia dirancang sebagai daya tarik untuk membawa banyak gamer mata keranjang, seperti kami, untuk masuk mencicipinya. Untungnya situasi seperti halnya kasus NieR: Automata di masa lalu juga terjadi di sini walaupun dalam kapasitas berbeda. Begitu Anda menyelaminya, Anda akan memahami bahwa Stellar Blade memiliki cukup banyak elemen untuk dinikmati, dirayakan, dan dirasakan untuk membuatnya tampil sebagai game action RPG yang seru dan solid, baik dari sisi eksplorasi, bertarung, hingga lore yang diracik untuk membangun dunianya. Diperkuat dengan visualisasi fantastis untuk setiap kostum yang ditawarkan, para NPC dan monster yang juga diperkuat dengan OST memanjakan telinga, Stellar Blade berhasil membuktikan diri sebagai game yang tak sekadar berisikan bokong dan dada saja.
Walaupun demikian, bukan berarti Stellar Blade sempurna. Untuk perjalanan perdana ShiftUp menuju ke pasar konsol ini, ia masih meninggalkan beberapa catatan. Pertama, sensasi platforming-nya yang masih bermasalah dan tak memuaskan. Ada banyak situasi dimana aksi lompat EVE atau saat ia berayun udara meninggalkan sensasi ia tengah meluncur di tengah es, hingga akurasi mau tidak mau tercederai. Kami juga sedikit menyesalkan fakta bahwa EVE adalah karakter utama yang kurang menarik dari sisi kepribadian. Ia adalah karakter “super kering” yang didefinisikan hanya karena misi utamanya saja. Anda tidak tahu seperti apa selera humornya, tidak tahu soal apa yang ia sukai, tidak sukai, apa yang ia jadikan mimpi, dan sebagainya. Bahkan, seperti yang kami bahas sebelumnya, ia tidak punya lore soal alasan mengapa ia senang bergonta-ganti kostum. Dan untuk pertama kalinya, kam jugai menyayangkan keputusan bahwa untuk game “seperti ini”, ShiftUp tidak menyuntikkan opsi Photo Mode.
Namun di luar kekurangan tersebut, kami tetap merekomendasikan Stellar Blade untuk Anda yang mencintai game action RPG yang seru dengan lore dunia menarik, serta visualisasi dan musik yang indah. Game ini memang tidak hanya berisikan bokong dan dada, tetapi di sisi lain, siap memuaskan Anda yang memang datang hanya karena bokong dan dada.
Kelebihan

Action RPG yang terhitung solid
Desain dunia semi open-world di beberapa level
Desain puluhan kostum untuk EVE yang berhasil mengamplifikasi kecantikan dan sensualitas EVE (kecuali satu kostum)
Detail dan fokus jiggle physics yang berbeda untuk tiap kostum
Sangat bersahabat untuk gamer action atau Souls-like pendatang baru lewat Story Mode + Action Assist
Desain NPC dan Naytiba yang super keren
Lore dunia yang menarik dan potensial untuk terus digali
Soundtrack memanjakan telinga
Sebagian besar misi sampingan didesain baik dengan konsekuensi yang terlihat jelas
Hadir dengan sedikit konsep metroidvania untuk mengakses lokasi dan peti tertentu
Tangga adalah teman
Kekurangan

EVE sebagai karakter terasa hambar dan kering dari sisi kepribadian
Platforming belum terasa semulus seharusnya
Tanpa Photo Mode
Cocok untuk gamer: mata keranjang karena bokong dan dada, butuh game action RPG yang cukup bersahabat jika tidak familiar
Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan sensasi yang “sangat Sekiro” atau “sangat Dark Souls”, yang hanya bisa bermain game di ruang tamu