Game VN Di-Stream Sampai Tamat di Hari Rilis, Dev. Jepang Ingin Tempuh Jalur Hukum

Proses pengembangan game memang bukan sesuatu yang mudah. Terlepas dari skala-nya, apakah ia lahir dari talenta ratusan developer atau dari sebuah tim kecil di sudut dunia yang tidak pernah Anda ketahui sebelumnya, ia tetap sebuah produk kreatif yang butuh banyak perencanaan, pertimbangan, dan energi untuk diselesaikan. Walaupun sebagian besar darinya berujung mencintai para streamer dan influencer yang berujung memainkan mereka secara online dan mempopulerkannya, namun ada beberapa kasus dimana ia justru berujung kontra-produktif. Hal inilah yang tengah dirasakan oleh satu developer Jepang yang bahkan berencana untuk membawanya ke jalur hukum.
Pil pahit tersebutlah yang harus ditelan oleh developer game sekaligus seorang penulis novel – Takiya Iijima yang game VN teranyarnya baru tersedia di Steam pada tanggal 24 Juli 2024 mendatang. Mengingat game seperti ini sangat menggantungkan daya tarik di sisi cerita, Iijima secara terbuka meminta para content creator untuk tidak memainkan game ini setidaknya hingga tanggal 3 Agustus 2024 nanti, memberikan waktu sekitar 10 hari agar game ini bisa dinikmati para fans tanpa spoiler. Namun seperti yang bisa diprediksi, ia berujung tak dipenuhi.
Fakta bahwa ada beberapa streamer yang langsung memainkan game ini secara online hingga tamat di hari pertama rilis berujung membuat Iijima sangat kecewa. Ia mengingatkan bahwa tindakan seperti ini besar kemungkinan mempengaruhi total pendapatan yang ia terima, yang ia butuhkan untuk kebutuhan keluarganya sendiri. Walaupun ia bisa “mematikan” video playthrough ini di Youtube, namun proses yang sulit membuat aksi serupa nyaris mustahil untuk Twitch. Oleh karena itu, ia akan mengambil jalur hukum.
「アパシー殺人クラブ」
ゲーム配信・実況に関しては当初の予定通り8/3以降OKとなります。
魅力的な鳴神学園の世界とキャラクターに、1人でも多くの方が触れてくれたら嬉しいです!鳴神学園へようこそ🏫https://t.co/jMggtt2N1i
— アパシー学校であった怖い話【公式】 (@78corobi) July 29, 2024
Iijima juga menegaskan bahwa langkah yang ia ambil tidak ditujukan untuk menyerang ekosistem content creator secara keseluruhan, tetapi hanya untuk menciptakan contoh dan standar hukum di masa depan jika memang ada developer game yang terpengaruh efek negatif karena aksi serupa. Bagaimana menurut Anda situasi yang satu ini?
Source: Automaton