Review Dragon Ball – Sparking! Zero: Enggak Ada Matinya!
Indah tapi Setengah Hati

Salah satu daya tarik utama dari Dragon Ball: Sparking! Zero tentu saja datang dari fakta bahwa seri yang sudah lama vakum ini akhirnya tiba di platform modern terkini. Jika dibandingkan dengan Playstation 2 misalnya, peningkatan performa yang kini bisa dimaksimalkan tentu saja berbeda. Tidak mengherankan jika banyak gamer, termasuk kami, tentu saja mengantisipasi sebuah seri yang setidaknya memesona dari sisi visual.
Jika kita hanya bicara soal visual in-game saja, maka semua mimpi tersebut bisa terbilang terpenuhi. Terlepas dari ratusan karakter yang mereka suntikkan sebagai roster, Bandai Namco dan Spike Chunsfot berhasil memastikan bahwa setiap dari mereka datang dengan detail yang seharusnya. Kita bicara dari kostum, akurasi warna, shading, hingga animasi serangan yang begitu sinematik dan indah di saat yang sama untuk setiap serangan ultimate. Level kehancuran level yang bisa Anda antisipasi juga ikut naik dengan fasilitas jeroan platform terkini yang tentu jauh lebih bisa menanganinya. Melihat bagaimana arena pertarungan Anda kini hancur berantakan dengan lubang-lubang menganga, terutama untuk arena turnamen dan tetap bertahan di sana secara permanen membuat pertarungan Anda terasa lebih destruktif. Efek-efek serangan “bola sinar” yang datang dengan ekstra ledakan juga pantas diapreasiasi. Dragon Ball: Sparking! Zero kerennya juga memastikan beberapa level seperti Planet Namek misalnya, punya efek transformasi dunia secara keseluruhan menjadi planet yang berada di ambang kehancuran ala saga Goku vs Frieza jika Anda berhasil mengeksekusi serangan ultimate spesifik di sana.
Maka perlahan tapi pasti, kemajuan teknologi ini juga memberikan lebih banyak ruang bagi Spike Chusoft untuk mengimplementasikan detail-detail kecil yang mungkin berujung diabaikan oleh banyak gamer, namun memicu rasa apresiasi tertentu bagi mereka yang memberi perhatian ekstra.

Sebagai contoh? Physics kain yang diusung misalnya. Di luar efek kehancuran kostum yang juga hadir akurat dan fantastis, Anda bisa melihat bahwa implementasi engine kali ini memungkinkan kain memiliki physics, yang terlihat ketika Anda melakukan charging. Bagian terbaik dari situasi ini adalah melihat bagaimana lengan pakaian Future Gohan yang kehilangan tangan kiri-nya misalnya, berkibar hebat setiap kali ia menghimpun tenaga. Sementara untuk sisi cerita? Game ini juga menghadirkan detail kecil yang membuat situasi lebih rasional, seperti animasi para penonton yang akan kabur lebih dulu dari arena turnamen jika Anda memutuskan untuk mengeksekusi serangan final yang memang destruktif. Dengan sedikit animasi kecil ini, Anda akan paham bahwa situasi memang aman dan karakter protagonis favorit Anda seperti Goku atau Gohan tidak membunuh siapapun ketika melancarkan serangan kamehameha mereka sesuka hati.
Sayangnya, sisi presentasi yang seharusnya jadi nilai jual terbaik Dragon Ball: Sparking! Zero ini langsung tercederai begitu Anda masuk ke dalam mode cerita episodik yang sempat kami bicarakan sebelumnya. Mengapa? Karena tidak semuanya disajikan dalam cut-scene in-game engine yang ciamik. Ada begitu banyak porsi cerita untuk setiap episode ini yang kembali disajikan dalam bentuk gambar statis yang sama sekali tidak menarik. Parahnya lagi? Ada beberapa momen yang juga disajikan dalam bentuk video yang jelas punya resolusi jauh lebih rendah dibandingkan dengan game-nya sendiri. Benar sekali, yang Anda dapatkan untuk sesi yang satu ini adalah film animasi pendek yang akan terlihat semakin pecah seiring dengan besar monitor atau televisi yang Anda gunakan. Ini tentu saja jadi situasi yang mengecewakan.


Sementara untuk urusan audio? Voice acting Inggris yang kami jadikan andalan terasa standar namun memenuhi tugasnya dengan baik. Setidaknya jelas ada usaha dari Spike Chunsoft untuk memastikan Dragon Ball: Sparking! Zero terasa seperti game fighting modern, yang tercermin jelas lewat interaksi pembuka karakter yang tengah bertarung. Mereka akan punya interaksi khusus dan unik ketika tengah bertarung melawan karakter spesifik. Sebagai contoh? Goku yang akan dengan jelas merasa simpati sekaligus menyesal saat bertemu dengan Future Gohan yang kehilangan tangannya, sementara Gohan menenangkan Goku bahwa ia sudah berjuang sebaik mungkin sebagai ayah. Tentu saja tidak semua karakter ini akan punya interaksi satu sama lain, yang kemudian akan berujung jadi sekadar percakapan standar yang berfokus untuk membicarakan diri mereka sendiri. Anda juga bisa menggunakan subtitle bahasa Indonesia yang datang dengan kualitas yang terhitung standar jika Anda menginginkannya.

Untuk urusan musik, kami sendiri cukup bahagia melihat beberapa lagu ikonik Dragon Ball kini bisa Anda sematkan untuk menemani pertarungan Anda, walaupun beberapa di antaranya hadir sebagai konten DLC ekstra. Namun perlu diingat, keputusan untuk menggunakan musik-musik ini mungkin akan membuat Anda merasa tengah mereplika adegan dari anime, namun bagi gamer Playstation 5 misalnya, ini berarti ekstra masalah lisensi. Ia akan membuat Anda tidak bisa merekam video gameplay Anda atau bahkan berpotensi untuk membuat video Anda bermasalah jika Anda melakukan aksi streaming. Opsi terbaik tentu saja menggunakan musik standar lainnya yang tersedia.
Tak Dangkal

Ketika kita bicara soal game fighting arena tiga dimensi, maka dengan begitu banyak contoh yang sudah tersedia di pasaran saat ini, kita seringkali mengasosiasikannya sebagai game fighting super sederhana yang didesain untuk hanya satu hal – fan service. Anda mungkin akan mendapatkan satu atau dua gerakan counter, namun tujuan dari keseluruhan game tersebut diracik adalah untuk memanjakan mata dan telinga para fans yang akhirnya bisa menikmati ragam pertarungan ikonik yang hanya mereka nikmati via anime dan manga secara interaktif. Berita baiknya? Walaupun pada dasarnya pondasi motivasinya sama, Dragon Ball: Sparking! Zero ternyata punya kedalaman tersendiri.
Sebelum kita terjun lebih lanjut, perlu ditegaskan bahwa Dragon Ball: Sparking! Zero bukanlah game fighting yang didesain untuk kompetitif. Seperti yang sempat diutarakan, seperti halnya seri mereka di masa lalu, ia adalah game fighting yang diracik seakurat mungkin dengan lore Dragon Ball yang ada. Ini berarti ia secara sengaja didesain tidak seimbang, dimana Anda akan bertemu dengan karakter yang secara skala kekuatan berbeda jauh dibandingkan dengan karakter lain. Maka Anda juga akan bertemu dengan beberapa karakter yang bahkan sudah memiliki “keuntungan” hanya dari aksi berdiri saja. Karakter seperti Goku Ultra Instinct misalnya, bisa menghindari setidaknya 5 serangan proyektil dan 5 pukulan pertama dari lawannya tanpa perlu melakukan apapun. Seperti di lore-nya, ia akan melakukan aksi ini secara otomatis.


Namun bukan berarti karakter yang terhitung “lemah” di semesta Dragon Ball seperti Mr. Satan atau Pan misalnya, akan berujung tidak bisa melakukan apapun saat dipasangkan dengan lawan yang tidak sepadan. Serangan-serangan mereka tetap akan meninggalkan damage tertentu, namun tentu tidak akan sebesar karakter yang lebih kuat. Hal yang serupa juga dengan sistem pertahanan mereka yang lebih rapuh, dimana damage yang mereka terima juga akan lebih besar. Kerennya lagi? Spike Chunsoft juga mendesain sedemikian rupa animasi serangan yang ada agar ia terlihat rasional bisa menghasilkan damage tertentu. Sebagai contoh? Serangan ultimate milik Mr. Satan kini membuatnya memanggil bantuan sang teman setia – Buu gendut untuk melakukan serangan bersama-sama. Dengan situasi seperti ini, menjadi sesuatu yang masuk akal bahwa serangan ini akan menghasilkan damage untuk karakter manapun.
Terjun masuk ke dalam pertarungan sejak menit pertama dan Anda akan sangat memahami bahwa Dragon Ball: Sparking! Zero bukanlah game 3D arena fighter yang dangkal. Ada segudang user-interface yang Anda perhatikan di luar hanya bar HP dan Ki saja. Anda akan menemukan sistem skill point berbentuk angka di bagian kiri dengan angka spesifik yang dibutuhkan untuk mengakses jurus tertentu saat bertarung. Anda juga akan melihat titik-titik berwarna hijau di samping bar HP yang menunjukkan berapa lapis sisa nyawa Anda sebelum berujung dihabisi. Anda juga terkadang akan menemukan ikon-ikon kecil yang menjelaskan dari sekadar buff apa yang Anda terima hingga apakah Anda bisa memicu transformasi karakter atau tidak.
Di atas kertas, konsepnya memang terdengar sederhana. Dragon Ball: Sparking! Zero akan bisa dimenangkan dengan dua cara. Pertama, management Ki yang optimal. Bar energi yang harus Anda charge dalam keadaan terdiam ini akan jadi resource untuk ragam hal keren yang bisa Anda lakukan. Ia dibutuhkan untuk mengeksekusi serangan spesial, melakukan dash untuk bergerak cepat ke lokasi musuh Anda, hingga melakukan aksi defensif. Jika Anda berhasil melakukan charging hingga melewati batas yang ada, Anda akan masuk ke dalam mode yang disebut “Sparking!”. Di mode yang biasanya juga ditandai dengan aura spesial ini, serangan Anda akan jadi jauh lebih cepat dan kuat, dengan kombo serangan lebih panjang, dan tentu saja opsi untuk memicu serangan Ultimate. Namun ingat, serangan terakhir ini akan menghabiskan keseluruhan bar KI Anda secara instan, terlepas dari apakah Anda mengenai musuh ataupun meleset jauh.


Maka sebagian besar pengalaman bertarung Anda di Dragon Ball: Sparking! Zero, terutama saat melawan player lain, diisi dengan usaha untuk mencari kesempatan sebaik dan semaksimal mungkin untuk melakukan charging atas nama untuk mempersiapkan aksi ofensif dan defensif sebelumnya. Dengan aksi dash atau sekadar serangan proyektil standar, Anda juga bisa mengganggu aksi charging musuh atas nama keuntungan strategis tertentu. Terkadang akan ada situasi unik pula dimana tanpa komunikasi sebelumnya, lewat komunikasi batin belaka, Anda dan pihak lawan tiba-tiba setuju untuk hanya berdiam melakukan aksi charging hingga mode Sparking sebelum kembali bertukar pukulan dan bola-bola sinar.
Faktor penentu kemenangan kedua yang bahkan lebih penting lagi adalah defense. Benar sekali, sebagai game yang memungkinkan Anda untuk melakukan kombo panjang atau terkena hal yang serupa, berusaha membalikkan keadaan akan jadi kunci untuk memenangkan pertempuran. Dragon Ball: Sparking! Zero sendiri menyediakan begitu banyak opsi, dari kemampuan bernama “Perception”, counter, sekadar melakukan guard, mengeksekusi Super Counter yang membutuhkan timing yang ketat, hingga Revenge Counter yang juga menghabiskan resource Skill Point. Dengan ekstra kemampuan untuk melakukan teleport instan ke belakang musuh, Anda harus memaksimalkan semua jenis sistem pertahanan ini untuk keuntungan strategis sebaik yang Anda bisa. Tentu saja juga ditambah dengan satu hal – upaya untuk tidak panik, apalagi jika Anda terus diserang dari belakang.


Kombinasi kedua hal ini akan menjadi pondasi dari semua jenis petermpuran yang Anda hadapi di Dragon Ball: Sparking! Zero, terlepas dari apakah Anda melawan NPC ataupun player yang lain. Pihak yang baru saja berhasil memasukkan kombo akan sebisa mungkin mengeksekusinya hingga tuntas dan mencari sedikit jendela untuk melakukan charging Ki atas nama mempersiapkan aksi ofensif dan defensif selanjutnya. Sementara pihak yang diserang dengan kombo panjang nan mematikan ini mulai harus memikirkan opsi defense mana yang terbaik sekaligus dengan ekstra button spamming jika Anda tidak bisa membaca timing Super Counter dengan baik, dengan harapan bisa membalikkan keadaan. Terkadang akan ada situasi dimana Anda akan “bentrok” yang pemenangnya tentu saja ditentukan oleh mereka yang berhasil menekan tombol lain dengan super cepat.
Sayangnya, dengan ratusan karakter yang ia tawarkan, mode multiplayer Dragon Ball: Sparking! Zero memang lebih condong didesain untuk dinikmati secara online, yang juga terbagi ke dalam mode match biasa dan ranked. Walaupun sudah diatasi dengan mod di versi PC, gamer-gamer Playstation 5 atau Xbox Series yang ingin mencicipi mode multiplayer offline dalam mode split-screen sayangnya harus terkunci pada satu opsi level saja – Hyperbolic Time Chamber pada saat review ini ditulis. Bandai Namco sendiri beralasan bahwa game ini tidak dibangun untuk mode split-screen seperti ini sejak awal, sehingga Hyperbolic Time Chamber yang notabene minim efek kehancuran lingkungan dianggap sebagai satu-satunya level yang bisa memfasilitasi hal tersebut. Sesuatu yang kami harapkan bisa disempurnakan di masa depan.


Maka sisa permainan Anda di luar sekadar mode cerita dan bertarung dengan player lain adalah berupaya menghabiskan uang in-game yang Anda dapatkan dari sekadar reward tantangan atau mode-mode cerita ini. Anda bisa menghabiskannya untuk membuka ragam karakter baru, membeli item-item kosmetik mengingat ia juga mendukung fitur kustomisasi, membeli dan memasang kapsul bak aksesoris di dalam game RPG yang mempengaruhi performa karakter, hingga sekadar mempercantik presentasi battle card Anda untuk mode online. Dragon Ball: Sparking! Zero juga memungkinkan Anda mengumpulkan bola naga lewat aksi menyelesaikan mode dan tantangan tertentu. Jika ia terkumpul seperti di cerita, Anda bisa memanggil Shenron untuk meminta beragam hal, dari uang, membuka karakter, hingga instan menyelesaikan mode episode yang mungkin sempat membuat Anda kesulitan.

Sayangnya, sulit juga untuk tidak mengakui bahwa Dragon Ball: Sparking! Zero juga butuh lebih banyak tambahan fitur QOL standar game fighting. Salah satu yang cukup untuk membuat kami “terpicu” adalah absennya fitur untuk melewatkan animasi pengenalan di awal. Benar sekali, Anda harus menontonnya hingga selesai, baik offline ataupun online, baik untuk pengenalan karakter Anda ataupun lawan. Parahnya lagi? Ini juga terjadi di sesi training bebas. Jika Anda tidak sengaja membunuh karakter Anda di training, Anda harus melewati proses pengenalan seperti ini lagi. Kami juga tidak suka dengan gaya presentasi menu pilih karakter yang tidak terasa intuitif. Padahal jelas ada begitu banyak game fighting di luar sana yang mengeksekusinya dengan lebih baik, bahkan untuk konsep pertarungan tim sekalipun.