Besarnya berita dan hype seputar Grand Theft Auto 6 membuat kegelisahan pemain GTA Online terkait nasibnya nanti seakan tersisih.

Tidak perlu diragukan lagi, Grand Theft Auto 6 memang mengambil perhatian gamer belakangan ini, apalagi waktu rilisnya akhirnya jelas sudah yaitu sekitar Fall 2025 nanti. Lalu pemain GTA Online mulai bertanya mengenai nasib mereka nanti setelah game akbar tersebut rilis.

Kekhawatiran tersebut tentunya bukan tanpa alasan, karena bisa jadi GTA 6 nantinya akan membawa mode online sendiri seperti GTA 5. Bila memang benar demikian, maka apakah nantinya GTA Online yang saat ini merupakan magnet besar yang menarik begitu banyak gamer, dan di saat bersamaan menginvestasikan banyak waktu dan uang di sana, akan ditinggalkan oleh Rockstar?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, pimpinan Take-Two yang merupakan induk perusahaan dari Rockstar, Strauss Zelnick, berikan pencerahan ketika diwawancarai IGN. Meskipun ia tidak berikan pembenaran akan adanya mode online untuk Grand Theft Auto 6 nantinya, pada kesempatan tersebut Zelnick berikan contoh yang mendekati apa yang dikhawatirkan oleh fans GTA Online.

Zelnick menyamakan permasalah tersebut dengan NBA 2K Online yang dirilis pada 2012 di region Asia, dan disusul oleh NBA 2K Online 2 yang diluncurkan pada 2017. Kedua layanan gaming tersebut berjalan bersamaan tanpa adanya penutupan layanan yang pertama. Menurut Zelnick, selama masih ada yang memainkannya, maka layanan pertamanya akan tetap didukung dan hidup.

Tampaknya Zelnick ingin berikan kepastian kepada fans GTA Online, bahwa layanan game yang telah mereka mainkan selama bertahun-tahun dan investasikan uang di sana tidak akan mati begitu saja. Kekuatan finansial yang bisa didapatkan dari semua layanan online tersebut tampaknya akan cukup kuat untuk menghidupi GTA Online hingga masa depan.

Apakah Anda merupakan salah satu pemain GTA Online dan pernyataan dari Zelnick tersebut mampu tentramkan kegelisahan Anda?