Review Kunitsu-Gami: Antara Suka Atau Benci!

Capcom saat ini memang tengah berada di masa keemasan, tidak ada yang bisa membantah hal tersebut. Dengan rekor finansial yang berhasil mereka raih selama tujuh tahun berturut-turut, yang sebagian besar disumbangkan oleh Resident Evil dan Monster Hunter, Capcom memang punya begitu opsi untuk meneruskan tren ini. Walaupun ada kekecewaan besar bahwa kita harus menelan fakta bahwa beberapa franchise raksasa mereka tetap tertidur dan kunjung “dibangunkan” atas nama keuntungan, setidaknya Capcom masih berupaya menjajal hal baru. Salah satunya datang dalam bentuk sebuah IP baru dengan konsep unik yang keluar dari zone nyaman – Kunitsu-Gami: Path of the Goddess.
Ketika pertama kali diperkenalkan ke publik, dengan logo RE Engine juga yang menyertainya, ada rasa penasaran soal apa yang tengah dipersiapkan Capcom dengan Kunitsu-Gami ini. Ia jelas bukan proyek pakem sebagian besar game Capcom dalam tujuh tahun terakhir ini, yang walaupun beberapa di antaranya merupakan proyek remake, namun jelas dibangun dengan budget besar yang memesona. Kunitsu-Gami hadir bak sebuah proyek eksperimen dengan budget lebih kecil, yang datang dari uji ide kreatif untuk membangun sesuatu yang mungkin potensial bagi Capcom di masa depan. Sebuah game dengan genre yang bahkan harus diakui, sedikit “tertidur”.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Kunitsu-Gami ini? Apa yang membuat kami menyebutnya sebagai game yang berada di antara suka atau benci? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Kunitsu-Gami hadir dengan sebuah dasar cerita kepahlawanan yang sebenarnya terhitung sederhana. Anda berperan sebagai seorang prajurit sekaligus pelayan bernama Soh yang bertugas untuk melindungi seorang pendeta wanita bernama Yoshiro. Seperti yang bisa diprediksi, tanggung jawab Yoshiro untuk melindungi Gunung Kafuku kini tidak lagi semudah yang ia bayangkan.
Berujung dan dikuasai oleh entitas monster – Seethe yang hanya muncul di malam hari lewat Torii Gate yang tersebar di gunung Kafuku itu sendiri, Soh dan Yoshiro yang terpukul mundur pun kini punya tanggung jawab baru. Sembari berupaya untuk kembali ke puncak gunung dan membersihkan area ini secara keseluruhan, mereka harus bergerak dari satu kota ke kota lainnya, satu titik ke titik penting lainnya, yang tentu saja diisi dengan para Seethe ini di malam hari. Untungnya bersatu dengan kemampuan Yoh untuk menggunakan pedang, Yoshiro juga memiliki kemampuan dansa untuk membersihkan para Torii Gate yang terkontaminasi ini secara permanen.


Tentu saja perjalanan ini tidak hanya soal membersihkan Seethe. Bersama dengan para warga desa yang bisa Anda rekrut dan bantu, Anda juga akan dibebani tanggung untuk mengatur prioritas soal fasilitas apa yang perlu dibangun kembali untuk membuat desa-desa yang sempat terkontaminasi ini untuk aktif kembali. Para Seethe ini, terutama varian monster-monster raksasa yang menguasai ragam area yang ada, juga akan meninggalkan topeng-topeng keramat yang bisa digunakan Soh untuk mempermudah proses-nya mengawal Yoshiro.
Lantas, seperti apa perjalanan Yoshiro untuk membersihkan gunung Kafuku ini? Jenis Seethe apa saja yang harus ia perangi bersama dengan Soh? Mampukah topeng-topeng ini membantu perjalanan mereka? Semua jawaban dari pertanyaan ini tentu bisa Anda dapatkan dengan memainkan Kunitsu-Gami: Path of the Goddess ini.