Shinji Mikami: Sensor Game di Jepang Dilakukan Orang yang Tak Main Game

Reading time:
September 2, 2024

 

Resident Evil 3 Remake part 1 jagatplay 157

Jepang memang merupakan negara yang terhitung aneh dan unik ketika kita bicara soal sensor. Di satu sisi, kita bicara soal salah satu negara dengan “produk kreatif” film-film dewasa terpopuler dan terbesar di dunia. Namun di sisi lain, terutama jika bicara soal video game, mereka termasuk negara yang cukup sensitif dengan konten-konten kekerasan eksplisit seperti darah dan mutilasi. Situasi ini kemudian membuat tidak sedikit game-game berujung disensor di Jepang dengan level brutalitas yang lebih rendah dibandingkan versi global. Situasi ini ternyata membuat seorang Shinji Mikami frustasi.

Shinji Mikami yang notabene merupakan otak di balik seri Resident Evil semasa kiprahnya di Capcom mengaku merasa frustrasi dengan kondisi sensor video game di Jepang. Dalam wawancara terbarunya Mikami menyebut bahwa sistem sensor di Jepang adalah sistem yang aneh. Apa pasal? Karena menurutnya, game-game ini terikat dan dibatasi oleh peraturan-peraturan yang dibuat oleh orang-orang yang sebenarnya tidak bermain game.

Ada wong re2 remake
Mikami menyebut bahwa peraturan sensor video game Jepang sebenarnya dibuat oleh orang-orang yang tidak bermain game.

Hasilnya? Mereka justru mematikan keseruan orang-orang yang menikmati hobi ini. Situasi yang sama juga disetujui seorang Suda51 yang bingung sebenarnya untuk siapa peraturan-peraturan ini dibuat, karena jelas menurutnya, ia tidak dibuat untuk para konsumen yang bermain game.

Jepang memang sempat beberapa kali melakukan sensor ke game survival horror karena konten mutilasi dan darah yang ia usung, yang membuat gamer Jepang mau tidak mau harus membeli versi Steam (Internasional) untuk konten yang sama dengan versi global. Bagaimana menurut Anda situasi yang satu ini?

Source: Automaton

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…