Dying Light: The Beast ‘Tak Berencana’ Gunakan Microtransaction
Kekhawatiran fans akan kembali digunakannya fitur microtransaction di Dying Light: The Beast dijawab oleh director game dengan dua kata, ‘tak direncanakan’.
Setelah mendapatkan berita buruk akan diundurnya tanggal rilis Dying Light: The Beast hingga September, kini pihak developer berikan berita bagus untuk fans yang telah menanti. Menurut penuturan langsung dari pihak developer, game baru mereka tidak direncanakan untuk menggunakan fitur microtransaction.
Pernyataan yang akan membuat lega fans tersebut berasal dari tweet Director game itu, Tymon Smektala, ketika diminta oleh salah satu fans game supaya tidak kembali gunakan fitur microtransaction di The Beast. Jawabannya singkat tetapi cukup membuat gembira, yaitu ‘tak direncanakan’.

Melalui jawaban tersebut, maka fans yang sebelumnya membenci DL2: Stay Human karena adanya fitur tersebut dipastikan akan lega hatinya. Pasalnya, fitur itu membuat pemainnya harus mengeluarkan uang lebih banyak demi membeli kosmetik.
Seperti yang mungkin Anda ketahui, fitur tersebut meminta pemain untuk membeli uang premium bernama DL Points. Kemudian, uang premium tersebut digunakan untuk membeli kosmetik di dalam in-game store. Sama seperti praktik MTX lainnya, besaran point yang ditawarkan akan selalu terlalu banyak atau terlalu sedikit, tidak pernah pas dengan harga kosmetik yang ingin dibeli.
Padahal sebelumnya DL2: Stay Human menggunakan store yang menjual langsung kosmetik dengan harga uang asli, alias tidak perlu menggunakan mata uang premium yang merugikan pemain. Akibatnya, Techland sebagai developernya dicap rakus oleh pemain dan gamenya mendapatkan skor buruk dari pemain.
Bagaimana menurut Anda mengenai tidak digunakannya sistem mata uang premium tersebut di dalam Dying Light: The Beast? Apakah menurut Anda Techland akan kembali gunakan sistem premium di tengah jalan, sama seperti DL2: Stay Human yang perkenalkan sistem itu setelah satu setengah tahun game dirilis?