Fanboy Terhadap Konsol dan PC Sama Seperti Jatuh Cinta?

Fenomena unik yang seringkali Anda temui, dimana begitu banyak gamer merasa harus mati-matian memperjuangkan dan mempertahankan “kehormatan” platform gaming kesayangannya, terutama ketika terlibat dalam sebuah argumen panjang. Tidak berdebat secara rasional, beberapa di antara mereka bahkan terkesan “melindungi” secara membabi buta, tanpa dasar, agresif, bahkan mulai menyerang pengguna platform gaming yang lain tanpa alasan yang jelas. Istilah fanboy lahir dan terus menebar konotasi sangat negatif di forum-forum gaming, bahkan di JagatPlay sekalipun. Apa yang sebenarnya mendasari sikap seperti ini? Percaya atau tidak, jatuh cinta.
Dr. David Lewis-Hodgson – director penelitian di Mindlab International menyatakan bahwa fenomena yang terjadi di otak fanboy tidak banyak berbeda dengan kondisi orang yang tengah jatuh cinta. Memang butuh waktu untuk membangun rasa keterikatan emosional dengan produk gaming tertentu, namun ketika sudah tercipta, sensasinya tidak berbeda dengan orang yang dimabuk asmara. Produk tersebut akan membuat otak terus-menerus diterjang gelombang neurotransmitter bernama Dopamine, yang menghasilkan rasa senang. Beberapa bahkan mampu memicu tingkat dopamine tinggi ini dengan sekedar melihat, mendengar, atau menyentuh produk yang dimaksud.

Hasilnya? Dr. Lewis menyatakan bahwa sikap agresif dan defensif fanboy konsol ataupun PC saat tengah berada di dalam argumen tidak banyak berbeda dengan sikap seorang pasangan yang berusaha melindungi orang yang ia sukai. Setiap argumen yang dianggap terlalu menyinggung diterjemahkan tak ubahnya melihat orang yang mereka sayangi tengah mendapatkan kritik habis-habisan dari orang lain. Sebuah reaksi yang sangat normal untuk maju dan melindungi.
Apa yang diungkapkan oleh Dr. Lewis ini tentu saja membantu membangun perspektif berbeda tentang fenomena fanboy dan mengapa ia sulit untuk lenyap begitu saja dari persaingan platform gaming sejak kelahirannya sebagai cabang baru industri hiburan. Bagaiamana dengan Anda yang mendefinisikan diri sebagai seorang fanboy? Apakah Anda merasa Anda “jatuh cinta” dengan produk yang Anda bela?
Source: Kotaku