Tim “Avatar” Berada di Balik Devil May Cry Terbaru

Reading time:
January 18, 2012
Devil5 1

Keputusan untuk merombak sebuah franchise raksasa secara ekstrim memang bukan perkara yang mudah. Butuh keberanian untuk mengambil resiko dan menghadapi kritik dari basis fans yang memang sudah kuat. Kebijakan tidak populer inilah yang akhirnya ditempuh oleh Capcom pada seri hack and slash terbaik mereka – Devil May Cry. Game action yang memperkenalkan sosok Dante kepada dunia ini menjalani “proses reboot” yang tidak mudah. Respon negatif terus bermunculan mengingat bagaimana DmC terbaru ini seolah “melukai” seri yang selama ini diingat oleh gamer. Namun, Capcom tak pernah berhenti untuk menjadikan seri ini sebagai salah satu yang terbaik.

Sebagai seri pertama yang ditangani oleh developer Barat – Ninja Theory, DmC tetap membawa esensi gameplay yang sama, namun dengan cita rasa visual yang jauh berbeda, jika tidak ingin dikatakan lebih baik. Untuk menjamin kualitas yang sempurna, Ninja Theory bahkan bekerja sama dengan Los Angeles Studio, studio sama yang digunakan oleh James Cameron ketika mengerjakan film 3D fenomenal – Avatar. Sebagian besar tim yang menangani proses syuting untuk kedua proyek ini juga sama. Los Angeles Studio dipilih sebagai tempat untuk melakukan motion capture DmC secara keseluruhan, dari facial expression hingga body movement.

los angeles studio

Ninja Theory memang terkenal karena kemampuan mereka menghadirkan cerita yang sempurna lewat motion capture dan voice acts yang luar biasa. Enslaved dan Heavenly Sword menjadi bukti yang tidak dapat dibantah. Kerjasamanya dengan Los Angeles Studio yang sudah terbukti menghasilkan salah satu film terbaik yang pernah lahir di industri game seolah menjadi sebuah jaminan bahwa DmC akan tampil berkualitas. Merasakan petualangan Dante yang “baru” dengan kesan sinema yang lebih kental? Ini akan menjadi pengalaman baru yang layak ditunggu.

Source: Siliconera

Load Comments

PC Games

September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
July 12, 2023 - 0

Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Bagaimana sensasi memainkan DOTA 2 di usianya yang kini menginjak…
April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…

PlayStation

September 25, 2023 - 0

Review Mortal Kombat 1: Tetap, Mutilasi Adalah Solusi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Mortal Kombat 1 ini? Mengapa…
September 20, 2023 - 0

Review The Crew Motorfest: Aloha, Mari Balap Bahagia!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Crew Motorfest? Mengapa kami…
September 13, 2023 - 0

Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3? Mengapa kami…
September 8, 2023 - 0

Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sea of Stars? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…