Review The Darkness II: Kembalinya Sang Kegelapan yang Brutal!
The Darkness, Fiksi ataukah Fakta?
Jika kita membicarakan salah satu bagian yang paling membuat The Darkness II tampil begitu memesona, maka jalinan plot yang dibangun di dalamnya boleh dikatakan yang terbaik. Pada awalnya, Anda akan mempercayai diri bahwa Anda adalah Jackie Estacado – Don of the Franchetti Family yang menjalankan bisnis mafia dengan kekuatan The Darkness. Namun seiring dengan progress cerita yang ada, Anda akan secara perlahan meragukan hal tesebut. Apa pasal? Di satu sisi, Jackie memang menjalani kehidupannya sebagai Don dan terus mempercayai bahwa dirinya sedang berada di dalam misi untuk memburu Brotherhood dan mencari Jenny. Namun di sisi lain? Semua kehidupan itu terancam hanya sebagai sebuah proyeksi dan sisi psikologis Jackie yang tidak stabil.


Di beberapa chapter cerita, Jackie akan menemukan sebuah fakta mengejutkan bahwa dirinya hanyalah seorang pasien di rumah sakit jiwa. Semua cerita tentang The Darkness dan perseteruan keluarga mafia hanyalah bagian dari proyeksi dan halusinasi sisi psikotik Jackie yang semakin parah. Obat penenang yang tidak lagi efektif dipercaya sebagai alasan dibalik hidupnya kembali sisi kegelapan Jackie. Namun Jackie sendiri terus menyangkal hal ini. Semua “kehidupan nyata” di rumah sakit Jiwa ini dianggap sebagai bagian usaha The Darkness untuk membuat dirinya bingung, untuk melemahkan pertahananya agar lebih mudah dikuasai. Siapa yang benar? Apakah The Darkness adalah sisi psikotik Jackie? Atau rumah sakit jiwa ini memang didesain The Darkness untuk “membunuh” Jackie secara perlahan? Pada akhirnya, Andalah yang menentukan sendiri untuk lebih mempercayai yang mana. Wow!
Kesimpulan

Walaupun banyak gamer yang mengkritisi The Darkness II yang mengambil banyak arah yang berbeda dibandingkan seri pertamanya, game ini tetap menarik untuk dijajal dan dinikmati. Walaupun ia hadir dalam visualisasi cell-shading, namun kesan kartun yang ada tidak begitu kentara. The Darkness II masih memuat semua hal menyenangkan di seri pertamanya: brutalitas, kekejaman, darah, dan mutilasi yang digambarkan secara eksplisit. Tidak hanya itu saja, kemampuan Digital Extremes untuk meramu plot yang twisted dan membiarkan gamer untuk memilih “dunia” yang dipercayainya menjadi nilai plus yang patut diacungi jempol.
Namun bukan berarti game yang satu ini tidak datang tanpa kelemahan. Salah satu yang cukup terasa adalah durasi gameplay yang sangat singkat. The Darkness II dapat diselesaikan hanya dalam jangka waktu 4 jam, jauh lebih cepat dibandingkan game FPS lain yang rata-rata 6-8 jam. Memuat cerita tragedi cinta dalam balutan balas dendam yang kejam juga menjadi plot utama yang terlalu klise untuk game yang lahir di industri game saat ini. Di luar dari kedua kelemahan ini, The Darkness II menampikan elemen lain yang mudah untuk dinikmati.
The Darkness II menjadi alternatif game FPS yang tetap menarik untuk dimainkan, menampilkan pengalaman maksimal yang unik dalam durasi gameplay yang pendek. Game ini juga wajib dimainkan oleh Anda yang sudah mengikuti seri The Darkness sejak seri pertama karena kesinambungan timeline yang ada.
Kelebihan

- Kekejaman yang ditampilan secara eksplisit
- Execution Moves yang keren
- Kesempatan untuk memilih plot yang Anda percayai
- The Darkness yang bisa diperkuat
- Penggunaan Cell-Shading yang tidak berlebihan
- Vendetta Mode dengan opsi offline
Kekurangan

- Dasar Plot yang terkesan klise
- Durasi Gameplay yang pendek
Cocok untuk gamer: yang butuh sarana untuk melepaskan rasa frustrasi dan agresi
Tidak cocok untuk gamer: di bawah umur, yang tidak mampu melihat darah dan potongan tubuh