Review Asura’s Wrath: Sebuah “Film” Interaktif

Publikasi yang mumpuni dengan screenshot dan trailer yang memesona memang membuat Asura’s Wrath tampil sebagai salah satu game yang sangat diantisipasi di tahun 2012 ini. Mengambil latar belakang cerita mitologi Timur yang terhitung langka di industri game dan gameplay yang diklaim menyaingi pesona seri God of War, Asura’s Wrath memang tampak begitu menjanjikan di awal-awal kemunculannya. Namun nyatanya, game besutan Capcom dan CyberConnect2 ini menawarkan sesuatu yang sangat berbeda dibandingkan yang diprediksi oleh sebagian besar gamer saat ini. Merangkumnya? Tidak berlebihan rasanya jika melihat game yang satu ini seperti halnya sebuah film interaktif.
Sebagian besar Anda yang sudah menyimak preview kami sebelumnya tentu punya sedikit gambaran tentang game yang satu ini. Terlepas dari semua screenshotnya yang tampil begitu indah dengan kualitas sinematik yang mengagumkan, Asura’s Wrath ternyata menampilkan kesan pertama yang begitu mengejutkan. Mengejutkan karena ia datang dengan sebuah gameplay yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang dibayangkan selama ini. Lupakan tentang God of War, Capcom tampaknya punya rencana lain untuk game yang satu ini. Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Asura’s Wrath? Sesuatu yang jauh lebih dari sederhana daripada perkiraan yang ada.
Plot

Berbeda dengan dunia saat ini, kehidupan bumi di masa lalu selalu berhubungan dengan perang, kekerasan, dan kematian dalam skala yang masif. Tidak hanya antar manusia, tetapi juga antara kebaikan melawan kejahatan yang direpresentasikan oleh perang antara para Dewa dan Iblis. Sebagai salah satu anggota dari Delapan Jenderal Terkuat pasukan Demi-God, eksistensi Asura memang hanya tercipta untuk satu hal: menghapus eksistensi pasukan iblis – Gohma dan mengakhiri perang puluhan ribu tahun dengan mengalahkan sang sumber – Viltra. Sebuah tugas yang tidaklah mudah mengingat kekuatan Viltra yang diklaim tidak terbatas. Pada akhirnya, pasukan Demi-God hanya mampu memukul mundur Gohma dan membiarkan mereka untuk tertidur “beberapa saat”.


Keberhasilan Asura untuk berkontribusi pada perang terakhir ternyata tidak menjadi awal akan berbagai tragedi mengenaskan yang harus ia hadapi. Salah satu jenderal utama di pasukan Demi-God – Deus melakukan kudeta berdarah dengan menghancurkan sang pemimpin – Emperor Strada dan melimpahkan semua kesalahan tersebut kepada Asura. Dicap sebagai pengkhianat, Asura pun ditakhlukkan dan diasingkan ke bumi. Tidak hanya itu saja, Deus dan keenam jenderal yang lain memutuskan untuk menawan anak Asura – Mithra yang memang memiliki kekuatan spesial untuk melipatgandakan kekuatan para Demi-God. Masa-masa kemarahan Asura pun dimulai!
Terkubur kurang lebih 10.000 tahun di Neraka, Asura secara ajaib bangkit kembali berkat bantuan seekor laba-laba emas dan menemukan bahwa dunia kini tampil jauh lebih buruk daripada sejak ia terakhir dijatuhkan. Tidak hanya Gohma yang mengincar manusia, kini para “Demi-God” pun mulai beralih membunuh para manusia dengan dalih “penebusan” dan mengumpulkan nyawa mereka. Asura yang berang mulai bergerak untuk menghancurkan para Demi-God, tidak hanya untuk manusia, tetapi juga menyelamatkan sang putri tercinta – Mithra. Dengan kekuatan utama yang didasarkan pada kemarahannya, Asura kini harus berperang melawan para Gohma dan juga para Demi-God yang mengkhianatinya di masa lalu.


Mengapa para Demi-God mulai membunuh para manusia? Atas alasan apakah Deus mengkudeta Strada? Apakah Asura akan berhasil menjalankan misi penyelamatan Mithra sekaligus membalaskan dendamnya? Mampukah Viltra ditakhlukkan dan eksistensi Gohma dihapuskan dari dunia? Siapakah laba-laba emas yang menuntun Asura untuk keluar dari neraka? Semua jawaban dari misteri ini bisa Anda temukan dengan memainkan Asura’s Wrath.