Review Asura’s Wrath: Sebuah “Film” Interaktif
Action? Hack and Slash? Tepatnya Interactive – Drama!
Ketika diperkenalkan untuk pertama kali, Asura’s Wrath memang meninggalkan kesan yang kuat bahwa ia akan tampil sebagai sebuah game action hack and slash yang epik. Namun pada kenyataannya? Capcom dan CyberConnect2 ternyata “menyulap” game ini ke arah yang jauh berbeda. Asura’s Wrath memang menyediakan gameplay yang memungkinkan untuk menekan tombol aksi dan terlibat dalam pertarungan hack and slash “konvensional” dengan beberapa bagian yang mengusung elemen shooter di dalamnya, namun bukan itu yang menjadi intinya. Kekuatan utama Asura’s Wrath ada pada jalinan cerita yang kemudian divisualisasikan lewat interactive cut-scene yang sinematik. It’s all about interactive drama!


Anda dapat berperan aktif hanya pada segmen-segmen tertentu saja. Ada dua kelompok besar gameplay yang akan Anda temukan di dalam game ini: hack and slash dan shooter yang memainkan porsi gameplay yang terhitung kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan waktu permainan Asura’s Wrath sendiri. Pada mode hack and slash, Anda hanya harus memastikan setiap musuh yang ada di layar televisi Anda hancur lewat kombinasi serangan normal dan kuat yang klasik. Sementara untuk mode shooter, Asura akan dibekali dengan kemampuan melemparkan bola-bola api yang bertindak seperti peluru kendali untuk menghancurkan setiap musuh yang ada. Uniknya, baik mode hack and slash dan shooter memiliki satu tujuan utama yang sama: memastikan bar BURST terisi penuh.
Membuat BURST bar terisi penuh memang menjadi misi utama dari setiap aksi aktif yang Anda lakukan di Asura’s Wrath. Dengan mengeksekusi BURST bar yang penuh, Anda akan dibawa pada active cut-scene selanjutnya yang juga menandakan progress dalam cerita yang ada. Jadi boleh disimpulkan bahwa Asura’s Wrath sebenarnya datang dengan mekanisme gameplay yang sangat sederhana: bertarung, menembak, memastikan BURST bar terisi penuh, menekan tombol RT (XBOX 360) / R2 (PS3), terlibat dalam active cut-scene, berhasil, dan akhirnya mencapai progress dalam plot utama. Sesuatu yang sebenarnya tidak sulit untuk dilakukan.


Active cut-scene yang ada pada Asura’s Wrath juga tidak berada pada skala yang sama seperti game-game hack and slash lain yang juga mengusung mekanisme yang sama. Jika pada game seperti God of War atau Castlvenia: Lord of Shadows, cut-scene didesain sebagai “perpanjangan tangan” aksi yang memang ditujukan untuk menghasilkan damage ekstra atau mengakhiri pertarungan, maka di Asura’s Wrath, ia lebih ditampilkan sebagai sebuah “kosmetik”. Sebagian besar active cut-scene tidak akan dibatasi oleh waktu sehingga Anda tidak perlu terburu-buru. Penerapan sistem timing dan grade ketepatan pada beberapa cut-scene pun sebenarnya tidak berhubungan erat dengan “Gagal atau Berhasil” melanjutkan cerita yang ada. Walaupun Anda tidak menekan tombol apapun sama sekali, cut-scene akan terus berlanjut seperti halnya sebuah film. Sistem Grade dimunculkan sebagai reward chapter yang memang dibutuhkan untuk membuka “rahasia” di ujung cerita. Hanya itu, tidak lebih.
Sinematik yang Mengagumkan!


Walaupun gameplay yang dihadirkan harus diakui sangat sederhana, namun bagi gamer yang mencintai game-game yang mampu menampilkan cut-scene menawan ala Metal Gear Solid atau Zone of Enders pasti akan jatuh cinta dengan game yang satu ini. Mengapa? Karena CyberConnect2 harus diakui berhasil menghasilkan cut-scene sinematik yang mengagumkan. Anda akan merasakan atmosfer pertarungan yang epik dari setiap cut-scene yang ada. Pertarungan digambarkan dalam skala yang super-masif. Kesan anime Jepang terasa begitu kental lewat efek-efek pertempuran yang penuh kehancuran yang memanjakan mata. Dukungan Unreal Engine juga membuat visualisasi ini tampil kian unik.