Remaja Ini “Menjual” Dirinya untuk Game Online

Reading time:
April 5, 2012
male prostitution china

Internet, video game, dan gaya hidup manusia modern tidak pernah tampil sebagai produk nyata yang hanya hidup dalam wilayah “putih” tanpa celah. Seperti semua hal yang ada di dunia ini, ketiga hal ini juga memiliki sisi gelap dan negatifnya sendiri, terutama yang berhubungan dengan manusia sebagai pihak utama yang terlibat sebagai konsumen utamanya. Berbagai pemasalahan fisik, psikologis, dan sosial bahkan dicurigai terkait kuat dengan kehadiran teknologi dan gaya hidup seperti ini. Salah satunya adalah kecanduan atau adiksi yang membuat seseorang seolah melupakan semua aspek penting kehidupannya. Dalam tingkat yang lebih ekstrim? Seseorang akan rela melakukan apapun untuk memuaskan adiksi ini, termasuk tindakan-tindakan yang terkadang tidak masuk akal.

Cermin kelam dunia ini seolah berkaca pada kehidupan seorang remaja berusia 20 tahun bernama – Xiao Guan dari China. Masa kecil yang suram, kehidupan sekolah yang gagal, dan masalah keluarga yang pelik membuat pria yang satu ini terjebak dalam kehidupan “bawah tanah” yang kelam. Perkenalan pertamanya dengan dunia yang satu ini membawa Guan terjerumus ke dalam lingkungan prostitusi pria yang masih dilakoninya hingga sekarang. Walaupun pada awalnya hanya untuk iseng, pekerjaan ini terus ia lakoni atas dasar kebutuhan uang. Lantas untuk apa uang tersebut digunakan? Percaya atau tidak, sebagian besar ia habiskan untuk memenuhi kebutuhan adiksinya terhadap online gaming. Ia bahkan mampu menghabiskan seharian penuh di game centre, sebelum dan sesudah ia melakukan “pekerjaan malam”nya. Miris.

pyramid head2
Male prostitution - I dare you to pick him..

Potret kehidupan Guan hanyalah secuil dari sekian banyak sisi gelap yang timbul akibat dari kemajuan teknologi yang begitu cepat. Ketidaksiapan mental dan kesenangan yang ditawarkan di dalam memang membuat proses “adiksi” menjadi hal lumrah yang sulit sekali untuk dicegah. Guan mungkin jatuh pada pilihan yang lebih ekstrim, namun sudah bukan rahasia lagi jika kita juga seringkali melihat gaya hidup serupa yang terjadi di remaja-remaja Indonesia. Tidak jarang kita melihat anak-anak sekolah yang bahkan tidak sungkan bolos dari sekolah hanya untuk memainkan game online di warnet terdekat. Parahnya lagi, mereka bahkan tidak segan untuk menginap di warnet dan berangkat ke sekolah dari “surga kecil” tersebut. Sebuah indikasi awal yang mulai memperlihatkan kecenderungan yang mungkin mengarah pada tindakan ekstrim seperti yang dilakukan oleh Guan di masa depan.

Lantas apa yang bisa dilakukan jika Anda termasuk salah satu yang mulai perlahan namun pasti, berubah menjadi seperti Guan? Cara terbaik tentu saja segera mencari penanganan yang lebih mumpuni dari kalangan professional yang lebih dapat diandalkan seperti psikolog. Cara lain? Dengan meminta dukungan dari lingkungan pergaulan Anda dan meminta mereka untuk membantu menahan dan mencegah adiksi Anda terus berlanjut. Secara perlahan namun pasti, Anda juga harus mulai berkomitmen untuk mengurangi waktu permainan, memaksa diri untuk mematikan game, atau bahkan menghapus game tersebut dari komputer pribadi Anda. Yang terpenting? Tidak lagi mencoba game MMORPG serupa di masa depan untuk mencegah proses relapse yang berpotensi untuk terjadi.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda memiliki teman atau saudara yang mulai memperlihatkan ketergantungan yang begitu kuat pada game MMORPG yang ia mainkan? Atau jangan-jangan, Anda merupakan salah satu di antaranya?

Source: Kotaku

Load Comments

PC Games

November 22, 2023 - 0

Menjajal Pre-Alpha RIFTSTORM: Ini Beneran Game Indonesia??!

Aksi jajal demo pre-alpha RIFTSTORM kami membangkitkan rasa optimisme tinggi.
November 17, 2023 - 0

Menjajal DEMO Whisper Mountain Outbreak: Game Multiplayer Lokal Potensial!

Game Indonesia terbaru dari Toge Productions - Whisper Mountain Outbreak…
October 11, 2023 - 0

Menikmati Restoran Honkai Star Rail Jakarta: Si Kereta Bintang Akhirnya Tiba!

Restoran Honkai Star Rail akhirnya tiba di Jakarta! Bagaimana suasananya?
September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…

PlayStation

November 23, 2023 - 0

Review Tales of Arise – Beyond The Dawn: Potensi yang Tak Digali!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Tales of Arise - Beyond…
November 13, 2023 - 0

Review Like a Dragon Gaiden: Seperti Sebuah Mimpi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Like a Dragon Gaiden: The…
November 8, 2023 - 0

Review Alan Wake 2: Game Supernatural Super!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Alan Wake 2 ini? Mengapa…
November 6, 2023 - 0

Review Call of Duty – Modern Warfare III (Campaign): Jelas Semakin Malas!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign Call of Duty…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…