Review Diablo III: Perubahan Identitas Menjadi Single Player-MMO!
Selamat Tinggal Attribute dan Skill Points!
Apakah Anda pernah berkeinginan untuk menciptakan sesosok wizard dengan health super besar dan mampu mengalahkan musuh dengan hanya pukulan tangan kosong? Atau seorang Barbarian dengan tingkat evasion yang tinggi dan hampir mustahil untuk mendapatkan damage dari serangan biasa? Di seri Diablo sebelumnya, Anda diberi kebebasan untuk mendistribusikan skill dan attribute points yang didapatkan setiap kali naik level, sehingga hal ini dimungkinkan. Berharap untuk melakukan hal yang sama di Diablo III? Tinggal sebuah mimpi. Tidak tanggung-tanggung, Blizzard menghapus kedua sistem yang menjadi akar dari Diablo di masa lalu ini, hingga tidak bersisa.
Seolah untuk “menyederhanakan” sistem yang sudah ada, karakter Anda akan mendapatkan distribusi points secara otomatis setiap kali naik level. Tidak ada lagi keunikan dan kebebasan untuk menciptakan karakter Anda sendiri seperti di masa lalu. Sebagai contoh, semua Demon Hunter yang berada di belahan dunia manapun akan memiliki status yang sama jika mereka memiliki level yang sama, tanpa equipment sama sekali. Oleh karena itu, perbedaan kemampuan setiap karakter HANYA bergantung pada kualitas equipment yang ia kenakan.


Jika perubahan pada attribute points sudah cukup mengejutkan bagi Anda, maka Anda harus melihat apa yang harus diperbuat Blizzard pada sistem skill yang ada. Jika di masa lalu, Anda diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan sendiri prioritas skill yang ingin Anda gunakan, maka di Diablo III, kebebasan tersebut juga dihilangkan begitu saja. Skill yang dapat Anda pilih akan terbuka dan dapat dipilih jika Anda berhasil mencapai level tertentu, begitu juga dengan rune yang akan memberikan efek unik tertentu pada skill yang Anda gunakan. Oleh karena itu, Anda akan dipaksa untuk berkutat dengan skill mungkin tidak akan Anda sukai hingga Anda berhasil mencapai level tertentu. Apakah level yang lebih tinggi akan menghasilkan opsi skill yang lebih baik? Tidak juga, semuanya disesuaikan dengan kebutuhan Anda selama menjalani pertempuran.

Jika tidak lagi menghadirkan skill dan attribute points, lantas apa yang ditawarkan oleh Blizzard untuk sistem pertarungan yang ada? Seperti halnya sebuah game MMO, jalannya pertempuran akan sangat bergantung pada seberapa baik Anda menggunakan skill dan rune yang ada. Anda akan secara aktif menekan tombol skill yang dibagi menjadi empat kategori utama. Semakin efektif Anda menggunakan skill yang ada dan mengkombinasikannya satu sama lain, maka semakin besar pula kemungkinan Anda untuk menyelesaikan setiap tantangan yang ada. Jari-jari akan secara aktif menekan tombol skill secara bergantian, seperti game-game MMORPG saat ini. Selain efektivitas penggunaan skill, keberlangsungan hidup Anda juga akan sangat bergantung pada equipment yang Anda gunakan.
Anggap Saja Normal Mode sebagai Tutorial Mode!
Dari semua tingkat kesulitan yang ditawarkan di Diablo III, Normal Mode sebagai tingkat kesulitan terendah boleh terbilang tak ubahnya sebuah mode tutorial untuk membiasakan Anda dengan tampilan dan mekanisme yang ditawarkan Blizzard di seri terbaru ini. Hampir tidak ada tantangan yang akan Anda rasakan di game ini, semua musuh dapat dikalahkan dengan mudah, sebanyak apapun. Oleh karena itu, ia menjadi kesempatan terbaik untuk menjelajahi dunia dan memahami plot yang dihadirkan di Diablo III ini. Para champion pack yang dihadirkan di sini juga bukan tantangan yang harus ditakuti, bahkan sang boss terakhir – Diablo sendiri.


Tantangan sebenarnya dimulai ketika Anda menyelesaikan Normal Mode. Nightmare, Hell, dan Inferno Mode adalah esensi Diablo III yang sebenarnya. Para musuh tumbuh semakin kuat secara signifikan, memaksa Anda untuk mempertimbangkan opsi untuk melakukan party dengan pemain yang lain. Anda akan menemukan para champion pack yang jauh lebih brutal dan menyulitkan ketika Anda sudah menjajal ketiga tingkat kesulitan ini. Damage yang besar, HP yang alot, dan kecepatan serang dan kekuatan khusus yang sering digunakan sudah pasti akan membuat Anda bertekuk lutut, apalagi dengan karakter range seperti Demon Hunter yang kami gunakan. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi Anda untuk memainkan Normal Mode dengan “gaya” single player dan menikmati plot yang ada. Mengapa? Karena fokus pertualangan Anda akan langsung otomatis berubah ketika sudah menjajaki tingkat kesulitan yang lebih tinggi.