Review The Witcher 2 – Enhanced Edition: RPG Untuk Gamer Dewasa!
Game RPG Untuk Gamer Dewasa
Bukan, yang dimaksud bertema dewasa bukan karena ada konten-konten seksual yang vulgar, atau setidaknya bukan HANYA itu. The Witcher 2 bukanlah game RPG hack and slash yang umumnya ada pada pasaran saat ini. Pemain-pemain yang baru memainkan game ini akan merasakan kesulitan beradaptasi dengan elemen yang dihadirkan karena game ini tidak didesain untuk orang-orang casual. Lupakan segala persepsi anda tentang game Action-RPG dan pengalaman anda memainkan game-game serupa, The Witcher 2 ada di tingkatan yang benar-benar berbeda. Setiap aksi yang akan kita lakukan harus dipikirkan terlebih dulu. Apabila anda menyerbu musuh begitu saja tanpa taktik dan persiapan, maka anda akan tumbang dalam hitungan detik. Pada game ini tidak terdapat health potion yang dapat dikonsumsi saat sedang bertarung. Anda harus meminumnya SEBELUM bertarung, menggunakan potion yang sesuai kebutuhan, dan apabila diperlukan menggunakan enhancement pada senjata anda sesuai dengan lawan yang anda hadapi.


Begitu juga dengan pilihan moral dari karakter anda. Geralt bukanlah seseorang yang berdiri di salah satu ujung moralitas di dunianya. Semua pilihan yang anda ambil memiliki konsekuensi baik-buruknya, namun tidak ada yang benar maupun salah. Anda bisa memilih untuk memenuhi ambisi pribadi anda, atau pun berkorban untuk kepentingan yang lebih besar. Anda akan berkali-kali diminta mengambil keputusan ambigu yang mungkin memiliki konsekuensi lebih besar daripada yang anda kira. Berbeda dengan game lain yang membiarkan anda mengambil keputusan hitam-putih, di game ini seakan-akan semuanya adalah pilihan abu-abu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa game ini memang menyajikan konten seksual yang luar biasa blak-blakan. Saran saya apabila anda tinggal bersama orang lain, mainkan game ini di tengah malam dengan volume seadanya. Cutscene yang ada dalam game ini mampu membuat darah anda berdesir, anda hanya dapat berharap tidak ada yang memergoki anda. Memang tidak mengherankan mengingat Triss Merigold, salah satu karakter perempuan di game ini, pernah menjadi cover dan headline dalam majalah Playboy di Polandia. Rated M for Mature indeed.

Bagi anda yang merasa keberatan dengan adanya cutscene-cutscene vulgar seperti diatas, tentu saja anda dapat men-skip-nya karena konten ini merupakan salah satu pilihan yang bisa diambil, atau pun tidak diambil oleh Geralt dalam conversation tertentu. But seriously, would you?
Gameplay
Geralt memiliki 2 senjata standar, Steel Sword dan Silver Sword. Steel Sword digunakan untuk melukai manusia dan sejenisnya, termasuk elf dan dwarf. Silver Sword hanya digunakan ketika berusaha membunuh monster apa pun. Jangan sekali-kali tertukar, atau lebih gila lagi, mencoba bereksperimen dengan menukar fungsi keduanya karena game ini hanya akan mentertawakan usaha konyol anda. Penggunaan senjata yang salah hanya akan mengakibatkan minimal damage pada musuh. Kesulitan menghadapi monster tertentu? Anda dapat membeli buku-buku yang ada di vendor untuk mempelajari kelemahannya.
Selain senjata konvensional, anda juga memiliki kemampuan magic yang bernama Aard, Igni, Quen, Yrden, dan Axii. Masing-masing dari skill magic ini memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, beberapa hanya efektif dalam kondisi pertarungan tertentu, jadi ingatlah selalu untuk bersiap-siap dalam setiap medan pertarungan tertentu.


Seperti game RPG lainnya, dalam sistem leveling The Witcher 2 juga terdapat skill tree. Terdapat empat cabang utama, Training, Magic, Alchemy, dan Swordmanship. Kita harus menggunakan minimal 6 talent point pada cabang Training sebelum berlanjut ke cabang lainnya. Apabila kita sudah mengembangkan satu cabang cukup jauh, kita akan dapat menggunakan skill khusus yang menggunakan adrenaline bar.
