Review Amazing Spider-Man (Game): Tidak Se-“Amazing” yang Dibayangkan!

Reading time:
June 28, 2012

Tidak Ada Spider-Man Jahat: Konsep Open-World yang “Semu”

Mengapa kami mengkategorikan The Amazing Spider-Man ini HANYA sebagai sebuah game action tanpa embel-embel open-world di dalamnya? Bukankah ia memungkinkan Spidey untuk menjelajahi luasnya kota Manhattan secara bebas? Jika Anda hanya merujuk bahwa open-world = kesempatan untuk menjelajahi kota secara bebas, maka The Amazing Spider-Man pantas untuk disebut sebagai sebuah game open-world. Namun menurut kami, definisi open-world bukan hanya sekedar soal menjelajahi sebuah kota. Ia juga harus menghadirkan kesempatan bagi sang karakter utama untuk memanipulasi secara aktif dunia yang ia temui ini. Sesuatu yang sama sekali tidak ditawarkan oleh seri The Amazing Spider-Man ini.

The Amazing Spiderman 13
Hanya karena ia mengusung kebebasan untuk menjelajahi Manhattan kapanpun Anda inginkan, game ini tidak otomatis pantas disebut sebagai sebuah game open-world!
shoot civilian
Kesempatan untuk menjadi Spidey yang jahat akhirnya sirna begitu saja. Konsep open-world di game ini tidak lebih dari sekedar kosmetik, tanpa kesempatan untuk memanipulasi elemen-elemen di dalamnya sama sekali.

Semua gamer tentu sudah tahu bagaimana rasanya menjadi seorang Spider-Man yang beraksi dan berjalan hanya di jalur kebenaran, namun semuanya tentu penasaran apa yang terjadi jika sosok manusia laba-laba yang satu ini, tiba-tiba berubah menjadi jahat. Atas dasar rasa penasaran inilah, kami kemudian berusaha untuk menjajal konsep “open-world” yang ditawarkan oleh Beenox. Apa jadinya jika Spider-Man menjadi usil dan menembakkan jaring laba-labanya ke setiap mobil di jalan raya dan membuat kemacetan? Apa jadinya jika Spider-Man mulai menembakkan web-ball ke arah para pejalan kaki, membungkusnya, dan memukulinya hanya karena rasa bosan belaka? Kami tentu saja sangat mengantisipasi efek-efek tindakan seperti ini di Amazing Spider-Man. Namun hasilnya? Sangat mengecewakan. Beenox ternyata mendesain sebuah dunia open-world “semu” yang hanya berfungsi sebagai kosmetik belaka. Hampir tidak ada kesempatan untuk memanipulasi dan memancing reaksi dari berbagai elemen yang “hidup” di dalam kota Manhattan ini, baik dari pada penduduk maupun kendaraan yang malang-melintang di dalamnya. Setiap web-ball yang Anda tembakkan hanya akan memunculkan efek jaring saja dan tidak memberikan efek apapun. Sangat mengecewakan! Mimpi kami untuk menciptakan sosok Spider-Man yang super jahat seolah sirna begitu saja!

Kesimpulan

The Amazing Spiderman 72
Ada segudang potensi yang mampu membuat The Amazing Spider-Man ini tampil sebagai game terbaik Spider-Man sepanjang sejarah. Namun sayang, tidak mampu dimanfaatkan oleh sang developer – Beenox. Akhirnya? Ia jatuh sebagai sebuah game yang tidak se-“amazing” namanya.

Beenox dan Activision harus diakui gagal untuk menghadirkan sebuah game Spider-Man yang mampu memenuhi ekspektasi. Walaupun ia hadir dalam kualitas visualisasi yang pantas untuk diacungi jempol serta plot epilogue yang terhitung “berani”, Beenox tidak mampu memanfaatkan segudang potensi yang seharusnya dapat meramu game yang satu ini menjadi game Spider-Man terbaik yang pernah dirilis sepanjang sejarah. Keputusan untuk mengadaptasi sistem battle yang diperkenalkan Rocksteady di Arkham City memang membuat flow pertarungan berjalan lebih mengalir, namun hampit tidak menawarkan sesuatu yang baru. Begitu juga dengan sistem stealth takedownnya. Namun untungnya, elemen-elemen dasar ini masih berada dalam tahap dapat dinikmati.

Sayangnya, ada begitu banyak hal lainnya yang membuat seri The Amazing Spider-Man ini ternyata tidak se-“Amazing” yang dibayangkan. Jumlah side-mission yang begitu repetitif dan monoton mematikan excitement untuk mengeksplorasi kota Manhattan lebih jauh. Pada akhirnya, ia hanya bertumpu pada kekuatan jalur cerita linear yang hanya membawa Anda bergerak dari satu chapter ke chapter yang lainnya. Kekurangan lain yang sangat fatal? Tentu saja kehadiran konsep “open-world” yang ternyata hanyalah sebuah kosmetik saja. Tidak ada kesempatan untuk memanipulasi lingkungan sama sekali dan bersenang-senang dengannya. Kekurangan terakhir inilah yang terkesan mengkhianati ekspektasi yang dilontarkan banyak gamer di dunia.

Lantas, pantaskah The Amazing Spider-Man ini dimainkan? Pantas, tetapi tidak menjadi sebuah keharusan. Selain kualitas grafis, cerita, dan sistem battle, hampir tidak ada yang dapat dibanggakan dari game yang satu ini. Namun bagi para gamer yang akan menyaksikan versi filmnya di akhir bulan nanti dan penasaran akan kelanjutan cerita selanjutnya, maka game The Amazing Spider-Man ini tentu “otomatis” menjadi seri yang harus Anda mainkan. Lagi-lagi, hanya karena sisi cerita yang diusungnya.

Kelebihan

The Amazing Spiderman 102
Desain Rhino sebagai seorang cross-species? AWESOME!!!
  • Visualisasi jempolan
  • Sisi plot yang berperan sebagai epilogue dari seri filmnya
  • Flow pertarungan yang berjalan cukup mulus
  • Desain karakter, setting, dan musuh yang patut diacungi jempol

Kekurangan

The Amazing Spiderman 9
Kota yang luas dan indah, namun dengan side-mission repetitif dan elemen yang tidak bisa dimanipulasi? What a waste!
  • Side-Mission yang repetitif dan monoton
  • Voice-acts yang buruk
  • Konsep Open-World yang semu
  • Tingkat kesulitan yang terlalu mudah
  • Collectibles yang tidak terlalu menarik

Cocok untuk gamer: yang ingin, akan, atau sudah menyaksikan versi film The Amazing Spider-Man dan penasaran dengan cerita kelanjutanya.

Tidak cocok untuk gamer: dengan ekspektasi bahwa game ini akan mengusung konsep Open-World yang sesungguhnya.

 

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…
June 12, 2024 - 0

Preview My Lovely Empress: Racun Cinta Raja Racikan Dev. Indonesia!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh My Lovely Empress di…

PlayStation

November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…
October 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara dengan Takayuki Nakayama & Shuhei Matsumoto (Street Fighter 6)!

Kami sempat mewancarai dua pentolan Street Fighter 6 - Takayuki…
October 17, 2024 - 0

Review Dragon Ball – Sparking! Zero: Enggak Ada Matinya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Ball - Sparking! Zero?…
October 11, 2024 - 0

Review Metaphor – ReFantazio: Pelik Politik Dunia Fantasi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Metaphor: ReFantazio ini? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…