Review Transformers – Fall of Cybertron: Lebih Epik, Lebih Keren!
Please Welcome, The Almighty Grimlock!

Me Grimlock! Jika kita membicarakan satu nama Transformers yang paling disegani dan ditakuti, baik oleh Autobots maupun Decepticons, maka nama Grimlock, sang Dinobots yang mampu bertransformasi menjadi wujud Tyrannosaurus Rex sudah pasti menjadi yang terdepan. Autobots yang satu ini memang tampil dengan kekuatan yang kabarnya, bahkan setara dengan Optimus Prime dan Megatron. Kekuatannya yang besar membuat Grimlock tidak pernah mampu tunduk begitu saja pada perintah siapapun, termasuk dari mulut sang pemimpin besar Autobots – Optimus Prime sendiri. Ia bahkan cenderung “meremehkan” Optimus yang menurutnya lebih lemah dan seringkali mengambil kebijakan yang terlalu lembut dalam konflik abadinya dengan Decepticon. Setelah penantian yang cukup lama, High Moon Studios akhirnya memastikan bahwa sosok ikonik – Grimlock juga akan dihadirkan untuk Fall of Cybertron. So please welcome, the almighty Grimlock!
Dari mana sebenarnya origin dari Grimlock ini? Beberapa versi Transformers memuat latar belakang yang berbeda-beda untuk Autobots super yang satu ini. Namun Fall of Cybertron memberikan “alternatif” cerita di balik lahirnya Grimlock sebagai Dinobots yang hampir tidak terkalahkan. Pada awalnya Grimlock merupakan Autobots “normal” yang diminta Optimus untuk menjaga perbatasan dan melindungi Ark dari serangan Decepticons. Namun pasukan ini kalah. Grimlock, Slug, Snarl, dan Swoop tidak dihancurkan begitu saja, melainkan menjadi kelinci percobaan untuk “ilmuwan” gila Decepticons – Shockwave. Memodifikasi bentuk dan menambahkan sifat-sifat terkuat dari para Insecticons di dalamnya, keempat Autobots ini mendapatkan kekuatan yang luar biasa sekaligus perubahan bentuk transformasi dan berubah menjadi satu kawanan baru: Dinobots. Grimlock sebagai yang terkuat mendapatkan pasokan kekuatan baru yang paling masif dan hampir tidak terkalahkan.


Grimlock sendiri akan dibekali dengan dua senjata utama: sebuah shield untuk melindungi dirinya dari serangan dan sebuah pedang melee untuk menghancurkan setiap musuh yang di depan mata. Dengan gerakan yang terhitung lambat, Grimlock adalah sebuah “tank” dengan jumlah shield dan HP yang besar, dan hampir tidak mungkin “dijatuhkan”. Berbeda dengan Transformers lain yang dapat berubah bentuk kapanpun mereka inginkan, Grimlock hanya dapat berubah menjadi bentuk Tyrannosaurus Rex-nya begitu bar kekuatannya terisi penuh. Bentuk T-Rex tidak hanya akan membuat Grimlock tidak terkalahkan, namun juga datang dengan serangan yang lebih kuat dan masif. Ia bahkan dapat menembakkan flamethrower dari mulut dalam jangka waktu tertentu. No wonder, he is really indeed the Almighty Grimlock! Tidak dapat dipungkiri, chapter dimana Anda memerankan Grimlock akan menjadi chapter permainan terbaik selama memainkan Transformers – Fall of Cybertron ini. Sayangnya, penantian yang begitu lama ini harus dibayar dengan waktu gameplay yang terlampau singkat.
Kesimpulan

Apa yang dapat disimpulkan dari Transformers – Fall of Cybertron ini? Sebagai sebuah seri sekuel dari game Transformers terbaik yang pernah diciptakan di industri game, High Moon Studios berhasil memosisikan Fall of Cybertron ini sebagai sebuah seri sekuel yang jauh lebih baik, jauh lebih intens, dan jauh lebih menghibur dibandingkan seri pertamanya. Memang tidak ada inovasi gameplay yang dapat Anda temukan, namun jalinan cerita yang dibentuk harus diakui jauh lebih baik. Keputusan untuk “mengesampingkan” Megatron – Optimus dan lebih berfokus pada Autobots dan Decepticons sebagai sebuah faksi dengan peran anggotanya masing-masing adalah keputusan terbaik yang bisa dipilih oleh High Moon Studios. The best part? Bahwa mereka datang dengan kepribadiannya masing-masing dengan visualisasi perang yang begitu epik dan destruktif. Kehadiran karakter dengan aura yang “masif” ala Metroplex, Bruticus, dan Grimlock juga semakin membuat pengalaman ini lebih sempurna.
Kami pribadi hanya menemukan dua kelemahan yang cukup terasa mengecewakan selama menjajal seri ini. Pertama tentu saja absennya fungsi cover yang juga tidak dihadirkan High Moon di seri pendahulu – War for Cybertron. Autobots dan Decepticons menjadikan senjata bertipe range sebagai fungsi perang yang paling utama, sehingga tidak ada alasan sebenarnya bagi High Moon untuk tidak menyertakan fungsi yang satu ini, mengingat Fall of Cybertron adalah sebuah game third person shooter murni. Kekecewaan kedua datang dari waktu gameplay Grimlock terasa sangat singkat. Untungnya, hal ini cukup terbayarkan lewat penggambaran yang pantas untuk diacungi jempol. Sebagai Autobots yang menjadi fokus di seri kedua ini, Grimlock memang divisualisasikan dengan atmosfer yang tepat, setidaknya seperti sebagian besar penggemar Transformers mengingatnya.
Dengan semua kualitas yang ia hadirkan, tidak berlebihan rasanya jika kami sangat merekomendasikan Transformers – Fall of Cybertron ini sebagai game third person shooter yang pantas untuk dimainkan, apalagi jika Anda merupakan penggemar berat Transformers. Belum pernah memainkan War of Cybertron sebelumnya? Beli dan sempatkan waktu Anda untuk menikmati kedua seri game Transformers terbaik yang bisa Anda temukan di pasaran ini. Trust me, it’s worth every single second..
Kelebihan

- Desain karakter dan setting
- Gaya bercerita bergantian antara Autobots – Decepticons dalam satu timeline
- Kehadiran transformers “baru” dengan beragam fungsi dan misi
- Grimlock!
- Voice Acts
- Cut-scene yang sinematik
Kekurangan

- Tetap tidak disertakannya sistem cover
- Chapter permainan Grimlock yang dirasakan terlalu singkat
Cocok untuk gamer: pencinta third person shooter, penggemar Transformers, yang sudah menikmati Transformers – War for Cybertron
Tidak cocok untuk gamer: yang menganggap bahwa Transformers = Michael Bay is the best!