Preview Assassin’s Creed III: Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama!
Sebagian besar gamer di dunia saat ini mungkin sedang mengembangkan senyum terbesar mereka, terutama mereka yang memiliki konsol XBOX 360 dan Playstation 3. Bagaimana tidak? Setelah penantian yang lama, dengan godaan teaser dan screenshot yang memanjakan mata sepanjang tahun 2012 ini, akhirnya kesempatan untuk menjajal seri terbaru dari franchise fenomenal – Assassin’s Creed tiba di depan mata. Ubisoft merilis secara resmi Assassin’s Creed 3, sebuah seri yang menawarkan begitu banyak hal baru, setelah keringnya konten yang cukup untuk memuaskan dahaga selama dua tahun terakhir ini. Sebuah karakter baru, sebuah dunia baru, sebuah sensasi baru.
Kesan Pertama
Sejujurnya, kami boleh terbilang masuk ke dalam kelompok gamer yang skeptis dengan pilihan Ubisoft untuk menjadikan Perang Revolusi Amerika sebagai tema utama untuk AC 3 ini. Mengapa? Karena kami melihat ada begitu banyak sejarah yang sebenarnya lebih menarik untuk diangkat dan dimodifikasi, daripada harus kembali lagi ke Amerika, sebuah negara yang sudah terlalu mainstream di industri game. Keraguan kedua? Bahwa Ubisoft akan mampu menciptakan karakter se-ikonik Altair dan Ezio, dengan kisah hidup yang bahkan harus dibangun lewat serangkaian seri di beberapa tahun terakhir ini. Berangkat dari pemikiran inilah, kami menjajal Assassin’s Creed 3. Hasilnya? Ubisoft membuat kami terlihat seperti orang tolol.
Sejak permulaan permainan, Anda akan disuguhi dengan kualitas sebuah seri AC yang luar biasa. Engine dengan detail yang lebih baik jadi pemanis di permukaan. Saking begitu banyaknya hal baru dan masif yang ditawarkan oleh Assassin’s Creed 3, Anda seolah akan melihatnya sebagai sebuah game yang berbeda, sebuah game yang tidak terkait dengan Desmond Miles, Altair, maupun Ezio. Sebuah game yang hampir mustahil dibangun hanya dalam waktu satu tahun. Sebuah game yang akan membuat Anda jatuh cinta pada pandangan pertama. Sebuah game yang akan mampu mengikat jiwa Anda dalam waktu yang lama. Sebuah kisah Assassin yang luar biasa.
Ketakutan akan kurang kuatnya cerita yang dibangun oleh Ubisoft lewat sosok Connor Kenway – setengah Indian setengah British, seolah sirna begitu saja. Kami membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam sebelum mampu memainkan Connor Kenway dalam “bentuk terakhirnya”. Ubisoft merangkai cerita dari generasi sebelumnya untuk membantu Anda menangkap gambaran cerita yang lebih kuat dan jelas, bahkan dari masa kecil Connor sendiri. Klaim bahwa mereka akan membangun dunia yang lebih luas juga tidak main-main. Frontier, sebuah map yang dibangun dengan landscape daratan liar Amerika memang menawarkan luas daerah jelajah yang jauh lebih besar dari semua map yang pernah Anda temukan di franchise AC ini. Boston yang menjadi pusat cerita juga dibangun dengan apik, dengan detail lingkungan dan sosial yang merepresentasikan kondisi saat itu.
Animasi serangan kini tampil jauh lebih brutal dengan efek darah yang maksimal, apalagi ketika Anda menggunakan senjata baru seperti Tomahawk. Connor dibekali dengan begitu banyak kemampuan dan senjata baru. Anda kini bisa berburu, memanjat pohon, menggantung musuh, bahkan membangun sebuah kota dengan sistem ekonomi yang lebih kompleks dibandingkan sebelumnya. Yang paling keren? Anda kini juga dibekali dengan segudang side-mission bertema Naval War yang epik, dimana tidak hanya mengendaria kapal Anda di berbagai kondisi laut, Anda juga harus bertempur di dalamnya. Fitur baru yang tumbuh menjadi salah satu daya tarik utama yang akan membuat Anda jatuh hati seketika. Pertempuran melawan Assassin vs Templar ini juga kini membutuhkan peran Desmond lebih besar, sehingga tidak lagi hanya sekedar kosmetik di seri ketiga ini. Anda akan menggunakannnya dalam berbagai misi yang ada.
Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review (dan kami yakin AC 3 akan memakan waktu yang lama), silakan menikmati beragam screenshot fresh from the oven untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran. One thing for sure, you gonna freaking love it like we do..