Gamer World of Warcraft Calon Pekerja yang Lebih Potensial daripada Lulusan S2?

Reading time:
January 7, 2013
wow catalysm

Kontroversi tenang peran industri game untuk peradaban manusia memang terus terjadi. Tidak lagi dipandang sebagai sekedar sebuah sumber hiburan, video game diyakini memainkan peranan yang cukup krusial untuk mempengaruhi tatanan sosial masyarakat, baik secara positif maupun negatif. Dianggap sebagai sumber obesitas dan tingkat agresi yang meningkat di kalangan remaja, video game juga diyakini memberikan kontribusi positif lewat beragam penelitian yang ada. Yang terbaru? Video game diyakini mampu menghasilkan pekerja yang lebih potensial dibandingkan lulusan sarjana tingkat lanjut sekalipun.

Hal ini diungkapkan oleh John Seely Brown, seorang peneliti budaya digital. Berbeda dengan pandangan masyrakat awam yang melihat gamer sebagai individu pemalas dan tidak mampu berfungsi secara sosial, Brown justru memberikan pendapat yang bertolak belakang. Ia meyakini bahwa para gamer yang aktif dan mencapai level tinggi di MMORPG – World of Warcraft akan menjadi calon-calon karyawan yang jauh lebih potensial, daripada lulusan S2 universitas sekelas Harvard sekalipun. Ia melemparkan beberapa argumentasi untuk mendukung “teori” yang mungkin dianggap gila oleh banyak orang ini. Brown menitikberatkan pada sistem yang paling merepresentasikan tatanan sosial d WoW – Guild.

playing game office
Brown berargumen bahwa gamer biasanya memperlihatkan kemampuan untuk berinovasi, mengambil inisiatif, menilai performa diri sendiri, menutup kelemahan, berorganisasi, dan melakukan semua ini atas dasar hasrat dan ketertarikan semata. Teori yang terlihat “manis”, namun sulit untuk diterapkan.

Kebebasan gamer WoW untuk menciptakan guild dan menentukan standar mereka tersendiri menunjukkan kualitas yang bahkan tidak mampu diraih mereka yang berpendidikan formal tinggi sekalipun. Pemimpin para guild harus menilai performa mereka sendiri, berkreasi, dan menciptakan standar untuk menutupi kelemahan-kelemahan yang ada. Sementara para pemain juga dipaksa untuk membuat skema permainan uniknya sendiri, meningkatkan kemampuan karakter sebaik mungkin, serta memastikan diri mampu bertahan dan menyerang balik lawan. Bagian terbaiknya? Semua ini didasarkan rasa penasaran, hasrat, dan ketertarikan tanpa membutuhkan penghargaan dari lingkungan luar. Inisiatif dan motif inilah yang tidak ditawarkan oleh para lulusan tinggi sekalipun.

Walaupun terdengar “manis”, argumentasi Brown ini tentu saja mengandung beberapa kelemahan yang fatal. Salah satunya adalah point yang menjadi pondasi teorinya sendiri, hasrat dan rasa penasaran. Jika gamer WoW memang memperlihatkan performa yang mengagumkan karena mereka tertarik memainkan WoW, bagaimana caranya untuk mempertahankan kekuatan yang sama untuk dunia kerja, yang mungkin semenarik itu bagi gamer? Ini tentu menjadi sesuatu yang pantas untuk dipertanyakan. Sesuatu yang gagal dijawab oleh Brown.

Bagaimana menurut Anda sendiri? Apakah “kelebihan” yang disampaikan oleh Brown ini terhitung masuk akal?

Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…
March 19, 2024 - 0

Review Unicorn Overlord: Kuda, Tahta, Wanita!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Unicorn Overlord ini? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…