Review Sniper – Ghost Warrior 2: Satu Peluru, Satu Nyawa
Satu Peluru – Satu Nyawa!

Berbeda dengan sebagian besar game FPS arcade di pasaran yang memungkinkan Anda untuk memegang senapan mesin yang tersedia dan membantai setiap musuh dengan mudahnya, Sniper: Ghost Warrior 2 hadir dengan pesona yang lain. Seperti nama yang diusungnya, sepanjang permainan Anda akan berperan sebagai seorang penembak jitu yang memang harus menyelesaikan misinya secara stealth, sembari menghabisi para musuh dari kejauhan. Jika bisa disimpulkan, ia menawarkan sensasi yang serupa dengan misi sniper Chernobyl yang ditawarkan oleh Modern Warfare di masa lalu. Anda memang masih diminta untuk bergerak dari satu titik ke titik lainnya, menghabisi setiap musuh yang ada sembari berusaha bertahan hidup, namun metode yang diusung sangat terbatas. Selain melee stealth kill, Anda hanya akan dibekali dengan sebuah pistol dengan silencer dan sniper untuk melakukannya. Anda tidak bisa memungut senjata yang tengah digunakan oleh para musuh dan terlibat dalam perang terbuka secara frontal. Anda memang dipaksa untuk berperan sebagai sniper dalam kapasitas paling maksimal.



Sebagai sebuah game yang menjual sisi sniper sebagai nilai jual utama, Sniper: Ghost Warrior 2 tentu saja memastikan pekerjaan yang satu ini tidak mudah dilakukan begitu saja. Anda tidak hanya bisa sekedar membidik melalui scope, melakukan zoom, dan menekan pelatuk kapanpun Anda inginkan. Ada beberapa faktor yang harus dicermati sebelum memastikan meluncurnya peluru Anda berarti menambah satu ekstra tubuh tidak bernyawa di pihak musuh. Selain angin yang akan terus bertiup dan mempengaruhi arah gerak peluru ketika berada di jarak yang jauh, detak jantung juga memainkan peranan penting. Aktivitas fisik seperti memanjat dan berlari akan membuat nafas Anda terengah-engah sehingga sulit untuk mendapatkan bidikan yang stabil. Posisi ketika menunduk, berbaring, dan berdiri ketika meneropong di balik senjata laras panjang Anda juga akan mempengaruhi akurasi tembakan Anda.
Bagaimana jika Anda masuk dalam situasi yang membutuhkan Anda untuk menghabisi seorang target dengan cepat, namun Anda sulit untuk mendapatkan bidikan yang tepat? Tenang saja, Anda bisa menahan nafas Anderson dalam waktu tertentu untuk mendapatkan bidikan yang lebih presisi. Semakin lama Anda menetapkan seorang target, maka mekanisme bantuan berupa sebuah dot merah yang akan secara otomatis memprediksikan arah jatuh peluru akan hadir. Gagal membunuh dengan satu peluru? Maka Anda akan langsung membuat semua pasukan musuh dalam satu area memburu Anda secara instan. Ingat ini bukan Call of Duty, hanya butuh sekitar 4-5 peluru untuk membunuh Anda dan memaksa Anda untuk menempuh gap checkpoint yang terhitung jauh. Namun tenang saja, para AI yang mengejar ini bukanlah musuh terpintar yang akan menyulitkan Anda. Tinggal beralih ke handgun ber-silencer Anda dan tunggu saja mereka muncul satu per satu untuk dihabisi.


Apalah arti sebuah game FPS jika tidak mampu menawarkan atmosfer pertempuran yang terus menegangkan dan epik? City Interactive menjawab tantangan ini dengan menyuntikkan sedikit elemen dramatisasi untuk peluru yang Anda lontarkan untuk musuh terakhir yang berada di sebuah area. Seperti game bertema serupa seperti Sniper Elite V2, Anda akan melihat jalur gerak peluru yang berputar dalam gerak lambat dengan kamera sinematik yang berfokus padanya, pelan namun pasti, bersarang pada tubuh musuh yang menjadi target Anda. Sayangnya, efek ini memang terkesan hambar jika dibandingkan dengan Elite V2 yang menambahkan efek hancurnya tulang dan organ tubuh yang membuat semua penantian ini memuaskan. Efek zoom dan slow-motion yang ditawarkan kill-cam Sniper: Ghost Warrior 2 ini mungkin akan terlihat menakjubkan di awal permainan, namun mulai terasa biasa begitu Anda sudah melakukannya setidaknya tiga kali.
Bukan CryEngine 3 yang Anda Harapkan
Mendengar Sniper: Ghost Warrior 2 akan mengusung salah satu engine terbaik di industri game saat ini – CryEngine 3, JagatPlay langsung mempersiapkan rig terkuat yang ada untuk memastikan diri mampu menangani game ini dalam kualitas yang paling maksimal. Berkaca pada kasus Crysis 3 dari Crytek yang mengusung engine yang sama, ekspektasi tentu saja menguat, kembali menikmati sebuah game shooter yang tidak hanya menegangkan, tetapi juga memanjakan mata. Namun ekspektasi ini harus dibayar mahal dengan kekecewaan.



City Interactive memang tidak berbohong. Sniper: Ghost Warrior 2 memang datang dengan CryEngine 3, engine andalan Crytek yang luar biasa, hanya saja bukan CryEngine 3 yang selama ini kita harapkan. Anda memang akan menemukan kualitas visualisasi yang pantas untuk diacungi jempol, namun tidak cukup untuk tampil memukau dan memaksa PC Anda untuk menjerit layaknya yang terjadi pada Crysis 3. Besar kemungkinan, bahwa engine CryEngine 3 ini merupakan produk yang belum dioptimalisasi secara maksimal, sehingga justru terkesan mengulangi kesalahan kualitas sama yang ditawarkan oleh Crysis 2. Kualitas lighting-nya sendiri masih tampil memesona, namun segi lain seperti tekstur, detail, hingga desainnya sendiri tidak merepresentasikan potensi CryEngine 3 yang sebenarnya. Ini tentu saja menjadi pukulan yang telak.