Review The Walking Dead – Survival Instinct: Game Zombie Terburuk Sejauh Ini!
Potensi yang Tidak Tergali

Konsep first person shooter untuk sebuah game survival horror bertema zombie memang bukan barang baru di industri game. Beberapa franchise terhitung berhasil melakukannya, salah satu yang paling berhasil tentu saja Left 4 Dead dari Valve. Menyuntikkan sensasi horror lewat kacamata orang pertama memang efektif untuk memunculkan atmosfer yang intens, apalagi ketika Anda harus berhadapan dengan kegelapan dan makhluk-makhluk menyeramkan yang hidup di dalamnya. Ancaman yang secara konstan ada dan siap untuk menerkam kapanpun juga,FPS dengan tema seperti ini memang menajdi formula yang menjamin kesuksesan. Namun sayangnya, hal ini ternyata tidak berlaku untuk The Walking Dead: Survival Instinct ini. Terlepas dari potensi dan alur serupa yang sebenarnya bisa ia ikuti, Terminal Reality dan Activision gagal untuk meluncurkan game ini dalam batas potensi yang paling maksimal.


Sebagai sebuah game action, Daryl akan dibekali dengan berbagi macam perlengkapan untuk bertahan hidup dari ancaman Walker yang ada. Dibekali dengan senjata yang diwariskan oleh sang ayah, Daryl akan langsung dibekali dengan sebuah sniper rifle untuk menghancurkan para Walker dari jarak jauh. Namun ingat, seperti layaknya di film, peluru untuk senapan selalu menjadi benda berharga yang tidak bisa Anda habiskan begitu saja. Untungnya, Anda akan dibekali dengan beberapa senjata melee yang cukup untuk menghabisi setiap ancaman yang ada.
Terlepas dari beragam senjata yang dapat Anda gunakan, percaya atau tidak, Anda bisa menghabisi 90 persen dari zombie yang ada dengan hanya menggunakan senjata melee yang ada. Berhasil mengendap-ngendap dari belakang, Anda dimungkinan untuk memicu stealth kill yang akan menghabisi setiap zombie dengan hanya satu kali serangan. Anda juga bisa memukul setiap zombie yang berusaha menyerang secara frontal dan kemudian melemparkan beberapa serangan di kepala untuk melumpukan setiap dari mereka. Sebagian besar aspek gameplay setelahnya hanyalah berkisar tentang usaha untuk mencari item penyembuh (yang anehnya, berbentuk minuman berenergi), serta mencari bahan bakar untuk memungkinkan Daryl bergerak menuju area selanjutnya.


Terminal Reality sebenarnya menyuntikkan mekanisme yang pontesial untuk menjadikan Survival Instinct sebagai salah satu game FPS survival horror terbaik di pasaran. Selain kebebasan untuk menentukan rute serta beberapa alternatif tempat yang bisa disinggahi untuk mencari resource yang terbatas atau sekedar senjata yang lebih kuat, The Walking Dead: Survival Instinct ini juga menawarkan mekanisme companion. Untuk setiap orang yang berhasil Anda selamatkan sepanjang perjalanan, Anda bisa meminta mereka untuk mengumpulkan berbagai resource dan membekalinya dengan senjata. Kondisi kursi mobil yang terbatas mungkin akan memaksa Anda untuk “membuang” beberapa survivor. Sang developer sebenarnya punya kesempatan untuk menjadikan mekanisme ini sebagai sesuatu yang dramatis, mengingat keterkaitannya dengan kesempatan bertahan hidup. Namun companion hanyalah companion, dengan latar belakang cerita lemah dan tanpa keterkaitan emosional sama sekali dengan Daryl. Kedangkalan ini memososikan mereka sebagai NPC, tidak lebih.

Bagaimana dengan desain lingkungan dan visualisasinya sendiri? Walaupun tidak sampai pada batas istimewa, namun kualitas visualisasi, detail, dan desain lingkungan masih dapat ditoleransi. Walaupun demikian, sejauh dengan progress Anda bermain, Anda akan mulai menyadari bahwa Thermal Reality sebenarnya hanya menyediakan desain setting yang benar-benar terbatas, kemudian menyulapnya menjadi beberapa area lewat sedikit modifikasi. Dibandingkan dengan Aliens: Colonial Marines yang dirilis bulan lalu dan kekecewaan yang menerpa setelah melihat kualitas visualisasi yang ia tawarkan, The Walking Dead: Survival Instinct ini masih dalam batas yang bisa diterima, setidaknya cukup untuk membuat Anda nyaman menikmati waktu gameplaynya yang singkat. Salah satu kelemahan visualisasi yang perlu dicatat? Bahwa tanpa alasan yang jelas, Terminal Reality memutuskan untuk membubuhkan efek “keringat mengucur” yang akan muncul di layar setiap kali Daryl berlari. Pemandangan yang cukup untuk membuat Anda muak sembari berteriak, “WHAT THE…”.
Zombie Dengan AI Terburuk yang Pernah Ada
Zombie dan usaha untuk bertahan hidup dari gempuran kuantitasnya yang masif, di atas kertas, The Walking Dead: Survival Instinct seharusnya punya formula paling efektif untuk menarik perhatian gamer pencinta game action dan horror, apalagi dengan nama Walking Dead yang ia usung. Namun sayangnya, ada begitu banyak hal yang tidak bisa dimaksimalkan darinya. Salah satu yang paling disayangkan? Tentu saja AI yang diusung di dalamnya.
Anda yang sempat memainkan Left 4 Dead ataupun Resident Evil tentu saja memiliki sedikit gambaran bagaimana sebuah AI zombie seharusnya ditawarkan, terlepas dari animasi gerak utama yang diusungnya, baik sekedar berjalan atau berlari. Terminal Reality selama proses pengembangan Survival Instinct memang sudah menggembar-gemborkan hal ini. Para walker diklaim akan dapat mencium bau Daryl dan bergerak bersamaan untuk mengejarnya begitu posisinya terlalu dekat. Namun hasilnya? Ketika Anda menjajalnya pertama kali, Anda akan langsung memahami bahwa ada yang salah dengan AI yang diusung di dalamnya. Anda bisa dengan mudah mengendap di belakang mereka. Tidak hanya itu saja, memicu sebuah keributan dalam jarak tidak lebih dari dua meter, tidak sedikit zombie yang masa bodoh dengan melakukan apapun “pekerjaan” yang tengah mereka lakukan.


Fakta bahwa Anda bisa menyelesaikan game ini dengan hanya mengandalkan senjata melee seperti palu, pisau, dan kapak untuk menyelesaikan game ini juga menjadi bukti yang paling nyata. Setiap zombie yang Anda temui dan hadapi secara frontal tak ubahnya sebuah ragdoll yang tidak “bernyawa”. Begitu Anda memukul mundur zombie ini, mereka akan terus mengalami stun. Anda hanya tinggal melempar kombo serangan ke kepala setidaknya tiga kali untuk melumpukan setiap dari mereka. Bagaimana jika Anda berhadapan dengan lusinan zombie sekaligus? Percaya atau tidak, ini justru akan menjadi skenario yang ingin Anda inginkan. Semakin masif zombie yang ada, semakin besar juga kemungkinan Anda untuk terlibat dalam QTE mudah yang memungkinkan Anda untuk membunuh setiap dari mereka dengan cepat. Seperti layaknya antrian dokter umum di rumah sakit, setiap zombie ini akan menunggu giliran QTE “dengan sabar”, hingga Anda menghabisi semuanya. Konyol.

Merasa terancam dan butuh untuk memulihkan sedikit nyawa? Anda hanya tinggal lari ke tempat yang lebih tinggi. Tidak perlu setting atap rumah atau mobil truk gandeng raksasa, Anda dapat dengan mudah melindungi diri di atas atap mobil sedang yang notebene rendah. Secara menakjubkan, para zombie ini tidak akan bisa menyusul Anda. Mereka tidak memiliki opsi yang memungkinkan pengejaran ke atas tempat yang lebih tinggi daripada tanah. Hasilnya? Profit! Anda bisa menghabisi zombie-zombie ini secara aman, atau sekedar mengumpulkan mereka dan kemudian berlari dengan cepat untuk membuat mereka kehilangan Anda dan tidak lagi mengejar. Anda juga bisa melempar botol ataupun flare untuk mengalihkan perhatian zombie yang belum melihat Anda sebelumnya.

Tidak perlu diragukan lagi, dari semua AI zombie yang pernah meluncur di game survival-horror, The Walking Dead: Survival Instinct menawarkan yang terburuk dari yang terburuk. Anda tidak sedang berusaha bertahan hidup, Anda tak ubahnya sedang tamasya menikmati dunia yang hancur dari kacamata Daryl. Tidak ada ketegangan, tidak ada ancaman yang memaksa Anda untuk terus waspada dan memusatkan perhatian di sekitar lingkungan. Daryl jauh lebih menyeramkan daripada zombie-nya sendiri.