Review Headset Gaming Creative Sound Blaster Recon3D Omega: Nirkabel Jempolan dengan Fungsi Komplit!

Reading time:
April 30, 2013

Creative Sound Blaster Recon3D Omega, Seberapa Baik?

Creative Sound Blaster Recon 3D Omega 41
Recon3D Omega, Seberapa Baik?

“Wireless” dan kualitas audio memang bukanlah dua buah kata yang seringkali bersandingan dalam sebuah atmosfer yang positif. Sifatnya yang nirkabel tentu saja berpotensi menghasilkan beberapa masalah krusial, terutama delay dan resepsi suara yang buruk. Berangkat dari pengalaman buruk serupa di masa lalu inilah, kami menjajal Recon 3D Omega ini. Hasilnya? Mengejutkan. Seolah menghancurkan segala macam prejudice yang sempat bagi bangun untuk perangkat audio wireless, Recon 3D Omega memperlihatkan kualitasnya. Kualitas audio ditawarkan secara maksimal, tanpa ada masalah. Seolah Anda tengah menggunakan sebuah headset dengan kabel yang mumpuni.

Salah satu kelemahan lain dari Wireless adalah masalah ketahanan baterai. Untuk memastikan dirinya dapat berfungsi tanpa kabel, Creative tentu harus menyuntikkan Recon 3D Omega dengan build baterai yang bisa diandalkan. Setidaknya cukup untuk memastikan bahwa gamer tidak harus bolak balik melakukan charge dan justru berpotensi merusak kenikmatan bermain yang ada. Untung saja, Creative juga memikirkan dengan matang hal ini. Lewat uji coba yang ada, ia mampu bertahan lebih dari 5 jam pemakaian secara terus-menerus. Bagaimana jika ia habis di tengah game yang tidak mungkin Anda tinggalkan? Anda tetap bisa menggunakan headset ini walaupun sedang berada dalam kondisi di-charge.

Dua keunggulan di atas tentu saja sudah cukup untuk membantu gamer yang sempat meragukan status “wireless” dari Recon 3D Omega ini, apalagi menyebutnya sebagai peripheral untuk gaming. Namun seperti perangkat audio utama, kita tentu tidak hanya akan menggunakan headset ini untuk menjajal serangkaian game-game andalan kita. Sudah menjadi hal yang tidak terhindarkan untuk memaksimalkannya dalam fungsi multimedia yang lain juga, dari mendengarkan musik hingga menikmati film-film definisi tinggi yang ada. Pertanyaannya kini, seberapa nyaman?

Film

Nama THX yang disandang oleh headset yang satu ini bukanlah sekedar gimmick tanpa arti. Seperti menikmati sebuah mini-theater yang terbungkus di telinga kecil Anda, Recon 3D Omega menawarkan kualitas audio sinema yang luar biasa. Kami sendiri menjajalnya di sebuah film animasi Jepang berjudul Sword of Strangers dalam definisi tinggi. Film dengan setting di masa feodal ini memang tidak menawarkan ledakan di sana-sini, namun tetap memberikan tantangan lewat serangkaian detail suara yang terus hadir. Kita membicarkan derap kaki di lahan sunyi, denting pedang, suara angin, hingga percakapan yang menarik di dalamnya. Recon 3D Omega tidak menghadapi tantangan yang berarti. Lewat fitur THX yang ditawarkan dan konfigurasi yang bisa Anda setting dengan mudah, Recon 3D Omega menyediakan atmosfer dan pengalaman audio sinema yang dekat dengan telinga Anda.

Musik

Preferensi terhadap musik memang lebih personal dibandingkan dengan gaming atau film. Dengan begitu banyak elemen yang bermain di dalam dan dinamika yang bisa terjadi, semua orang memiliki “standar” nyamannya sendiri-sendiri. Recon 3D Omega menjalankan tugas ini dengan baik, dengan menawarkan sisi detail yang masih pantas untuk diacungi jempol, apalagi bagi Anda yang memang lebih senang dengan dentuman bass yang terasa kuat. Ruang suaranya sendiri terasa sempit, seperti Anda sedang berhadapan dengan sumber suara dalam jarak yang sangat dekat. Kami sendiri menjajal beberapa lagu dengan format .mp3 dan beragam genre: Daft Punk – Get Lucky, Black Sabbath – God is Dead,  Johnny Cash – Hurt, dan X Japan – Amethyst (accoustic version). Untuk lagu-lagu yang terhitung pelan, Recon 3D Omega dapat melakukan tugansya dengan baik. Anda akan mendapatkan detail yang maksimal untuk setiap suara yang muncul, walaupun dalam ruang suara yang kecil. Dengan tanpa memanfaatkan EQ dan fungsi THX yang dimatikan, Anda akan dapat lebih menikmati fungsi yang satu ini.

Gaming

Anda tidak bisa menyebut perangkat Anda sebagai sebuah peripheral gaming jika ia tidak mampu menawarkan pengalaman gaming yang lebih sempurna. Seperti layaknya keunggulan yang kami dapatkan ketika menjajal film-film definisi tinggi, Recon 3D Omega juga memperlihatkan tajinya di fungsi ynag satu ini. Suara dentuman, aksi, dan detail suara yang ada akan menawarkan sensasi gaming yang lebih sempurna, apalagi jika Anda menjajalnya di genre dengan sisi aksi yang kental seperti FPS. Diperkuat dengan “Shoot Mode”yang diklaim akan mampu menghadirkan detail efek suara yang lebih jernih, kami membuktikannya ketika menjajal Counter-Strike: Global Offensive. Tidak hanya suara derap kaki yang kini mampu terdengar dan dibedakan dengan lebih jelas, suara senjata dan ledakan juga mengalami pergeseran volume yang cukup signifikan. Seperti di sisi film juga, Anda bisa memanfaatkan fitur THX yang ada untuk mendapatkan sensasi 5.1 yang lebih maksimal, terutama untuk game-game yang memang didesain untuk menciptakan pengalaman sinematik terbaik. Kemampuannya untuk memfasilitasi kebutuhan audio di Playstation 3 dan XBOX 360 juga menjadikannya sebagai alternatif menarik bagi gamer konsol yang membutuhkan perangkat serupa di pasaran.

Kesimpulan

Creative Sound Blaster Recon 3D Omega 49
Recon 3D Omega berhasil membuktikan tajinya sebagai salah satu headset gaming terbaik di pasaran, yang tidak hanya menarik bagi gamer kompetitif, apalagi mereka yang menjadikan FPS sebagai genre utama, tetapi juga para penikmat film definisi tinggi yang memang mencari kualitas sinematik secara audio di rumah.

 

Lupakan ketakutan bahwa nama “Wireless” yang disandangnya akan menjadi kelemahan tersendiri. Recon 3D Omega telah membuktikan dirinya sebagai headset gaming nirkabel yang dapat diandalkan, tidak hanya untuk gaming, tetapi juga untuk fungsi multimedia yang lain. Walaupun tidak terlalu tampil memesona di sisi musik, namun pengalaman THX yang ia tawarkan di film-film definisi tinggi dan game-game andalan Anda akan menjadi nilai jual tersendiri. Ini seperti memiliki sebuah mini-theater mumpuni di dalam telinga. Salah satu yang pantas untuk disayangkan hanyalah ruang suaranya yang terhitung kecil, membuat Anda seolah berada sangat dekat dengan sumber suara yang muncul. Kebocoran suara keluar juga menjadi catatan yang pantas untuk diperhatika. Anda harus memastikan diri tidak mengganggu ruang privasi orang lain dengan volume headset yang ada.

Terlepas dari kelemahan ini, Recon 3D Omega membuktikan diri sebagai sebuah headset gaming yang dapat diandalkan. Nyaman digunakan di telinga untuk waktu yang cukup lama dan fungsi nirkabelnya yang hadir tanpa masalah sama sekali selama pengujian membuatnya menjadi salah satu headset terbaik yang pernah kami jajal di meja Jagat Play. Ia juga menjadi alternatif dari kelangkaan perangkat audio yang memang mendukung fungsi gaming di Playstation 3 dan XBOX 360. Manual pemasangan yang mudah dan dukungan driver yang akan membantu mengkustomisasi kebutuhan audio sesuai dengan preferensi pribadi masing-masing juga menjadi kelebihan yang pantas untuk diacungi jempol. Satu catatan lainnya, Creative tidak menyediakan satu ekstra kabel untuk mengisi kembali headset Anda ketika kosong, sehingga Anda harus mengandalkan kabel dari perangkat yang lain. Namun kesempatan untuk tetap menggunakannya selama diisi pantas untuk diapresiasi.

Recon 3D Omega berhasil membuktikan tajinya sebagai salah satu headset gaming terbaik di pasaran, yang tidak hanya menarik bagi gamer kompetitif, apalagi mereka yang menjadikan FPS sebagai genre utama, tetapi juga para penikmat film definisi tinggi yang memang mencari kualitas sinematik secara audio di rumah. Bagi Anda yang memiliki ekstra budget untuk gaming, headset ini sendiri dibanderol dengan kisaran harga sekitar Rp 2.200.000,- di pasar Indonesia. Sebuah harga yang pantas untuk kualitas yang ia tawarkan.

 

Pages: 1 2
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

April 11, 2024 - 0

Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon’s Dogma 2? Mengapa kami…
March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…