Review Army of Two – The Devil’s Cartel: Monoton dan Hambar!

Reading time:
April 10, 2013

Kesimpulan

Army of Two The Devil Cartel 16
Monoton dan hambar, ini menjadi dua kata yang paling efektif untuk menggambarkan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan oleh Army of Two: The Devil’s Cartel ini. Walaupun mengusung Frostbite 2.0 yang memungkinkan Visceral Montreal untuk mengusung visualisasi dan lingkungan yang lebih destruktif, tidak ada hal yang baru sama sekali di Army of Two: The Devil’s Cartel ini. Anda akan merasakan kesan yang sangat repetitif.

Monoton dan hambar, ini menjadi dua kata yang paling efektif untuk menggambarkan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan oleh Army of Two: The Devil’s Cartel ini. Walaupun mengusung Frostbite 2.0 yang memungkinkan Visceral Montreal untuk mengusung visualisasi dan lingkungan yang lebih destruktif, tidak ada hal yang baru sama sekali di Army of Two: The Devil’s Cartel ini. Anda masih akan berhadapan dengan game third person shooter murni yang hanya meminta Anda untuk menembak, berlindung, bergerak ke area selanjutnya, dan terus berulang. Musuh yang ada juga tidak menawarkan tantangan sepadan dan terkesan sangat repetitif. Menyuntikkanya dengan Overkill, TWO Vision, kustomisasi tampilan, dan AI Bravo yang cukup responsif? Sama sekali tidak membantu memberikan pengalaman bermain yang lebih menyegarkan. Army of Two: The Devil’s Cartel jatuh pada kualitas yang membuatnya tidak sejajar jika dibandingkan dengan game third person raksasa yang diracik oleh developer kompetitor yang lain.

Alih-alih menyegarkan, game ini justru mengandung beberapa masalah yang krusial. Selain keseluruhan gameplay yang terasa monoton dan tidak menarik, Anda masih harus berhadapan dengan beberapa glitch dan mode multiplayer split-screen yang tidak memungkinkan Anda untuk menempuh progress permainan yang sudah Anda capai dari mode solo campaign. Tidak adanya dramatisasi dan cut-scene yang begitu merepresentasikan atmosfer Hollywood yang kentara juga menjadi catatan kekurangan lainnya. EA dan Visceral Montreal gagal mengembangkan sebuah game yang mampu membawa dan melambungkan nama besar Army of Two ini sendiri.

Karena kesan monoton dan hambarnya yang begitu kentara, tidak mengherankan jika Anda akan mudah merasa bosan ketika menjajal game ini, apalagi Anda yang sempat mencicipi game serupa lainnya yang mampu menawarkan sensasi yang jauh lebih baik. Anda bisa membandingkan dan memahami ada begitu banyak hal yang kurang di The Devil’s Cartel, apalagi Anda yang berharap ia mampu menawarkan sebuah pengalaman bermain yang fun dan menyegarkan. Kami bahkan tidak “sanggup” menyelesaikan game yang satu ini. A fail attempt, i must say..

Kelebihan

Army of Two The Devil Cartel 49
Interaksi antara para karakter dari T.W.O menjadi salah satu nilai plus dari seri Devil’s Cartel ini.
  • Visualisasi yang lebih mumpuni untuk teknologi sekelas konsol
  • Multiplayer split-screen yang tetap dipertahankan
  • Voice acts yang cukup kuat

Kelemahan

Army of Two The Devil Cartel 102
Monoton dan hambar, hampir tidak ada dramatisasi ataupun point yang akan membuat Anda terpesona dan kagum dengan game yang satu ini. Semuanya berjalan begitu “biasa”.
  • Plot yang klise
  • Gameplay yang terasa sangat repetitif dan monoton
  • AI musuh yang tidak menantang
  • AI Bravo yang sering mengalami glitch
  • Split-screen yang harus meminta Anda mengulang mode solo
  • Tidak ada dramatisasi yang memorable

Cocok untuk gamer: penggemar berat game third person, tidak mempermasalahkan gameplay repititif tanpa variasi

Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan game third person yang menyegarkan dan terus memacu adrenalin, yang baru saja memainkan Bioshock Infinite, Gears of War: Judgement, atau Tomb Raider reboot.

 

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…